- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 449 Saat di pulau terakhir kali, Harvey buru-buru membawa Selena dan Arya pulang tanpa menghiraukan Sean.
Rumomnya, Sean sudah pulang ke negara asalnya dan tak akan kembali ke Kota Arama karena Selena telah direbul oleh Harvey.
Bisa dikatakan, bagl Sean, Selena ibarat sebuah mainan semata yang tak akan pernah diseriusi, Harvey merasa sangat marah.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtWanita paling berharga di hidupnya sudah dihamili oleh orang lain yang hanya menganggap wanitanya itu sebagai hiburan.
Harvey tak tahu bagaimana dirinya harus bersikap ketika bertemu dengan Selena. Dia tahu beberapa hari terakhir ini, meski terus berusaha meyakinkan diri sendiri untuk ikhlas, pikirannya terus memikirkan masalah anak haram itu.
Dia tak bisa merasa tenang dan menerima anak haram itu sebagai anaknya. Sudah 20 hari lebih terlewati, hari di mana operasi dapat dilakukan akan segera tiba.
Kesehatan Selena cukup buruk, dia terlihat sangat kurus. Selena perlu memulihkan kondisi kesehatannya saat ini.
Harvey juga menyuruh orang mengirim makanan untuk memulihkan kesehatannya. © Setelah makan, Arya beberapa kali tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi. Selena yang melihatnya pun berkata, “Ayah, kalau ada yang mau diomongin, bilang saja.” Arya merasa ragu untuk berbicara. “Nak, apa kamu marah sama Harvey karena pergelangan tanganmu? Aku menyadari hubungan kalian sekarang renggang. Dia berusaha keras buat menyenangkanmu, tapi kamu benar- benar mengabaikannya. Bahkan, beberapa hari ini, dia Spye nggak pulang seolah-olah menghindarimu.” “Ayah, hubungan kami memang lagi agak renggang. Dia menghidariku karena tahu aku lagi marah sama dia.” “Nak, dulu kamu sangat mencintainya, kok sekarang kamu jadi begini? Semua orang nggak luput dari kesalahan, selagi kita mau intropeksi diri dan berubah, semuanya akan baik-baik saja.” Selena punya unek-unek yang sulit dijelaskan, ditambah masa kehamilan ini membuat hatinya kalut.
Jadi, dia memilih untuk tak banyak bicara.
“Ayah, masalah kami cuma masalah sepele, kok. Ayah nggak usah khawatir.” “Tapi...” “Ayah, aku capek sekali, mau istirahat dulu.” Akhir-akhir ini, Arya merasa suasana hati setena sedang tak karuan dan sangat mudah marah.
Ketika Harvey datang menemuinya, Arya menceritakan semuanya. Harvey segera menenangkannya.” Ayah nggak perlu ambil pusing masalah kami. Perasaan Seli lagi nggak stabil saja, makanya nggak mau ketemu aku, jadi aku menghindarinya. Setelah emosinya mereda, aku bakal menemui Seli lagi, kok.” “Aku merasa bersalah sama Ayah,” “Ayah terlalu lelah, sini kubantu jalan.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmArya sudah bisa berjalan sendiri setelah dibantu beberapa langkah. Meski lambat, pemulihannya lebih cepat dari yang diharapkan.
Harvey juga merasa lega, makin baik pemulihan Arya, makin berkurang juga rasa bersalahnya.
Setelah menenangkan Arya, dia diam-diam pergi ke kamar Selena.
beberapa malam ini, dia hanya datang ketika Selena sudah terlelap karena tak tahu harus bagaimana menghadapi Selena.
Saat ini, hanya dengan melihat wajah Selena saja, otaknya langsung penuh dengan pikiran anak haram yang dikandung Selena.
“Kenapa kamu ke sini?” Selena segera bangun dan secara naluri menutupi perutnya dengan selimut untuk melindungi kandungannya.
“Aku datang buat jenguk kamu.” “Aku baik-baik saja.” Selena mencengkeram selimut erat-erat. “Kamu nggak akan menggila lagi, ‘kan?” Malam di mana sekujur tubuh Harvey berlumuran darah masih terngiang-ngiang dalam pikirannya. Dia muntah sangat banyak dan sekarang dia mual karena memikirkan bau muntahnya waktu itu.
“Seli, nggak usah takut.” Selena berkata dengan serius, “Harvey, sepertinya kamu harus dirawat, deh. Kamu juga punya gangguan mental, sumpah.”