- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 206
“Baik, baik.”
Mario memapah Tracy pergi meninggalkan ruangan itu...
Alice mendesak dari belakang, “Aku sudah menyiapkan hotel untuk kalian. Hotelnya ada di seberang,
aku akan mengantar kalian ke sana...”
“Sayang sekali!” Alice menyimpan ponselnya. Ia tertawa mengejek, “Malam itu, Stanley tiba di bar lebih
cepat, jadi aku buru–buru pergi menemuinya. Jadi, aku meletakkan kamera di dalam vas bunga.
Kemudian, tidak tahu kenapa, kamera itu tidak merekam apa–apa. Kalau tidak, sekarang pasti ada
adegan yang lebih menghebohkan dan mengairahkan.”
“Benar–benar hina!!!” Tracy murka, “Alice, aku begitu baik kepadamu. Kenapa kamu ingin
mencelakaiku? Kenapa?”
“Kamu baik kepadaku?” Alice merasa konyol, “Sejak kecil hingga besar aku adalah pengikut kecilmu,
seperti pelayan yang melayanimu. Ini yang dinamakan baik? Kita semua satu keluarga. Ayah kita
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtsama–sama bermarga Smith. Atas dasar apa kamu adalah nona besar yang elegan, sedangkan aku
adalah pengikut kecilmu? Atas dasar apa?”
“Semua yang aku miliki diberikan Ayahku kepadaku. Apa hubungannya denganmu?”
Tracy sulit memahami logikanya.
“Benar, jadi ayahmu cepat meninggal,” Alice berbicara kata per kata seperti pisau yang menusuk
jantung Tracy, “Mati karenamu!!!”
“Omong kosong!”
Tracy mendidih hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Ia mengulurkan tangan ingin menampar Alice,
tetapi tangannya berhasil dicekal oleh Beatrice.
“Coba saja jika kamu berani menampar Alice?” Beatrice mendorong tangannya. Ia memberi Tracy
peringatan keji, “Sekarang kita punya kelemahanmu, seharusnya cukup membuatmu berlutut
memohon bagai anjing. Kamu masih berani sombong?
Percaya atau tidak, sekarang juga aku akan menyebarluaskan video dan foto ini? Kemudian, meminta
Mario menjelaskan cerita detil malam itu di depan media....”
“Kamu....” Tracy tidak bisa berbicara sepatah kata pun. Ia melihat Mario sembari menggeleng
gelengkan kepala, “Tidak mungkin, tidak mungkin dia. Mustahil….”
“Aku, benar itu aku.” Mario menatapnya dengan lemah, “ Aku masih ingat bekas luka di pinggangmu..”
Fakta itu menyentrumnya, sekujur tubuh Tracy bergetar hebat. Ia terduduk lemas di atas sofa.
Di pinggangnya, memang ada sebuah bekas luka.
Tidak....
Tracy tiba–tiba teringat satu hal penting. Ia langsung melangkah maju mendorong Mario ke dinding. Ia
mengulurkan tangan mengangkat baju Mario ke atas.
“Ckckck!” Beatrice bergegas membalikkan badan. Ia menutup matanya sembari memaki, “Benar benar
tidak tahu malu, berani sekali berbuat hal tak senonoh di depan kami. Benar–benar menjijikkan!”
“Benar–benar gila....” Alice mengernyitkan kening dengan jijik.
Tracy mengangkat kemeja Mario. Ia melihat bagian pinggang belakangnnya, tidak ada tato... i
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Bukan dia!
Tracy sangat yakin, pasti bukan dia!!!
“Tracy, aku tidak ada waktu menemani kegilaanmu.” Alice memperingatkannya, “Sekarang aku
perintahkanmu, segera menikah dengan pria ini. Kalau tidak, aku akan menyebarkan video dan foto ini,
serta tiga anak haram yang kamu lahirkan dari gigolo Thailand.”
“Aku tidak akan menikah dengannya.” Tracy perlahan–lahan tenang, “Dia bukanlah pria malam itu dan
juga bukan ayah dari anakku. Kalian sengaja mencari orang lain untuk mencelakaiku.”
“Apa ada yang salah dengan otakmu?” Alice menggoyangkan foto itu sembari bicara, “Aku sudah
menunjukkan buktinya kepadamu, dan kamu masih membantah?”
ara
“Aku yakin pria itu bukan dia.” Tracy sangat bersikeras, “Tapi jika kalian berani berbicara sembarangan
di luar, aku pasti tidak akan melepaskan kalian!”
“Kamu...”
“Aku ingin melihat bagaimana caramu menghadapi kita.” Beatrice tertawa mengejek, “Mentang
mentang dibelakangmu ada Presdir Daniel, kami jadi takut denganmu? Ingat baik–baik, jika Presdir
Daniel tahu aibmu itu dan tahu kamu punya tiga anak. Apakah ia masih mau melindungimu? Kurasa ia
akan mencekikmu sampai mati.”