- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 361 Orang yang membanting pintu ternyata adalah Agatha, Begitu masuk, dia langsung menghampiri Selena dengan geram. Tangannya terangkat hendak menampar Selena.
“Dasar jalang, lagi-lagi ke sini!” Calvin meraih tangan Agatha, kecewa pada putrinya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtAgatha tidak harus bersikap baik dan ramah, tetapi setidaknya juga jangan bersikap kurang ajar.
Saat ini Maisha sedang sekarat, tetapi dia tidak cemas, bahkan masih main tangan dengan orang.
Dia ingin menampar Selena tanpa keraguan. Calvin heran bagaimana bisa putrinya berubah menjadi kasar seperti sekarang? “Agatha, sudah cukup. Bukannya aku sudah menyuruhmu jangan datang ke rumah sakit?” Masih lebih baik dia tidak bicara. Begitu bicara, Agatha seketika makin kesal.
“Sebelumnya karena wanita tua itu. Sekarang karena jalang ini. Jangan lupa, anakmu itu aku!” “Plak!” Calvin menampar pipi Agatha lagi.
Agatha sama sekali tidak menyangka. Hari ini dia belum bicara banyak.
“Selama ini Maisha mengabaikan putrinya dan merawatmu dengan penuh perhatian tanpa mengharap terima kasih. Tapi lihat bagaimana sikapmu sekarang, air susu dibalas air tuba! Menghina orang sembarangan. Apa kamu nggak punya etika?” “Aku nggak punya etika? Lalu, Selena yang merusak keluarga orang, apa masih punya etika? Memang sudah dari sananya jalang, sama kayak ibunya. Suami orang masih dikejar juga.” 1 Wajah Calvin yang sudah merah padam makin memanad@rena Agatha. Tangannya memegangi dadanya yang kembang kempis tidak keruan.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSelena merasa ada yang tidak beres, jadi dia tidak meladeni Agatha dan segera menggandeng Calvin. Paman Calvin, tenanglah. Duduk dan istirahat dulu.” Agatha yang menyaksikan makin berang dan menarik Selena. “Lepasin! Kamu sudah curi suamiku, sekarang mau curi ayahku juga? Selena, kamu nggak tahu malu, ya? Nggak bisa lihat orang lain bahagia? Selena, yang sejak tadi diam, mencegah Calvin yang ingin bangkit. Dia berdiri di depan Calvin dengan ekspresi dingin sambil menatap Agatha, “Agatha, siapa di antara kita yang jadi orang ketiga? Semua juga bisa lihat. Aku nggak mau ributin masalah ini sama kamu. Tapi lihat keadaan Paman Calvin sekarang.” + 15 BONUS Selena menunjuk pada Calvin. “Waktu belum akrab sama Paman Calvin, aku ingat melihatnya di bandara pulang dengan semangat. Tapi lihat sekarang, siang malam nggak pernah istirahat. Kalau nggak bisa bantu, ya sudah.
Tapi jangan bebani paman sama masalah-masalah lain.” Namun, Agatha sama sekali tidak merasakan maksud perkataan Selena. Dia mengabaikan rambut putih pada pipi Calvin dan berkata dengan kejam sambil melipat kedua lengan di depan dada, “Memang sudah sepantasnya! Salah sendiri, kenapa ayah nggak mencintai ibu? Ibuku sudah meninggal, kalian semua pantas mati buat menemaninya. Calvin, aku bersumpah bakal membuatmu menyesal karena menamparku dua kali!” Agatha menatap Calvin dan Selena dengan penuh kebencian, melempar parsel buah dari tangannya, dan pergi tanpa sepatah kata lagi.
Selena menyaksikan kepergian Agatha. Entah mengapa hatinya terasa pilu.
Calvin menopang dahinya dengan ekspresi pahit. “Maafin aku. Dia terlalu dimanja sejak kecil” Selena tidak ingin membicarakan hal yang berkaitan dengan Agatha karena sebenarnya ada permusuhan yang mendalam di antara mereka.
“Paman Calvin kayaknya nggak enak badan. Sebaiknya periksa dulu, jangan sampai sakit.” “Aku baik-baik saja. Aku...” Sebelum selesai bicara, Calvin sudah tergeletak di lantai.