- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 183
Pikiran ini melintas di benak Selena dan wajah Harvey langsung memenuhi
pikirannya.
Perlu diketahui bahwa Harvey sudah pernah mencemooh triknya berkali–kali dan sangat
memungkinkan apabila dia mengatakannya sekarang, Harvey akan mengejeknya dan berpikir bahwa
Selena membela ayahnya.
Selain itu, mengatakan segalanya pada Harvey sebelum menemukan kebenarannya. kemungkinan
besar akan menarik perhatian dalang yang berada di balik layar, sehingga membuat situasi berubah.
Jadi, dia mengurungkan niatnya.
Sebenarnya ada atau tidaknya dalang itu, tetap tidak akan memengaruhi hubungannya dengan
Harvey, karena memang faktanya Harvey berselingkuh.
Selena jauh lebih tenang dari sebelumnya, dia hanya menjawab dengan nada yang
murung.
Setelah mendapatkan jawaban yang diinginkannya, pikiran Selena menjadi lebih.
jernih.
Dia meraih erat baju Harvey. Menemukan kebenaran menjadi satu–satunya
alasannya untuk bertahan hidup.
“Terima kasih telah menelepon 118.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Nggak perlu memikirkan yang sudah terjadi. Tidurlah.”
Harvey hanya mengira bahwa Selena ketakutan. Jadi, dia memeluknya sebelum
tidur.
Anehnya, Selena tidak pernah lagi menyebut Agatha di depannya. Mereka berdua
seolah–olah kembali ke masa lalu.
Itu hanya luarnya saja. Ketika Harvey tertidur, Selana yang tidur manis di
pelukannya tiba–tiba membuka mata, menggeser tubuhnya, dan nyaris berpindah ke
tepi tempat tidur. Dia tidak ingin bersentuhan dengan Harvey.
+15 BONUS
Harvey memang lumayan bisa dipercaya. Keesokan paginya, Selena langsung
mendengar sebuah suara yang tak asing, “Wah, rumahnya bagus sekali! Yesa, apa
kamu bisa melukis rumahnya dengan kuas?”
Pemuda di sebelahnya menariknya dengan ragu–ragu, “Kamu harus tetap tenang di kediaman orang
lain, jangan lupa betapa menakutkannya orang itu.”
Selena masih belum turun ketika mendengar suara itu, dia pun berlari ke bawah.
Wajah pemuda yang ceria pun muncul di hadapannya.
“Kak Selena!”
Selena menuruni tangga dengan cepat, wajahnya tampak terkejut dan bahagia,”
Bagaimana kalian bisa datang?”
“Kemarin, banyak orang datang ke pulau ini. Ada yang sedang mengamati, ada yang
berkeliling, dan ada yang mengirimkan banyak barang untuk kita. Pagi ini pun, kami dijemput oleh
seseorang. Kak Selena, apa itu orang suruhanmu?”
Selena tidak menyangka Harvey akan betindak secepat ini. Selena segera
mengangguk, lalu terdengar suara Harvey, “Sudah senang sekarang?”
Kedua orang itu secara spontan langsung melindungi Selena. Mereka tidak. menyangka bisa bertemu
dengan Harvey di sini.
“Jangan khawatir, dia nggak akan melukaiku.”
Selena sudah terbiasa melihat tatapan Harvey yang sinis. Dia memeluk lengan Harvey dengan
sukarela, “Bagaimana caramu membawa mereka ke sini?”
“Bukankah kamu sangat memedulikan dua bocah ini?” Harvey menunjuk ke arah
Yesa sambil berkata, “Aku sudah mengurus pendaftaran mereka. Jika dia punya
bakat melukis, dia bisa masuk ke sekolah seni.”
“Bocah satunya yang keras kepala sepertinya cocok masuk akademi kepolisian.”
Selena tidak tahu berapa biaya yang sudah Harvey keluarkan untuk memasukkan mereka berdua ke
sekolah. Hal ini membuat suasana hati Selena menjadi sangat
bagus.
“Terima kasih.” Selena mengucapkan itu dari lubuk hatinya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm20
+15 BONUS
Harvey merapikan lengan bajunya, “Lamaranmu sudah kuajukan ke bagian personalia. Tiga hari lagi,
datanglah tepat waktu untuk bekerja.”
Setelah mengatakan itu, dia pergi tanpa sarapan. Seolah–olah sengaja memberikan.
waktu untuk mereka.
Selena merasa mungkin Harvey telah berubah dan sedikit kembali seperti masa lalu.
Setelah Harvey pergi, mereka berdua menjadi sangat cerewet dan saling tanya satu
sama lain.
Saat tidak ada orang, mereka diam–diam memberikan selembar kertas bertuliskan nomor ponsel
kepada Selena.
Selena menelepon nomor itu dan suara pria yang familier terdengar, “Ini aku.”
“Bagaimana kabarmu?”
“Baik.” Suara George tetap datar.
Selena menceritakan soal pulau kepadanya, tetapi George tidak terlalu terkejut, ” Sudah kuduga kalau
kamu akan menepati janji.”
Selena menggigit bibirnya dan mengungkapkan kekhawatirannya, “George, bisakah kamu melakukan
sesuatu untukku? Sekarang, hanya kamu satu–satunya orang yang
bisa kupercaya.”
BIG SALE: 1250 BONUS FREE FOR YOU!