- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 356 Harvey berseru sambil menggigit bibir, “Hubungan masa kecil? Kenapa kamu nggak pernah bilang kalau kalian sudah kenal sejak kecil?” Bola matanya yang hitam terbakar amarah.
Selena merasa tersinggung. “Apa cuma kamu dan Agatha yang bisa punya hubungan sejak kecil? Aku nggak kasih tahu karena nggak perlu dan hubungan kami cuma teman masa kecil. Kamu pikir orang lain punya pikiran kotor sepertimu?” “Cin.” Harvey mendengus dingin. “Pikiranku kotor? Memangnya dia bersih?” Senyum sinis itu membuat Selena kesal, kemudian menjawab dengan tenang. “Apa aku salah? Kamu selingkuh, bahkan punya anak. Kalau tindakanmu nggak kotor, memang apalagi?” Harvey naik pitam sampai dadanya kembang kempis. “Selena, apa kamu tahu siapa Isaac? Apa yang dia lakukan?” “Isaac bisa apa?” Selena berpikir tentang telepon Isaac yang tidak bisa dihubungi. Semalam juga terjadi sesuatu dengan Harvey, apa Isaac juga terlibat? Harvey menunjuk ke dadanya, “Di kapal kamu memohon agar aku lepasin Isaac. Oke, aku nggak mau menyakitimu, jadi kulepasin dia. Tapi bagaimana dengannya? Dalam sekejap dia berbalik dan menembakku.” Selena berkedip saat Harvey melanjutkan, “Kamu mau tahu kenapa aku masih hidup? Kalau bukan karena rompi antipeluru, sekarang aku sudah jadi mayat.” “Tentu saja dia menembak ke jantungku demi asuransi. Andai dia menembak titik vitalku, bukankah aku bakal jadi orang cacat?” [x] Wajah ramah Isaac muncul dalam pikiran Selena. “Mana mungkin...” “Pada matamu Isaac adalah pria muda yang bersih. Apa kamu pernah berpikir, padahal semua orang tidak bisa menemukanmu, tapi kenapa dia? Bagaimana dia bisa tahu keberadaanmu?” “Aku...” “Oh ya, kamu bilang punggungnya terluka.” Selena menjawab dengan panik. “Aku lihat sendiri, apa itu palsu?” “Cih, apa kamu tahu malam itu rumah sakit berubah jadi arena baku tembak? Di tengah peluru yang beterbangan gitu, orang bodoh mana yang milih pakai pisau buat bertarung?” “Baku tembak?” Selena pikir hal itu hanya tontonan dalam drama televisi bagi orang biasa.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Kayaknya dia juga tahu hari itu empat kelompok berusaha merampok ayahmu, tapi dia nggak kasih tahu seberapa banyak korban di tempat kejadian.” Selena menggigit bibir dan bertanya, “Seberapa ... mengerikan?” Harvey mengeluarkan ponsel dan memutar rekaman CCTV di tempat itu.
Kejadiannya kacau-balau. Meski telah dipasang peredam suara, tetap terlihat peluru menembus tubuh, darah yang bercucuran, dan orang-orang yang bergelimpangan.
Di antara mereka ada dokter dan perawat jaga yang tidak jelas, serta pasien, keluarga, bahkan petugas kebersihan tidak luput dari sasaran.
Situasi rumah sakit begitu berdarah-darah. Pada masa yang penuh kedamaian, situasi itu bagaikan mimpi bagi orang-orang.
Sampai mereka sadar orang-orang sudah tergeletak di genangan darah, beberapa bahkan tidak sempat berteriak.
Mereka bergelimpangan satu per satu, jauh lebih cepat dari film aksi. Tanpa persiapan mental dan hanya dalam beberapa embusan napas mereka sudah berjatuhan.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmDi dinding putih terdapat bercak darah, di lorong penuh dengan orang yang berlari tunggang langgang.
Ada yang masih bergerak, ada yang sudah meninggalkan dunia.
Mata Selena terlihat merah, apa memang mengerikan seperti ini? Ini adalah peristiwa tragis yang memprihatinkan.
Tidak heran kalau kejadian ini ditutup-tutupi. Andaikan terbongkar, seheboh apa reaksi masyarakat? “Aku tanya, Isaac bilang dia ditikam orang, apa itu mungkin?” tanya Harvey dengan nada dingin.