- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 191 Selena agak terkejut, dia tidak menyangka Harvey akan datang menjemputnya. Meskipun dia
sudah menyerahkan barangnya kepada George, tetapi Selena masih saja merasa gugup ketika naik ke
mobil, dia selalu merasa Harvey bisa membaca pikirannya. Setelah naik mobil, Harvey benar–benar
bertanya kepadanya. “Apa kamu sudah main dengan senang?” “Lumayan, tapi agak menakutkan.
Jarren bahkan sampai menangis ketakutan.” Selena menjawab dengan ekspresi yang tenang. Harvey
pun mengalihkan tatapannya dari wajah Selena. Awalnya dia sengaja membiarkan Selena berkumpul
dengan anak–anak itu lagi, agar dia bisa berubah seceria dahulu. Fakta membuktikan bahwa tidak
hanya perasaan di antara mereka berdua saja yang tidak bisa kembali lagi, tetapi begitu juga dengan
Selena. Dahulu ketika mereka duduk bersama, Selena akan memeluk lengannya dan terus berbicara
tanpa henti, mulut kecilnya itu tidak pernah tertutup sama sekali. Tidak seperti sekarang, dia duduk
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtdengan tegak, tangannya menarik pegangan mobil dan matanya menatap ke luar jendela. Dia
menjawab hanya ketika Harvey bertanya saja, ketika tidak mengobrol, rasanya seperti terpisah oleh
jarak ribuan gunung dan sungai. Suasananya sangat canggung, sama sekali tidak ada yang berbicara.
Selena bisa merasakan tatapan Harvey yang terus meliriknya, hatinya merasa sangat cemas, apakah
dia sudah ketahuan keluar tanpa izin? Bagaimanapun Harvey sudah memperingatkannya semalam,
Harvey akan mengembangkan pulau itu dan menjamin kehidupan di sana. Harvey hanya meminta satu
syarat, yaitu jangan bertemu dengan George lagi. Padahal Selena baru saja berjanji dengan tekad
yang kuat, tetapi keesokan harinya dia sudah melanggar janjinya, entah apa yang dipikirkan Harvey
tentangnya. Harvey tidak berbicara, tetapi tatapannya yang terus melirik Selena, seperti sedang
menyiksanya. Setelah sampai di Kediaman Irwin, Selena baru merasa lega ketika Harvey tidak
menunjukkan kemarahannya. Harvey berkata dengan dingin, “Aku tidak pulang makan malam ini.” “Oh,
baiklah.” Selena membuka pintu mobil dan hendak turun. Tiba–tiba pergelangan tangannya sakit, dia
langsung ditarik Harvey dan jatuh ke dalam pelukan Harvey, hingga membuatnya bersandar pada
Harvey tak berdaya. Dia mendongakkan kepalanya dan menatap Harvey dengan bingung. “Hmm?”
Harvey berkata dengan tegas sambil menatapnya, “Selena, aku bilang, aku mau pergi makan di
Kediaman Wilson.” Selena mengangguk dan berkata, “Aku sudah tahu, jangan khawatir, aku nggak
akan meneleponmu untuk mendesakmu pulang.” Dia teringat masa lalunya yang takut kehilangan dan
mengalami gangguan mental yang serius, begitu Harvey tidak pulang setelah pukul enam, dia akan
terus meneleponnya. Akhirnya Harvey merasa terganggu dan langsung mematikan ponselnya. Selena
akan terus memanaskan hidangan yang sudah dingin hingga berulang kali dan berputar–putar di
dalam ruangan dengan gelisah. Pikirannya terus berpikir sembarangan. Jangankan Harvey, bahkan
selena sendiri merasa jijik begitu mengingat dirinya yang dahulu. +15 BONUS Tentu saja karena saat
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmitu dia masih merupakan Nyonya Irwin yang sah, sekarang dia sudah menyadari posisinya sendiri,
tentu saja dia tidak akan terus menghalangi Harvey. Dahulu, bahkan udara pun terbelenggu,
membuatnya tidak bisa bernapas. Sekarang ketika Selena tidak begitu memedulikannya lagi, Selena
merasa mendapatkan kembali kebebasannya. Sebaliknya Harvey yang tidak terbiasa, terkadang
Selena sangat posesif, Selena bahkan tidak memperbolehkannya untuk melakukan berinteraksi yang
normal. Begitu tahu dia akan pergi makan, Selena akan menatapnya dengan ekspresi cemas, dia akan
menggenggam tangannya dan memohonnya untuk menemaninya. Tidak seperti sekarang, Selena
sangat tenang dan tidak peduli dengannya lagi. Tanpa sadar, tangannya yang menggenggam
pergelangan tangan Selena dengan kuat, membuat Selena mengerutkan keningnya karena kesakitan.
“Sakit! Aku tidak menghalangimu pergi, apa yang sedang kamu lakukan?” Selena berkata dengan
kesal. Harvey berkata dengan nada rendah, “Kamu juga tidak peduli jika aku tidur di tempat lain?”
Recharge Promo: 1000 Bonus Free