- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 327
Agatha menelan semua keluhan yang ingin dia keluarkan. Sejak kapan Harvey bahkan tidak ingin
berbicara sepatah kata pun dengannya.
“Harvey, kamu tidak bisa melihat wajahku?*
Harvey baru mengangkat kepalanya dan melihat pipinya yang memerah, serta ada bekas tapak jari.
“Siapa yang memukulmu?”
“Ayahku.”
“Tidak ada yang bisa dilakukan.” Harvey duduk kembali dan membuka sebuah map.
Dia tidak mungkin pergi mencari Calvin untuk membuat perhitungan, ‘kan? Batin Harvey.
Tanpa hubungan Keluarga Wilson sekalipun, dia sendiri sangat menghormati Calvin.
Agatha melihat Harvey tidak menunjukkan reaksi apa pun, dia segera bergegas ke arahnya. “Jika
Selena
terluka, apakah kamu masih akan bersikap sedingin ini?”
Harvey ingin mengatakan memangnya kamu pantas untuk dibandingkan dengannya. Namun, ketika
dial teringat Kavin yang telah meninggal, dia menelan kembali kalimat itu. “Aku akan meminta Alex
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmengantarmu ke rumah sakit.”
“Aku adalah tunanganmu!”
Agatha merasa sangat tidak puas dengan sikapnya yang asal–asalan. Memang, dia tidak pernah
menunjukkan kedekatan pada dirinya, melainkan selalu bersikap sopan dan menghormatinya.
Sekarang Harvey bahkan tidak bisa menunjukkan rasa hormat yang paling mendasar. Rasa jijiknya
terhadap dirinya terlihat jelas.
“Kamu nggak datang saat pesta pertunangan.” Harvey mengingatkan.
“Kenapa? Kamu nggak mau mengakui janjimu? Jangan lupa kamu sudah berjanji pada Kavin untuk
melindungi kami seumur hidup! Jika bukan karena Kavin, kamu sudah mati!”
Kalimat ini diucapkan Agatha berkali–kali, seperti saat dia menginginkan “Starkling“. Harvey bilang
tidak bisa, kemudian dia akan mengungkit kematian Kavin.
Agatha ingin Perumahan Kenali, itu seharusnya menjadi kejutan untuk Selena, tetapi akhirnya Harvey
dengan sakit hati harus melepaskannya begitu nama Kavin disebut.
Bahkan rumah sakit yang dipersiapkan oleh Harvey selama beberapa tahun, mulai dari tender,
pengajuan izin, pembebasan lahan, pembangunan, semuanya menghabiskan banyak energi. Awalnya
dirinya ingin memberikan rumah sakit itu sebagai hadiah pada Selena setelah dia melahirkan.
Dia tahu Selena memiliki hali yang baik, dia bahkan mendirikan sebuah dana amal khusus untuk
orang- orang yang tidak mampu mendapatkan perawatan medis.
Dia sudah membayangkan betapa bahagianya Selena saat mengetahuinya.
Ketika Agatha mengetahui berita itu, dia menuntut saham rumah sakit dan bahkan mengubah
namanya..
Dalam beberapa waktu itu, ditambah dengan kebencian adiknya, Harvey juga membenci Selena, tetapi
rasa cintanya tidak pernah berkurang, a
Rasa bersalah terhadap Kavin menjadi modal bagi Agatha untuk menuntut banyak hal, dan Harvey
terus- menerus menahan diri.
Hasil menahan sampai akhir adalah Selena terluka parah.
Harvey tiba–tiba menutup map dengan keras, membuat Agatha terkejut.
“Kamu, kenapa kamu melihatku seperti itu! Apakah aku salah bicara? Dia itu mati juga karena
melindungimu….”
“Cukupl
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSeluruh tubuh Harvey memancarkan hawa dingin yang menusuk, suaranya pun turun ke tingkat
terendah. Dia berdiri, berpegangan pada meja dengan kedua tangannya,
“Apakah kematian Kavin adalah modalmu untuk menuntut harga setinggi langit?”
Harvey menatap Agatha dengan tatapan tajam yang penuh tekanan. Agatha gemetar ketakutan di
bawah tatapannya. “Aku, aku…”
“Ya, dia mati demi menyelamatkanku. Aku sangat berterima kasih padanya dan berjanji padanya untuk
menjaga kalian dengan baik. Kamu bilang kamu ingin menikah denganku, aku menyetujuinya. Apa pun
yang kamu inginkan, aku akan berikan padamu.”
“Pada pesta ulang tahun Harvest sebelumnya, dan di pesta pertunangan kali ini, kapan aku pernah
menjelek–jelekkanmu sedikit pun? Agatha, tidak perlu aku sebutkan berapa Banyak uang dan tenaga
yang telah aku curahkan untukmu. Apakah kamu benar–benar pernah merasa sedih atas kematian.
Kavin?”
Agatha jelas–jelas merasa tidak senang. “Aku hamil anaknya, kenapa aku tidak sedih saat dia
meninggal?” a
Harvey memandangnya dengan pandangan yang tajam, sehingga Agatha merasa canggung dan
menundukkan kepala.
Harvey mengungkapkan sebuah rahasia yang telah disembunyikan untuk waktu yang lama. “Anak ini
bagaimana datangnya, orang lain tidak tahu, memangnya aku tidak tahu?”