- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 125
Meskipun selama bertahun–tahun ini Maisha telah memperlakukannya setulus hati, tetap saja Agatha
tidak pernah sekali pun menganggapnya sebagai seorang ibu.
Calvin dan Erna menikah karena perjodohan, setelah menikah dia sangat dingin terhadap Erna. Ernah
selalu murung dan pada akhirnya meninggal saat Agatha masih kecil.
Begitu meninggal, dia memberi Calvin kesempatan untuk menikah lagi, maka dari itu Agatha
menyalahkan Maisha atas ini semua.
Oleh karena itu, Maisha sering kali disiksa secara terang–terangan maupun secara diam–diam,
bahkan dia juga merencakan sesuatu agar Maisha keguguran dan tidak bisa melahirkan lagi.
Di depan, dia dan Maisha tampak baik–baik saja, hanya dirinya saja yang tahu betapa bencinya dia
pada Maisha, apalagi dia adalah ibunya Selena.
Bahkan Agatha juga melampiaskan amarahnya pada Selena ke Maisha.
Kalau dulu dia tidak akan peduli dengan Maisha, tetapi hari ini dia bahkan meletakkan tangannya di
tangan Maisha dan membiarkannya memimpin.
Mereka berdua tampak seperi ibu dan anak yang harmonis di hadapan orang–orang.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtMaisha merasa sedikit senang di dalam hatinya, setelah beberapa tahun ini Agatha menyalahkan
dirinya atas kematian ibunya, tetapi Maisha juga seorang ibu dan sepenuhnya memahami
perasaan Agatha.
Mengandalkan semua kasih sayang ibu yang hilang dari Selena pada Agatha, tidak peduli bagaimana
Agatha memperlakukannya, Maisha berharap suatu hari nanti Agatha akan memahaminya.
Seperti sekarang Agatha sudah mulai menerima dirinya, Maisha merasa sangat terhormat.
Semua orang segera memuji mereka berdua, Agatha melihat waktu sudah tiba dan mulai berkata, “Ibu,
mana Adik Selena? Padahal dia sudah di kapal sejak tadi, tapi kenapa enggak menghampiri
dan menyapa kita.”
“Anak itu sejak kecil sangat keras kepala, dia mana sedewasamu? Dia lebih ingin sendirian.”
Maisha teringat akan ekspresi dingin Selena, jadi dia tidak ingin mengganggu suasana bahagia
seperti ini dengan memanggilnya.
“Bagaimana mungkin? Kalau Selena punya masalah pada Ibu, aku akan menasihatinya. Padahal Ibu
selalu memikirkannya dan hari ini adalah hari yang membahagiakan, jadi alangkah baiknya kalau
kalian bisa berkumpul.”
1/2
Maisha tidak bisa melawan Agatha, jika Agatha dan Selena bisa berdamai, maka Maisha tidak perlu
merasa kesulitan berada di tengah–tengah.
“Baiklah, tapi enggak tahu di mana Selena?”
“Di sana, ayo kita temui dia.”
Agatha memimpin sekelompok wanita paruh baya yang berjalan sambil bercanda.
Alana juga berhasil mengumpulkan sekelompok wanita cantik internet dan mereka semua sedang
siaran langsung.
Ketika kapal pesiar yang megah dan mewah muncul di depan mata, para penonton di ruang siaran
langsung mengeluarkan rasa kagum.
‘Apakah ini dunia orang kaya? Ternyata kebahagiaan yang tidak bisa kita bayangkan.”
‘Pantas para idola berusaha keras untuk menikah dengannya, seperti wanita kaya yang muncul, dia
menggunakan kalung seharga 7 digit.‘
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmtadi
‘Beberapa orang terlahir kaya, tidak seperti kita yang rakyat jelata.‘
Penyiar tersenyum sambil menatap kolom komentar, “Selanjutnya, aku akan membawa teman- teman
ke restoran prasmanan, ada ribuan jenis bahan makanan loh, jadi semua orang harus membuka mata
dengan lebar dan melihat dengan baik, banyak bahan makanan yang tidak bisa dibeli di luar sana,
dekorasi restorannya juga sangat mewah.”
Mereka sengaja mencari sensasi. Sebenarnya mereka sangat bersemangat menangkap basa
perselingkuhan dan zina secara langsung, karena siaran langsungnya pasti akan heboh.
Agatha menyeringai begitu melihat semuanya sudah siap, tetapi dia tidak melihat sosok Harvey di
tengah kerumunan.
Tidak masalah kalau tidak datang, lagi pula masalahnya akan segera gempar.
Dia memberi isyarat kepada seorang pembawa acara dan orang itu segera mendekat.
“Semuanya, saatnya menyaksikan keajaiban!”
Hati yang berdebar dan tangan yang gemetar, si penyiar kecil dengan hati yang rumit dan tegang
membuka pintu.