- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 530 “Nyonya!” seru Nolan tak terima. “Bukannya gagal, tapi memang cuma ada satu nama di hati Lian. Manal mungkin dia bisa melirik aku?” Selena memikirkannya sejenak dan menyadari bahwa itu memang benar. Dulu, ketika menyukal Harvey, banyak pria yang menyatakan cinta padanya, tetapi dia tidak melirik satu pun dari mereka. Kini dia bahkan tidak ingat bagaimana rupa orang-orang yang pernah menyatakan cinta padanya.
“Jangan menyerah, masih banyak ikan di laut.” “Aku nggak mau cari lagi.” “Dasar keras kepala.” Selena mengusap keningnya, sepertinya beberapa orang jauh lebih keras kepala darinya.
“Nyonya, sepertinya bentar lagi hujan deras. Jangan keluar malam-malam. Hati-hati kepeleset, jalanan di halaman licin.” “Hm.” Selena kembali menyeruput kuah supnya. Bayi dalam kandungannya sangat aktif sekarang. Rencananya, Selena ingin jalan-jalan di sekitar ruangan sebelum tidur.
Hujan turun deras sepanjang malam, disertai gemuruh guntur yang menggelegar. Hal ini membuat Selena tak bisa tidur nyenyak sepanjang malam.
Hujan tak kunjung berhenti hingga keesokan harinya. Selena duduk di dekat jendela sambil membaca buku.
“Nyonya, saya datang!” Suara nyaring Lian terdengar bahkan sebelum dia masuk. Wanita berlari mendekat sambil membawa makanan ringan. Dia menyodorkannya ke tangan Selena. a “Anda bilang lagi ngidam makan martabak, “kan? Nih, saya beliin.” “Ya, sudah lama aku nggak makan ini, jadi rasanya pengin sekali.” “Gimana perkembangan hubunganmu sama pujaan hatimu?” tanya Selena sambil menggigit martabaknya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtLian menjawab dengan ekspresi malu-malu, “Dia menyatakan cinta ke saya semalam. Lihat, gelang ini dari dia.
Dia memesannya secara khusus untuk saya dari luar negeri. Meskipun harganya nggak seberapa, usahanya benar-benar patut diapresiasi. Ada simbol zodiak saya juga di dalamnya. Lucu,’ kan?” Melihat Lian yang memamerkan gelangnya, Selena pun menyadari bahwa dia benar-benar jatuh cinta.
“Kamu boleh terima gelang itu, tapi hatimu juga harus dijaga. Ingat kata-kataku sebelumnya.” “Jangan khawatir Nyonya, saya ingat, kok. Dia tahu kondisi keluarga saya yang sangat miskin, jadi apa yang dia mau dari saya? Dia sangat baik sama saya.” Lian duduk di sebelahnya sambil terus membicarakan kebaikan Lewis. Selena menghela napas. Perempuan yang sedang dimabuk cinta tak akan pernah mendengar nasihat orang lain.
Lian menghabiskan sepanjang pagi hanya memandangi gelang itu, sesekali menggoyangkan liontin kepala tikus pada gelang tersebut.
“Berhenti memandanginya, kamu sudah melakukan itu sepanjang pagi.” Lian kembali menggoyangkan gelangnya di depan Selena. “Tapi ini benar-benar cantik. Kepala tikusnya terlihat nyata.” Di sampingnya, Benita berkata sambil tertawa kecil, “Kamu sudah luluh cuma karena dikasih satu gelang? Kamu nggak tahu gimana Tuan Harvey mengejar Nyonya, benar-benar luar biasa.” Lian menjadi antusias mendengarnya. “Gimana memangnya? Aku penasaran sekali. Aku nggak pernah nemu informasi soal kisah cinta mereka.” ABE) eas” Selena berdeham, sementara Benita segera tutup mulut. “Baiklah, aku mau masak dulu.” Lian juga tak ingin terus mengganggu Selena. Selena memegangi perutnya dan berjalan mengitari ruangan sambil sesekali melihat ke luar. Hujan belum menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti.
Dia melirik Nolan yang tengah berdiri sendirian di teras. Pria itu sedang menatap hujan dengan murung. Pada akhirnya, Nolan sudah salah menaruh rasa.
Hujan turun tanpa henti seharian. Suara gemuruh air laut terdengar seperti geraman monster raksasa.
Selena merasa agak gelisah kala mendengar suara guntur di luar. Sepertinya kedua bayi di perutnya juga ikut merasakan kegelisahan sang ibu, mereka tak berhenti menendang di dalam.
“Dasar anak nakal. Kalau kalian nggak mau tidur, biar Ibu yang tidur. Selamat malam. Sayang.” Baru saja memejamkan mata, gemuruh suara guntur kembali terdengar dari luar.
Selena sontak membuka matanya lagi, jantungnya berdebar kencang tanpa alasan.
Sebelumnya, dia juga merasakan perasaan yang sama sebelum terjadi hal buruk. Selena mengusap dada, apa yang akan terjadi hari ini? Kamar itu gelap gulita, sesekali kilat menyambar di luar, cahayanya bertahan selama beberapa detik dan menghilang cepat.
Selena menyalakan lampu di nakas sebelah ranjang. Ketika melihat lengannya sendiri, ternyata semua 20 115 BONUS bulu kuduknya telah berdiri.
Firasat manusia seringkali membuat bulu kuduk berdiri sebelum bahaya datang.
Selena menelepon Nolan, “Nyonya, ada apa?” “Nggak ada masalah ‘kan di luar?” “Nyonya tenang saja. Ada yang siaga di ruang monitor selama 24 jam. Kalau ada apa-apa, aku pasti bakal langsung tahu.” “Oke, terima kasih.” Selena kembali mematikan lampu nakas, mungkin dia yang terlalu banyak berpikir.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSaat ini, Lian yang masih dimabuk asmara di kamar sebelah sedang meringkuk di bawah selimut, dia tengah berkirim pesan dengan Lewis.
Lewis tiba-tiba mengirimkan lokasi yang sama dengannya. Lian pikir teknisi IP mereka telah memodifikasi hal ini.
Jadi, meski dia membuka kiriman tersebut, alamat Lewis yang sebenarnya tidak akan terungkap.
Berniat menggoda Lewis, dia pun membagikan lokasinya juga.
Dua avatar tiba-tiba muncul berdekatan.
Lian sontak kaget. Bagaimana bisa? Apa ada kesalahan teknis? Avatar Lewis mendekatinya dengan sangat cepat. Jantung Lian berdebar hebat saat melihat avatar mereka akan tumpang tindih.
Pasti ada yang salah, kenapa Lewis ada di sini? Jelas-jelas barusan dia bilang sedang membaca dokumen di rumah, pasti ada masalah teknis di pihak Lian.
Ketika memikirkan ini, tiba-tiba kilat menyambar di langit. Di tengah suara gemuruh guntur, dia tiba-tiba melihat sesosok tubuh berdiri di luar balkon!