- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 34
Harvey menjawab, “Oke.”
Ini adalah pertama kalinya dalam setahun mereka berdua berhenti berdebat. Selena memeluknya erat
seperti sebelumnya, sementara jari–jari Harvey yang awalnya mulai bergerak, tapi akhirnya hanya
tergeletak di samping.
Setelah sampai di perusahaan Harvey, dia menyuruh Alex untuk membawa Selena pulang.
Selena tidak langsung pulang, tapi dia pergi ke rumah sakit. Meskipun Arya sampai saat ini masih
belum siuman, dia sudah dipindahkan ke bangsal biasa.
Selena sudah memberhentikan perawat yang menjaga Arya. Saat ini dia secara pribadi yang melap
wajah dan tangan Arya.
Selena berkata, “Ayah, aku sudah tahu rahasiamu. Aku berharap semua itu palsu. Ayah cepat bangun,
bantah semua kenyataan ini. Bilang padaku kalau sebenarnya bukan Ayah yang membunuh Kezia!”
“Ayah, aku kena kanker perut, Harvey sama sekali tidak tahu akan hal ini. Tapi tidak apa–apa, kalau
aku memberikan nyawaku padanya, dia tidak akan balas dendam lagi, ‘kan?”
“Hidupku selalu berjalan dengan baik, bahkan aku selalu dimanja oleh Ayah. Ayah adalah orang
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇttua terbaik di bumi! Tidak peduli apa yang sudah Ayah lakukan, aku akan selalu menghormati
Ayah. Aku akan membayar segala utang–utang Ayah.”
“Aku tahu Ayah tidak akan mengizinkanku melakukan ini, tapi aku benar–benar tidak punya
pilihan lain. Aku mencintai Harvey. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama delapan tahun yang
lalu. Meski hanya tersisa satu bulan terakhir, aku akan menjalaninya dengan sepenuh hati ……..”
Selena terus mengoceh di samping ranjang ayahnya.
Dia sangat tahu bahwa waktunya di dunia ini tidak banyak lagi. Hanya ini yang bisa dia lakukan untuk
ayahnya.
Setelah hari menjelang sore, Selena baru kembali ke rumah. Harvey bukan orang yang suka
ingkar janji, selama dia sudah berjanji, dia pasti akan menepatinya.
Ketika baru sampai di rumah, Selena melihat Agatha yang sedari tadi menunggu di halaman.
Saat Harvey tidak ada, Agatha menyingkirkan semua aktingnya. Wajahnya saat ini menunjukkan
ekspresi garang.
Dia memandang Selena dengan sinis, lalu berkata, “Apakah kamu kira Harvey akan berbalik padamu?
Selena, lebih baik kamu menyerah saja.”
+15 BONUS
Selena sama sekali tidak marah, dia hanya menatap Agatha dengan tenang. “Agatha, apakah
kamu mencintai Harvey?”
Agatha bingung dengan pertanyaan Selena, tidak menyangka Selena tiba–tiba akan jadi seperti
ini.
Namun setelah beberapa saat, Agatha menjawab, “Lebih dari sepuluh tahun yang lalu aku ingin
menikah dengannya. Aku lebih dulu mengenalnya, jadi aku lebih mencintainya daripada kamu.
Kamu tidak mungkin bisa menang dariku.”
Selena tersenyum pahit. “Aku tahu.”
Dia mendongak dan berkata dengan nada datar, “Aku tidak peduli apakah kamu percaya atau
tidak, tapi yang terpenting, aku hari ini tidak ingin bersaing denganmu.”
Orang mati tidak akan pernah bisa bersaing dengan orang hidup, apalagi dendam antara Selena
dan Harvey tidak akan pernah bisa diselesaikan hanya dengan beberapa kata.
“Aku hanya butuh satu bulan, setelah itu aku akan pergi meninggalkan Kota Arama.”
“Kamu kira aku bocah umur tiga tahun? Kamu ….”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSebelum kata–katanya selesai, terdengar suara anak kecil memanggil, “Ibu….”
Muncul seorang anak kecil yang mengenakan jaket beruang. Dia berjalan ke arah mereka berdua
dengan langkah yang tidak begitu stabil. Dia terjatuh setelah berjalan dua langkah, tapi dia
berusaha bangkit kembali.
Harvest merangkak menuju Selena dengan gesit. Selena berjalan lebih cepat dari Agatha dan
langsung menggendong Harvest.
Anak kecil itu tampak senang, tangannya yang gempal terulur ke leher Selena.
Agatha langsung mendekat dan mengambil bocah itu dari Selena, tapi bocah itu selalu menangis
ketika berada di pelukannya. Hati Selena terasa sakit saat melihat ini, tanpa sadar dia
mengulurkan tangan untuk memeluk anak itu, mencoba menghentikan tangisannya.
Agatha menghindar sambil menggendong anak itu, membuat suara tangisan anak itu bergema di
seluruh halaman. Tidak lama setelah itu, Agatha tiba-tiba terjatuh. Selena juga memperhatikan
anak itu jatuh bersamanya. Pada saat yang hampir bersamaan, Selena langsung bergegas untuk
menangkap anak itu.
“Apa yang sedang kalian lakukan?!” Terdengar teriakan yang cukup melengking.
SURPERISE GIFT: 500 bonus free for you,activity time limited!