- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 517 Sissy sangat terkejut, dia tidak tahu bagaimana Harvey bisa menikahi wanita seperti itu.
Pada hari pernikahan Harvey, pesawat yang dinaiki Selena memundurkan jadwal sehinga dirinya terlambat. Berita yang dia lihat kemudian menunjukkan bahwa Harvey melarikan diri dari pernikahannya karena seorang wanita, tetapi tidak ada foto Selena dalam berita tersebut.
Ini semua terlalu kebetulan untuk menjadi kenyataan.
Ekspresi di wajah Sissy sangat dramatis, terutama ketika mendengar panggilan ‘istri‘ tersebut.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtHarvey menatap ke arah kerumunan dengan suara dingin. “Kalian bisa bubar sekarang.” Satu kalimat itu membuat semua orang bubar dan tidak berani menonton lebih lama lagi.
Masalah pribadi keluarga sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan.
Pipi Sissy memerah setelah ditampar dua kali. Dia masih merasa tidak terima. “Kak Harvey, kamu beneran nikah sama wanita ini? Terus Wina gimana? Dia selalu menunggumu! Dia sedih sekali pas tahu Kak Harvey bakalan nikah sama Agatha, bahkan dia sampai dirawat di rumah sakit selama berhari-hari. Kalau ...
Wina? Seorang wanita lain yang tidak dikenal Selena muncul.
Tentu saja dia sekarang tidak lagi peduli dengan masa lalu Harvey yang penuh warna.
Harvey memotong kata-kata Sissy dengan nada dingin, “Sissy, aku bilang kamu harus minta maaf sama sepupu iparmu!” Sejak kecil, Sissy sudah takut dengan sepupunya yang N x i ini. Meskipun sifat Harvey dingin, dia selalu menjaga adik-adik perempuannya dengan baik. Namun, Mari ini, Harvey menamparnya demi membela Selena.
Dalam hatinya dia merasa tidak terima, tetapi dia juga tidak berani terus-menerus memancing amarah Harvey.
Dia hanya bisa berkata, “Kakak ipar, maafin aku. Tadi aku nggak tahu siapa kamu.” “Aku terima permintaan maafmu. Jangan panggil aku ‘kakak ipar‘, kami sudah lama cerai.” Setelah mengatakan itu, Selena mengabaikannya dan berbalik untuk pergi ke jendela. Pelelangan akan segera dimulai.
Seketika mata Sissy berbinar. “Kak Harvey, kalian berdua sudah cerai? Pantas saja kamu nggak pernah memperkenalkan dia ke keluarga kita. Aku bilang juga dia nggak pantas buat kamu. Tetap saja kamu dan Wina paling serasi.” +15 BONUS “Diam! Kalau kamu masih banyak omong, aku akan langsung suruh orang buat memulangkan kamu.” “Jangan dong, Kak. Aku ‘kan datang jauh-jauh buat ikut pelelangan ini. Aku diam saja, deh. Jangan marah sama aku.” Harvey menatapnya dengan tatapan dingin. “Diam di sini.” “Baik, Kak.” Memang benar, di atas langit masih ada langit. Wanita yang sombong dan angkuh di depan orang lain.
itu seketika menjadi penurut layaknya kucing peliharaan di samping Harvey.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmBegitu Harvey duduk di samping Selena, wanita itu langsung memalingkan wajahnya.
Harvey merasa canggung. Hubungannya dengan Selena memang rumit.
Meskipun dulunya mereka sangat dekat, kini mereka bagaikan musuh sekaligus teman. Seperti orang asing yang sangat mengenal satu sama lain.
Upacara pembukaan memecah kecanggungan di antara mereka berdua. Koleksi demi koleksi dipamerkan dan setiap koleksinya membuat semua peserta lelang terpukau.
Selena tidak tertarik dengan barang-barang antik yang sudah berumur. Dari tadi dia hanya diam mendengarkan Sissy yang ribut sendiri.
Acara pelelangan yang panjang membuat Selena mengantuk. Harvey yang menyadari hal itu pun berkata, “Kamu rebahan dulu saja sana, istirahat bentar. Aku bisa nawar barang yang kamu mau nanti.” “Nggak perlu,” balas Selena dengan nada dingin.
Sissy berdiri sambil menggebrak meja. “Sombong banget sih kamu ini? Sepupuku sudah bicara sopan sama kamu, tapi sikapmu malah begini!” “Bukan urusanmu!” “Kak Harvey! Wanita sombong ini nggak ada apa-apanya dibanding Kak Wina. Kamu ‘kan sudah cerai, kenapa masih saja memperhatikan dia? Kamu bahkan nggak tahu siapa ayah dari anak di dalam perutnya! Tadi, sebelum kamu datang, aku lihat dia main mata sama pria lain. Di siang hari bolong saja dia berani kayak itu, apalagi kalau nggak ada orang? Nggak kebayang!”