- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 495 +15 BONUS Untuk alasan keamanan, Selena pulang ke kota dengan helikopter.
Baru saja tiba di rumah, Arya langsung menyambutnya dengan antusias, ingin tahu apakah hubungannya dengan Harvey sudah membaik.
“Gimana kamu sama Harvey hari ini?” tanya Arya dengan penuh perhatian.
Selena hanya bisa tersenyum tipis, terpaksa menjawab dengan kebohongan, “Baik- baik saja, Ayah. Aku, ‘kan, sudah bilang kalau Ayah nggak usah terlalu khawatir, kami berdua bahkan menghabiskan sepanjang hari bersama” “Baguslah, aku khawatir kamu berantem sama Harvey. Anak-anak itu punya ikatan batin yang kuat sama orang tua, jadi keharmonisan keluarga itu penting banget buat tumbuh kembang mereka.” Arya tersenyum lebar sambil membawa Selena untuk melihat karyanya yang terbaru, sebuah tempat tidur kayu yang cantik.
“Lihat deh, butuh beberapa hari buat bikin tempat tidur ini, akhirnya selesai juga.” Keempat sudut dari tempat tidur itu dihiasi dengan ukiran hewan kecil yang lucu. Ukiran itu sudah dipoles dan diasah, jadi tidak perlu khawatir mulut bayi akan terluka jika menggigitnya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtDi atas masih tergantung lonceng tempat tidur yang sangat halus, bahkan tidak kalah dengan toko perlengkapan bayi.
“Ayah hebat banget!” Arya tersenyum bangga. “Meskipun aku ini seorang I fo nggak punya status dan nggak bisa memberikan hal-hal material, tapi aku akan berusaha memberikan y: terbaik secara emosional. Makanya aku sengaja bikin tempat tidur ini lebih. besar, semoga bisa bikin cucu-cucuku senang.” “Wah, pasti anak-anakku senang banget dan merasa berterima kasih sama kakeknya. Oh iya, Ayah, aku mau tanya...” Mendengar kata kakek, Selena tiba-tiba teringat tentang asal-usulnya. Apakah Arya #15 BONUS tidak menyadari bahwa anaknya telah tertukar dengan bayi lain gara-gara kelalaian Maisha? Arya mengeluarkan beberapa mainan kayu dari kotak kecilnya. “Lihat, deh, gendang ini, aku sengaja bikin dua. Nanti, kedua anakmu bisa main bareng di tempat tidur.
Jujur saja, selama dua tahun terakhir ini aku nggak punya harapan untuk hidup.
Kalau bukan karena kamu, aku pasti sudah lama menyerah dan mati. Untung saja aku bertahan, aku jadi bisa merawat cucu-cucuku dengan baik. Oh iya, Nak, tadi kamu mau tanya apa?” Selena menelan kata-kata yang hampir keluar dari mulutnya. Baiklah, dia akan menunggu saat yang tepat.
Setidaknya, sampai kondisi Arya jauh lebih baik daripada sekarang, barulah dia akan bertanya.
Lagi pula, saat ini Arya masih tidak tahu bahwa Maisha sudah meninggal. Jika dia mengetahuinya, pasti akan sangat terguncang.
“Nggak apa-apa,” ujar Selena sembari menahan diri untuk tidak berbicara.
Arya tiba-tiba menghela napasnya. “Aku benar-benar ayah yang nggak berguna, bisa -bisanya aku kehilangan Liontin Permata Naga dan Foniks warisan Keluarga Bennett. Kalau saja nggak hilang, pasti akan menjadi warisan yang bagus untuk anak.
-anakmu. Argh.” Ketika keluarga Bennett bangkrut, banyak barang antiknya yang dilelang. Namun, dia sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu, dia hanya merindukan sepasang kalung yang diwariskan dari nenek moyangnya.
“Nggak apa-apa, kalau ada kesempatan, aku akan mencarinya dan membelinya lagi untuk Ayah. Tenang, semuanya pasti bakal baik-baik saja. Lihat, sudah larut malam, Ayah juga harus istirahat lebih awal.” “lya, kamu sebagai ibu hamil juga nggak boleh bergadang. Aduh, mungkin aku terlalu bersemangat, aku akan tidur kalau ini sudah selesai.” Melihat senyum bahagia di wajah Arya, Selena merasa bahwa kesabarannya selama ini membuahkan hasil yang bagus. Tidak ada yang lebih berharga dibandingkan dengan kehadiran keluarga di sampingnya.
“Oke, Ayah jangan terlalu capek, ya.” Selena bangkit dari duduknya dan bersiap untuk pergi, tetapi tiba-tiba Arya teringat sesuatu dan berdiri. Tunggu sebentar, Nak.
Dia mengambil sebuah jimat dari bawah bantal. Ini adalah jimat yang diminta oleh ibumu, Lian, dari kuil. Aku tahu dia memintanya untukku, tapi aku ingin memberikannya padamu. Bawalah selalu, benda ini bisa menjaga keselamatanmu.” “Ayah, aku nggak percaya sama hal-hal kayak gitu.” “Aku tahu kalau kamu nggak akan percaya, tapi aku percaya. Selama anak perempuanku selamat dan baik-baik saja, aku bersedia mempercayai dewa dan bersembahyang seumur hidupku. Aku hanya berharap kamu akan sehat dan bahagia. Letakkan saja di dalam wadah ponselmu. Itu nggak akan mengganggu dan hatiku akan menjadi tenang.” Selena melihat jimat yang penuh dengan kasih sayang dari ayahnya. Tanpa ragu lagi, dia pun menerimanya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Ayah, jangan khawatir. Aku pasti akan selamat dan baik-baik saja,” ujar Selena dengan mantap.
“Kembalilah ke kamarmu dan istirahatlah lebih awal. Jangan bekerja terlalu keras dalam tiga bulan pertama, oke?” “Oke.” Setelah memberi beberapa instruksi, Selena kembali ke kamarnya. Kejadian hari ini membuatnya sulit untuk tidur.
Benaknya terus memikirkan siapa sosok di balik peluru tersebut. Lalu, untuk apa orang itu ingin melukainya? Dia berguling-guling di tempat tidur, matanya tidak bisa terpejam. Dia mengambil ponselnya dan tidak sengaja melihat berita tentang pernikahan Harvey.
Selena semakin merasa gelisah, dia langsung mematikan ponselnya dan mencobal untuk tidur.
Dia menatap bulan di luar jendela, memikirkan betapa gembiranya Agatha saat ini.
+15 BONUS Apakah sama sepertinya yang tak bisa tidur karena akan menikah dengan Harvey dulu? Ketika asyik memikirkannya, tiba-tiba tampak sesosok tubuh muncul dalam ruangannya.
Selena terduduk tegak dan menatap pria di bawah cahaya bulan dengan wajah agak kesal, “Kamu mau ngapain lagi ke sini?”