- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 346
Dengan wajah pucat pasi, Calvin menatapnya dan berkata, “Baiklah, aku akan
mengaturnya. Namun, dia sekarang sangat lemah, jadi waktu bicaranya tidak boleh terlalu
lama,”
“Aku akan memerhatikannya, terima kasih.”
Calvin menghela napas tanpa daya. “Aku dengan susah payah membawamu kembali, dan
bahkan memaksamu untuk tes tanpa persetujuanmu. Akulah yang harus meminta maaf
padamu, maafkan aku.”
Melihat wajah lelah Calvin, Selena tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk
menyalahkan Calvin.
*Tidak apa–apa, Paman Calvin. Seharusnya aku yang berterima kasih padamu. Jika bukan
karenamu, aku mungkin masih tertipu dan tidak tahu apa–apa. Karena aku bukan anak
kandung Nyonya Maisha, maka menemukan anaknya pasti bisa menyelamatkannya.
Jangan terlalu sedih.”
“Ya, ayo pergi. Aku akan membawamu bertemu dengannya dan mencari tahu tentang
kejadian di masa lalu.”
Calvin membawa Selena ke rumah sakit, tiba–tiba terjadi begitu banyak hal yang
membuat pikiran Selena penuh sesak, sehingga dia sama sekali tidak punya waktu untuk
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmemikirkan Lanny.
Maisha bukan ibu kandungnya, lalu bagaimana dengan Arya?
Dia adalah ayahnya, atau ada orang lain.
Apakah Arya tahu tentang asal–usul dirinya?
Selena merenungkan kembali semua momen bersama Arya sejak kecil, tetapi tidak
menemukan jejak
sedikitpun.
Melihat tirai hujan yang lebat di luar sana, seperti itulah hatinya sekarang, kacau balau.
Tanpa terasa, mobil telah sampai di rumah sakit. Selena buru–buru turun dari mobil,
saking terburu–buru
dia hampir terjatuh, untunglah Calvin sempat menopangnya.
“Hati–hati.”
“Ya, terima kasih.” Selena berkata dengan datar dan segera mengikutinya.
Ini adalah pertama kalinya Selena melihat Maisha setelah dia sakit. Perasaannya sekarang
sangat
campur aduk saat melihat lagi.
Apakah Maisha sudah tahu sejak dulu bahwa dia bukan putrinya, sehingga dia bersikap
begitu dingin pada dirinya?
Jika begitu, Maisha sebenarnya tidak berutang apa pun pada dirinya.
Beberapa hari tidak bertemu, dia sudah tidak memiliki penampilan seperti wanita
terhormat dan elegan
seperti sebelumnya.
Tubuhnya menjadi sangat kurus. Rambutnya terurai di atas tempat tidur, dan wajahnya
pucat pasi. Dia tampak sangat lemas dan tidak bersemangat.
Mendengar suara pintu terbuka, Maisha segera melihat ke arah pintu.
Ketika pandangannya tertuju pada Selena, mata kosongnya seketika berkilau.
Dia berusaha keras untuk duduk dari tempat tidur, Calvin dan Selena dengan sigap
melangkah maju
untuk membantunya.
“Jangan bangun, begini saja sudah cukup.”
Maisha menggenggam tangan Selena erat–erat dan berkata, “Selena, kamu akhirnya
datang menemui Ibu. Ibu tahu semua yang terjadi di masa lalu adalah salah ibu. Ibu minta
maaf.”
Selena agak terkejut, dia pikir Maisha sudah tahu, tetapi sudah seperti ini, tidak perlu lagi
berpura–pura menjadi ibu dan anak yang sangat dekat.
Maisha meraih tangan Selena dan mengelus pipinya. “Maaf, Ibu yang salah. Kamu pasti
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmsangat ketakutan saat itu, tetapi aku malah berkata seperti itu.”
Selena melirik Calvin, tatapannya seolah bertanya apakah Maisha tidak tahu?
Calvin membantunya duduk tegak. “Maisha, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu.
Kamu janji
dulu tidak akan marah.”
Maisha menatap Selena dan Calvin. Dia juga merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
“Apakah sumsum tulangnya tidak cocok? Selena, Ibu sudah mengerti. Semua ini salah Ibu
di masa lalu. Sekarang, Tuhan ingin menghukum Ibu. Apapun hasilnya, Ibu terima. Di sisa
hidup Ibu, Ibu hanya ingin melihatmu hidup dengan damai dan sejahtera. Itu sudah cukup
bagi Ibu.”
Ketika Selena mendengar perkataan itu, hatinya makin terasa seperti tertusuk duri.
Mengapa hal seperti ini harus terjadi saat Maisha baru saja sadar dan dirinya akhirnya
bisa merasakan kasih sayang seorang ibu?
“Selena, kenapa kamu menangis?”
Maisha memeluknya dengan erat dan berkata sambil menangis tersedu–sedu, “Selama ini
Ibu selalu mengenang masa lalu. Ibu bukan ibu yang baik, tidak pernah peduli padamu.
Waktuku tidak banyak lagi. Beri Ibu kesempatan. Ibu ingin mencintaimu dengan sepenuh
hati sekali saja.”
The will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!