- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 566 Selena tidak punya waktu untuk mengatur napas, Dia langsung mencengkeram pria itu dan melemparkan tubuhnya lewat dari bahu, lalu berlari ke depan tanpa menoleh lagi ke belakang.
Terdengar suara umpatan si Gigi Kuning di belakangnya, “Hel, si Aneh, apa kamu lemah ginjal? Hanya seorang gadis saja kamu nggak bisa menangkapnya?” “Sialan! Target sudah di depan mata saja masih bisa kabur.” “Cepat kejar dia!” Beberapa orang berlari mengejar Selena. Sementara itu, si Aneh berbaring di tanah seraya menghubungkan earphone miliknya. Perlahan dia berkata dengan santai. “Orangnya sudah ditemukan.” Si Aneh pelan-pelan bangkit dari tanah. Sembari memperhatikan punggung mereka yang buru-buru pergi, senyuman sinis pun terlengkung di wajahnya.
Meskipun Selena berlari secepat kilat, tempat ini tetaplah hutan belantara. Jalanannya sangat tidak rata.
Kadang-kadang, ada satu atau dua ekor ular yang tiba-tiba saja datang di hadapannya.
Hari mulai gelap. Selena merasa gerah dan tubuhnya berkeringat.
Orang-orang di belakangnya terus mengejarnya dengan jarak yang begitu dekat, seperti sedang bermain kucing dan tikus.
“Larilah! Mari kita lihat ke mana lagi kamu bisa melarikan diri hari ini, huh?” Melihat Selena kehabisan tenaga, salah satu di antara mereka memanfaatkan kesempatan itu. Dia melompat ke arah Selena untuk menangkapnya. x] Laki-laki itu mengira dirinya berhasil menangkap Selena. Namun, tanpa diduga: dadanya membentur sesuatu yang keras. Sebelum bisa menyadarinya, laki-laki itu mendengar suara ‘dor.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSeketika darah menyembur keluar.
Adegan kematian Lian kembali melintas di mata Selena.
Nyawa Lian langsung terenggut hanya dengan satu serangan saja.
Semua orang tidak menyangka jika Selena memiliki senjata seperti itu di tangannya.
“Kak!” teriak si Gigi Kuning dengan marah. “Siapa kamu sebenarnya? Bagaimana kamu bisa memiliki pistolz Selena enggan menggunakan pistol itu ketika situasinya memang tidak mendesak. Hal tersebut melanggar aturan dan bisa menunjukkan siapa dia yang sebenamya.
Namun, sekarang Selena sudah tidak peduli lagi. Dia mengangkat tangannya dan mengarahkannya pada si Giai Kuning. Pergi dari sinil” titahnya.
Ini kali pertama Selena membunuh seseorang. Dalam hati, Selena masih agak panik. Meski orang-orang ini pada dasarnya adalah penjahat yang kejam dan layak dijatuhi hukuman mati.
Jantung Selena berdegap kencang.
Selena sempat berpikir, senjatanya akan menakut-nakuti mereka. Akan tetapi, kematian teman mereka justru memicu kemarahan si Rambut Kuning. Amarahnya benar-benar meledak dan matanya menjadi merah.
“Wanita jalang, hari ini aku akan menghancurkanmu!” Selena melepaskan beberapa tembakan secara berturut-turut. Namun, mereka bukanlah orang sembarangan.
Mereka bisa menghindar dengan cepat.
“Kehabisan peluru, ya? Sekarang, giliran kami.” Masing-masing dari mereka langsung mengeluarkan sebilah belati. Jika orang-orang ini menyerang bersamaan dari arah depan, sudah jelas Selena tidak punya banyak kesempatan untuk mengalahkan mereka.
Bagaimanapun, Selena tidak punya jalan untuk kembali! Selena melawan empat orang sekaligus dan berhasil dikalahkan oleh mereka dengan cepat.
Ketika ujung belati itu hendak melukai lengan Selena, kembali terdengar suara tembakan di telinga mereka.
Kali ini, Selena sendiri juga ikut terkejut.
Orang yang melepaskan tembakan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah si Aneh.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSi Gigi Kuning tertegun untuk beberapa saat. Kemudian, amarahnya meledak. Matanya penuh kecurigaan. Dia berujar, “Bajingan, dari mana kamu mendapatkan pistol itu? Sialan, kamu ingin membunuh wanita jalang itu...” “Dor!” Bahu kanan si Gigi Kuning pun ditembak, sedangkan si Aneh berkata dengan raut wajah merend Akan kuberi kamu kesempatan untuk bicara lebih sopANT Selena sudah bisa menebak identitas pria tersebut. “Ada kam salah satu anak brush itney tay Awalnya. Selena mengira jika anak buah Harvey adalah si kembar itu. Terrivata, bestru anak buah kary adalah si Aneh ini.
Si Aneh mengangkat bahunya dan berkata, “Nyonya, Tuan Harvey memintaku untuk menyatakan pesan kepadamu. Hari sudah mulai gelap. Waktunya pulang ke rumahi,” Percakapan mereka membuat si Gigi Kuning melupakan rasa sakitnya. Dia menggerakkan giginya seraya bertanya, “Kalian berbincang apa, sih? Kenapa aku sama sekali nggak paham?” “Orang bodoh sepertimu nggak perlu paham.
Si Aneh menempelkan ujung pistolnya menuju dahi si Gigi Kuning. “Satu-satunya hal yang harus kar lakukan hanya minta maaf,” tukasnya.
“Kurang ajar!” “Mulutmu benar-benar busuk! Percaya atau nggak...
Saat mereka berdua tengah berdebat, Selena kembali melarikan diri dengan sekuat tenaga.
Si Aneh tidak bisa berkata-kata. “Lihatlah, Bodoh. Orang itu malah kabur lagi. Gimana caranya aku harus menyelesaikan tugas ini?” “Ibumu yang bodoh! Keluargamu bodoh semua!” Si Gigi Kuning tetap bersikeras tidak mau mengakui kesalahannya.
Si Aneh mengarahkan senjatanya pada beberapa orang tersebut. “Pergil Tangkap wanita itu dan bawal kembali dia! Jangan sakiti dia! Aku berjanji akan memblarkan kallan tetap hidup.” Beberapa orang itu berguling dan merangkak untuk mengejar Selena. Namun, mereka sudah kehilangan jejak Selena dalam waktu singkat.
“Sialan, ke mana lagi perginya wanita Jalang itu?” Si Aneh merokok dengan tenang dan sama sekali tidak merasa panik..
“Sialan! Berengsek! Kamu masih punya rokok? Beri aku sebatang,” kata si Gigi Kuning dengan kejam.
Si Aneh tetap bersikap tenang. Dia malah mendekat ke teplan air dan menarik pipa alat bantu pernapasan dari dalam air.
Suara si Aneh tidak terlalu keras. Namun, bisa terdengar dalam air. “Nyonya, kamu tertangkap. Permainan berakhir.”