- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 443 Hanya karena mendengar satu kata dari mulut Harvey, kaki Lian langsung lemas. Dia pun menghempaskan diri ke lantai. “Tuan Harvey, saya akan mengaku!* Harvey mengernyitkan dahi, cepat sekali orang ini mengaku, bahkan Harvey belum sempat menekannya sama sekali, *Katakan.” *Saya merasa sayang untuk membuang sisa mawar yang sudah dipangkas, jadi malamnya saya jual seharga 20 ribu pertangkainya. Saya nggak maksud buat serakah, tapi sekarang kondisi keuangan saya kritis dan nenek saya lagi sakit. Maaf, Tuan Harvey, saya janji nggak akan melakukannya lagi.” Kerutan dahi Harvey makin dalam. “Cuma ini yang mau kamu bicarakan?” Lian meneteskan air mata. “Masih ... ada, saya akan menjelaskan semuanya. Pas saya lagi memangkas semak- semak, tangan saya agak bergetar, jadi saya nggak sengaja membentuk semak itu jadi pola apel padahal seharusnya pola hati. Tuan Harvey, tolong jangan ragukan profesionalitas saya. Hari itu saya lagi agak kurang sehat.” Harvey memijat dahinya sendiri dengan ekspresi tak sabar. “Kamu ini terlalu banyak melantur, maksudku tolong jelasin soal Seli. Berhubung beberapa hari terakhir ini kamu yang merawatnya, apa kamu merasa ada yang aneh sama dia?” Lian mengusap keringat dingin di dahinya. “Nona Selena? Akhir-akhir ini nafsu makannya menurun.” “Ada lagi?” “Nggak. Nona Selena orangnya cuek, jadi kami jarang mEgobrol.” Lian ingat perintah Selena yaitu tak boleh ceroboh mengungkapkan rahasia Selena.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtHarvey langsung berseru, “Kenapa nggak kasih tahu aku dari awal kalau dia hamil dan kehilangan nafsu makan? Gimana kalau sesuatu terjadi sama janinnya?” Mata Lian terbelalak. “Ternyata Tuan Harvey sudah tahu kalau Nona Selena hamil? Nona menyuruh saya buat merahasiakan itu.” Dasar polos, mudah sekali dia tertipu.
Harvey seketika merasa cemas, ternyata apa yang dikatakan oleh Yosef benar. Selena benar-benar hamil.
Dia berpura-pura menunjukkan ekspresi datar dan berkata, “Tentu saja, dia nggak akan bisa menyembunyikan apa pun dariku! Karena dia nggak mau aku tahu, jadi aku pura-pura nggak tahu. Kamu juga jangan bilang apa- apa ya ke dia, biar dia nggak kesal.” $15 BORUS “Ya, memang suasana hati orang yang sedang hamil itu nggak stabil. Akhir-akhir ini, saya bisa merasakan suasana hati Nona Selena lagi labil. Kadang senang, kadang gelisah.” “Kenapa dia gelisah?” “Saya juga nggak tahu Tuan, mungkin karena terlalu mual, atau ..." Lian diam-diam melirik Harvey. “Nona tahu kalau Tuan akan menikahi Nona Agatha, Jadi dia sedih, Dulu, ibu saya juga merasa sangat gelisah dan nggak nyaman pas hamil anak kedua. Tuan Harvey pasti penyebab Nona Selena gelisah begitu,” Harvey mengemyitkan dahi. “Kamu bilang dia muntah terus, ‘kan?” “Ya, kata Nona, kehamilannya yang sekarang ini lebih parah dari sebelumnya. Walaupun nggak bisa makan apa pun, dia tetap memaksakan diri buat makan demi Janinnya. Kadang habis makan langsung muntah, tapi dia nggak peduli. Dia sudah biasa makan sambil muntah-muntah, Nona Selena memang sangat peduli sama janinnya ini,” Mendengar ini, Harvey langsung mengingat-ingat apa yang sudah dirinya perbuat ketika Selena mengandung anak pertama.
Sebelum Selena hamil Harvey selalu meminta Selena untuk melahirkan anaknya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmHari itu, Selena tersenyum bahagia seperti anak kecil dan melompat ke pelukannya ketika hasil tes kehamilan keluar, tetapi saat itu Harvey sedang tenggelam dalam kesedihan atas kematian Lanny.
Senyum Selena saat itu membuatnya sakit hati.
Oleh sebab itu, Harvey jadi sering minum-minum di luar.
Dia tak tahu pada saat itu, Selena merasa tersiksa akan kehamilannya.
“Selain mual-mual, apa lagi?”