- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 299
Harvey tidak menghiraukan Alex dan segera membuka kotak.
Di dalamnya berisi informasi tentang Jane Hasibuan dan orang–orang lainnya. Dia ingat wanita
bernama Jane Hasibuan ini.
Dulu Selena pernah diam–diam mencari informasi tentang Jane Hasibuan di ruang baca miliknya.
Kemudian, Selena pergi ke rumah sakit jiwa dan pada hari yang sama, ada orang yang bunuh diri
dengan melompat dari gedung rumah sakit.
Harvey tahu tentang hal ini.
Selena menyusun data tentang Jane dengan sangat rinci, termasuk informasi tentang kelahiran
anaknya.
Harvey berhenti di alamat yang tertulis di lembar terakhir dan berkata dengan muram, “Suruh orang
periksa alamat ini, mungkin kita bisa mendapatkan sesuatu yang tidak terduga.”
“Baik,”
“Tangkap Sandra dan buat dia buka mulut.”
Hal yang membuat Harvey frustrasi adalah bahwa orang itu telah menghabiskan bertahun–tahun untuk
menyeludupkan beberapa mata–mata di Grup Irwin. Ketika Harvey melakukan pemeriksaan yang
ketat, bahkan petugas kebersihan yang biasa membersihkan ruangannya pun tiba–tiba menghilang,
bahkan bayangannya pun tidak bisa ditemukan.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtPihak lawan telah mempersiapkan semuanya, dan mereka juga sudah bersiap–siap sejak awal dengan
kemungkinan ketahuan olehnya.
Berhubung Sandra adalah bawahan orang tersebut, maka tentu saja dia tidak boleh dibiarkan pergi
begitu saja.
“Baik, Tuan Harvey, saya akan segera menanganinya. Tapi siapa sebenarnya yang memberikan
petunjuk
kepada kita?”
Harvey menggosok pelipisnya yang masih terasa sakit. Dia tahu betul bahwa Selena berada di balik
semua ini.
Selena menggunakan cara ini untuk membersihkan tuduhan yang tidak adil terhadap Arya.
Sebenci itukah Selena pada dirinya?
Saking bencinya sampai tidak mengirim satu pesan teks atau satu panggilan pun padanya.
Harvey menghadapi perang batin. Dia ingin tahu yang sebenarnya tetapi dia juga takut bahwa hari
ketika kebenaran terungkap mungkin akan menjadi hari di mana Selena dan dia benar–benar harus
berpisah.
“Keberadaannya masih belum ditemukan?”
“Saya sudah mengecek semua tempat dari hotel, kediaman Keluarga Bennett, apartemen, sampal
tempat tinggal temannya. Nyonya sama sekali tidak pernah pergi ke semua tempat itu. Nyonya
memang sengaja bersembunyi, tapi belum tentu dia sedang bersembunyi dari Tuan Harvey,”
Kalaupun Selena bukan sedang menghindarinya, Harvey juga tahu betul bahwa Selena tidak akan
pernah mempercayainya lagi dalam hidup ini.
Dia menangkupkan kedua tangannya di kepalanya yang terasa seperti hampir pecah, dan tersenyum
getir dalam keputusasaan.
Masalahnya sudah seperti ini, pada akhirnya dia sendiri yang menanggung akibatnya.
Dia sendiri yang mendorong Selena menjauh selangkah demi selangkah.
“Tuan Harvey, jangan sedih. Nyonya bisa bersembunyi beberapa hari, tapi dia tidak bisa bersembunyi
seumur hidup. Saya sudah memerintahkan agar setiap sudut kota dijaga dengan ketat. Nyonya tidak
akan bisa meninggalkan Kota Arama. Kita akan segera menemukannya.”
Harvey mengusap dadanya. Entah mengapa, dia terus merasa bahwa dia akan kehilangan Selena.
sepenuhnya.
Setelah mengatur segalanya, Harvey meminum obat tidur dan akhirnya perlahan–lahan tertidur.
Dalam mimpinya, dia kembali memimpikan Selena yang sedang berdiri di tepi laut.
Selena mengenakan gaun pesta yang indah, tapi kedua matanya menatap Harvey dengan dingin.
“Harvey, dasar pembunuh! Kamu telah membunuh ayahku dan anakku! Darah harus dibayar dengan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmdarah!”
*Seli, dengarkan penjelasanku.”
“Harvey, hal yang paling aku sesali dalam hidup ini adalah menikah denganmu.”
Selesai berbicara, Selena mengambil sebilah pisau yang tajam dan menusuknya dengan sekuat
tenaga ke dada Harvey, membiarkan darah mengalir ke lantai.
Selena malah tersenyum dengan senyuman yang sangat menawan.
“Kualat! Kamu berhutang nyawa padaku. Aku tidak ingin kamu mati, aku ingin kamu menghabiskan
sisa
hidupmu dalam penyesalan!”
Sambil berkata begitu, Selena melompat ke laut, “Selamat tinggal untuk selamanya, Harvey.”
Harvey berlari sekuat tenaga dan mencoba menangkap tangan wanita itu, tetapi dia hanya berhasil
meraih sehelai kain tipis dari gaunnya.
“Seli, jangan pergi!”
213
+15 BOATUS
Harvey tiba–tiba terbangun dari mimpinya. Punggungnya sudah basah kuyup oleh keringat.
Terbayang sorotan mata Selena yang penuh tekad dalam mimpi tadi, Harvey tidak bisa tidur lagi. m
Sebuah kecemasan yang kuat melanda hatinya. Selena akan pergi meninggalkannya selamanya!