- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 474 Alex juga bingung. Bukankah ini pemeriksaan pra operasi, ya? Bagaimana bisa jadi seperti ini? “Kenapa kalian memukulnya?” Para perawat di sekitar langsung ketakutan. Hubungan antara dokter dan pasien sudah cukup riskan. Namun, Kak Qiara malah terlibat perkelahian hari ini! Meskipun lawannya adalah simpanan Harvey, tetapi dia masih bagian dari keluarga Irwin! Kalau benar-benar mau diusut, kata-kata Kak Qiara tadi sudah lebih dari cukup untuk mempersulit masalah ini meski tanpa melibatkan perkelahian.
Qiara belum menyadari betapa seriusnya masalah ini. Pikirnya, tidak ada satu pun pria yang terima bila wanitanya berselingkuh. Mungkin Harvey sangat membenci Selena dan akan berbalik memujinya.
“Apa aku salah jika ingin memberi pelajaran pada wanita muda ini? Saat masih muda saja, dia sudah nggak bisa jaga diri. Entah hal memalukan apa lagi yang akan dia lakukan di masa depan. Bilang pada Tuan Harvey, nggak perlu khawatir. Aku akan memberinya pelajaran,” jelas Qiara penuh percaya diri.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtAlex terperanjat mendengarnya dan bertanya, “Apa pa x “Kubilang, wanita seperti dia sangat mudah tergoda...” Sebelum ucapannya selesai, Alex sudah tegas memotongnya, “Ada apa denganmu? Kuminta kamu untuk mengoperasi Nyonya dengan hati-hati. Kenapa kamu malah buat masalah? Pikirmu memang kamu ini siapa? Beraninya menghina nyonya kami, bahkan sampai memukulnya! Kuperingatkan kamu, masalah ini nggak akan selesai begitu saja.” “Nyonya? Siapa yang kamu panggil Nyonya?” Nada suara Qiara sudah berubah.
Alex yang masih emosi sudah tak memedulikan volsuaranya lagi, dia langsung menjawab, “Nyonya siapa? Apa ada orang lain di sini?” +15 BONUS “Tapi, bukankah Tuan Harvey akan segera menikah dengan Nona Agatha?” tanya Qiara hati-hati.
Selena yang sedari tadi diam, kini mulai bicara sambil terisak-isak, “Aku mantan istri Harvey.” Duar! Rasanya, otak Qiara nyaris meledak. Mantan istri katanya! Bukan selingkuhan ataupun simpanan.
Apa yang sudah dia katakan pada Selena? Lian ikut berkata dengan marah, “Tuan Harvey sangat menyayangi Nyonya, bahkan dia nggak berani meninggikan nada suaranya saat bicara dengan Nyonya. Tapi, kamu malah menampar dan menghina wanitanya. Biar kuberi tahu, kamu sudah tamat!” Lian benar-benar ingin menerkam dan mencabik-cabik Qiara, tetapi dia jauh lebih mengkhawatirkan kondisi Selena saat ini.
“Kamu nggak apa-apa? Ada yang sakit, nggak?” tanya Lian, merasa agak panik.
Selena mengerucutkan bibir, “Sakit...” Setelah menerima kabar mengenai masalah ini, Harvey bergegas datang. Sebelum masuk, dia sudah mendengar kata ‘sakit’ yang diucapkan Selena.
Perlu diketahui, dulu Harvey selalu sedih tiap kali mendengar Selena bicara begitu! Setelah masuk, Harvey melihat Selena tengah menutupi wajahnya. Penampilan pilunya membuat orang merasa terenyuh.
“Ada apa ini?” Lian dengan cepat menjawab, “Tuan Harvey, Tuan datang tepat waktu. Nggak cuma menghina Nyonya dan menuduhnya sebagai simpanan, wanita ini juga memukuli Nyonya. Lihatlah hasil pukulannya di wajah Nyonya!” Selena memang berkulit putih. Tamparan yang Qiara layangkan sekuat tenaga langsung membuat rona merah dan bengkak di wajahnya bertahan lama.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm+15 BONUS Bahkan, rambutnya berantakan dalam sekejap. Dia benar-benar dianiaya dalam waktu singkat.
Selena tak bodoh. Kali ini, dia mengangkat kepala dan menatap Harvey dengan wajah penuh air mata.
Penampilannya tampak sangat menyedihkan, dia menangis dalam diam.
“Seli...” Harvey segera masuk dan hendak menyentuh wajah Selena. Namun, wanita itu segera menghindar.
Tatapannya terlihat makin tegas. “Sekalipun sangat membenciku, nggak seharusnya kamu cari orang hanya untuk merendahkanku!” “Merendahkan? Gimana mungkin, sih? Seli, aku nggak pernah bermaksud begitu.”