- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 574 +15 BONUS Harvey masih mengingat bagaimana pertemuan mereka pertama kali, serta seluruh memori cerita cinta mereka berdua. Sementara itu, Selena tidak dapat mengingat apa pun, tetapi hanya bisa menemukan petunjuk ingatan dari percakapan mereka.
“Mungkin dulu aku sangat mencintaimu, kan?” Harvey Irwin memandangnya dengan penuh kasih, “Hmm, kamu ingat sesuatu?” Selena Bennett menggeleng. “Aku hanya merasa dari pandanganmu aku terlihat begitu hebat, aku bahkan harus mengorbankan pendidikan demi keluarga. Jika bukan karena mencintaimu begitu besar. siapa yang berani mengorbankan mimpi mereka?” Wajah Harvey terlihat berpikir keras, hingga membuat selena tidak mengerti. Dia melihat salju yang berjatuhan dari jauh, sambil berusaha memeluk selena Harvey berkata, “Kalau kamu nggak sayang sama aku, kenapa kamu harus menyerah? Seli, aku akan mencintaimu dengan sangat baik, aku bersumpah akan hal itu.” Selena dipeluk dengan erat sekali, begitu erat hingga dia hampir tidak bisa bernapas. Selena pun mendorongnya dengan keras Saat itu juga, Selena merasa pergelangan tangan kanannya tidak segesit biasanya, dan menemukan bekas Iluka pada kulitnya, ‘Tangan ku...‘ batin Selena.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtMenyadari itu, Harvey pun melepas pelukannya sambil berkata, “Tanganmu pernah luka, tapi sudah sembuh, kok.” Selena menggerakkan tangannya sedikit dan menyadari tangannya terasa kaku, tetapi tidak ada masalah besar.
Benaknya terus bertanya-tanya ‘Apa yang sebenarnya ‘By Kenapa aku bisa terluka? Siapa orang yang melukaiku” “Pasti orang itu sudah dihukum, lebih baik nggak usah dipikirin lagi.’ Selena memejamkan matanya, dan menyadari kalau banyak rahasia yang masih tersimpan dalam dirinya.
Meskipun Harvey baik padanya. Selena tidak bisa menentangnya. Itu sebabnya, dia selalu merasa wasapada.
Selena suka belajar kedokteran, jadi Harvey memberikan kesempatan padanya untuk belajar di luar negeri.
+15 BONUS ‘Tetapi dia bilang kalau aku meninggalkan segalanya untuk pernikahan ini, kenapa sekarang Harvey justru mendukungku?” Harvey menatap Selena dengan tajam, tanpa menunjukkan penyesalannya.
*Karena aku merasa kalau selama beberapa tahun ini, kamu nggak sebahagia biasanya, Seli, mulai sekarang kamu bisa lakuin apa aja yang kamu mau, aku akan terus mendukungmu, gimana?” baiklah.” Selena merasa bingung, dia baru saja bangun dan tidak bisa mengingat apa pun tentang masa lalunya. dia juga bingung apa yang harus dia lakukan. Jadi, dia hanya bisa mengangguk setuju dengan rencana Harvey.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSelena begitu mencintai dirinya, jadi tidak mungkin dia akan menyakiti diri sendiri, ‘kan? ‘Selain itu, dari dekorasi rumahnya saja sudah terlihat kalau Harvey adalah orang kaya. Bagaimana mungkin pria tampan dan kaya sepertinya, tertarik dengan aku seorang ibu rumah tangga yang baru saja bangkrut dan kehilangan kedua orang tua?” ‘Bisa melanjutkan pendidikan juga bukanlah hal yang buruk, pikirnya saat menatap Harvey.
Sepertinya Harvey ingin menghiburnya setelah kehilangan anak mereka. Meskipun Harvey sangat perhatian, tetapi Selena tetap harus waspada.
Meskipun masih banyak pertanyaan di benaknya, biarkanlah waktu yang akan menjawab semuanya. tidak perlu terburu-buru.
Itu- Selena Bennett mengetuk dadanya dengan tangan, “Bagaimana aku dulu memanggilmu?” Harvey merasa tenggorokannya ragu untuk menjawab, “kalau suasana hatimu baik, panggil aku suami. tapi kalau susana hatimu sedang buruk, cukup panggil aku Harvey saja, mengenal...” Dia berhenti sejenak Selena Bennett menunggu kata-kata selanjutnya.
Detik berikutnya, Harvey mendekat kearah telinganya dengan suara yang sengaja ditekan, “Kalau di tempat tidur, kamu suka memanggilku kakak Irwin.” Wajah kecil Selena memerah, dia dengan lembut memukul dada Harvey sambil berkata, “Pengacau!” Harvey Irwin menggandeng tangannya dan mencium bibirnya, “Seli, aku..
20 Telepon berdering, dia melihat tangan Selena, lalu pergi untuk mengangkat panggilan masuk, “Aku angkat telepon dulu, ya.”