- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 473 Selena yang tadinya merasa gelisah dan takut, sontak murka usai mendengar perkataan Qiara. “Jadi, begini etikamu? Profesimu hanya kamu jadikan senjata untuk menyerang orang lain? Tahu apa kamu tentangku? Kamu tahu cerita yang sebenarnya? Apa hakmu untuk menghinaku?” Qiara melipat tangannya di dada. “Menghina? Kamu sebut fakta itu sebagai penghinaan? Yah, kalau begitu aku nggak bisa apa-apa. Siapa yang nggak tahu kalau Tuan Harvey akan segera menikah? Tapi, dia justru membawamu ke sini untuk melakukan aborsi. Lalu, siapa kamu kalau bukan simpanannya?” Qiara menilik Selena penuh penilaian sembari berkata, “Para wanita muda zaman sekarang memang nggak tahu aturan. Bukannya fokus bekerja atau belajar, malah sibuk merayu suami orang. Wanita sepertimu pantas untuk aborsi. Kamu nggak pantas untuk punya anak. Kelakuanmu sama seperti binatang. Akan lebih baik kalau kamu mandul dan hidup sebatang kara selamanya!” “Plak!” Tiba-tiba, suara tamparan menggema di ruangan. Selena berhasil melepaskan diri dan menampar wajah Qiara.
“Sialan, beraninya jalang sepertimu memukulku! Kalian semua tunggu apa, cepat tahan dia.” [x] Namun, perawat lain tak sebodoh itu. Sekalipun Selena memang wanita simpanan, dia adalah simpanan seorang Harvey. Bukan alam mereka untuk ikut campur dalam hal ini.
Qiara tak peduli. Lantas, dia menarik lengan Selena dengan ekspresi marah di wajah. “Kamu sudah cacat, tapi masih berani pukul aku? Kamu sudah bertindak terlalu jauh!” tegurnya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSambil berkata demikian, dia menampar wajah Selena dengan keras. Tanpa sadar, sebenarnya ini menjadi bagian dari rencana Selena.
Sejak awal, Selena sudah tahu bahwa Qiara memiliki gangguan mental. Sekilas, dia terlihat seperti seorang istri yang ditinggal suami dan merasa kesal setiap kali melihat wanita muda.
+15 BONUS Untuk menggagalkan aborsi ini, Selena harus membuat kekacauan.
Qiara cukup kuat, wajah Selena langsung menjadi merah dan bengkak akibat tamparannya.
Alih-alih mengungkapkan identitasnya, Selena terus-menerus memprovokasi Qiara.
“Meski cacat, aku masih lebih baik darimu. Suamimu pasti menemukan wanita muda yang cantik dan menceraikanmu, benar begitu? Dengan wajah kusammu itu, aku juga nggak akan tahan kalau jadi suamimu.” Ucapan Selena berhasil menusuk hati Qiara, membuat ekspresinya tampak begitu murka.
“Dasar jalang, apa katamu? Suami siapa yang nggak tahan?” “Kamu! Kamu pasti iri karena aku masih muda dan cantik, makanya kamu menjelek- jelekkanku. Tapi, bagaimanapun juga, kamu yang menghinaku nggak akan mengubah fakta kalau kamu dicampakkan suamimu sendiri. Aku masih muda dan disukai banyak pria. Nggak seperti kamu yang sudah tua dan keriput. Kamu nggak akan laku seumur hidup!” “Dasar jalang, akan kurobek mulutmu!” “Kak Qiara, apa yang kamu lakukan! Hentikan!” “Kak Qiara, tenanglah, Jangan begini.” Semua orang di rumah sakit tahu betul bagaimana sakitnya hati Qiara. Biasanya, tak ada seorang pun yang berani menyebut kata ‘suami‘ di hadapannya.
Namun, Selena malah sengaja memancing amarah Qiara.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmKeduanya terlibat perkelahian, meskipun Qiara yang sebenarnya memukuli Selena secara sepihak.
Selena melindungi perut bagian bawahnya dengan satu tangan, tak mampu melawan sama sekali.
Dia menendang rak dorong peralatan medis dengan sekuat tenaga, membuat semua peralatan jatuh berserakan di lantai hingga menimbulkan kegaduhan.
2/3 +15 BONUS Selena memanfaatkan kesempatan itu untuk berteriak minta tolong, “Tolong! Tolong!” Alex, yang berjaga di luar, segera membuka pintu dan melihat Selena yang tengah dipukuli.
Lantas, dia berteriak murka, “Apa yang kalian lakukan, sih!” o Lian dengan cepat melepaskan jaketnya untuk menutupi paha Selena.
“Nona Selena, kamu nggak apa-apa?” Dia menyisir rambut Selena yang berantakan ke satu sisi dan langsung marah begitu melihat bekas jari dan bengkak yang tercetak di pipi Selena. Lian segera menyingsingkan lengan bajunya dan siap bertarung.
“Kurasa kamu terlalu meremehkanku, beraninya kamu memukul wanita hamil? Kalau kamu berani, ayo duel denganku di luar! Jangan panggil aku Lian kalau nggak bisa membuatmu babak belur hari ini!”