- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 60
Adik Harvey sudah meninggal, sedangkan Keluarga Bennett hanya bangkrut dan belum ada
anggota Keluarga Bennet yang mati. Dengan kepribadian Harvey yang seperti itu, Selena sudah
seharusnya merasa bersyukur.
Akan tetapi, Lewis tidak akan seberuntung itu. Selena menggelengkan kepalanya sambil berkata,
“Bukan begitu, Kak Lewis. Kamu tidak seharusnya ikut campur dalam urusan ini.”
Lewis berjalan dengan tergesa–gesa, bahkan dia tidak sempat mengambil jaket milik Selena,
Sehingga dia pun melepas jaketnya sendiri dan memakaikannya kepada Selena, lalu memegang
bahu Selena dengan kedua tangannya
“Selena, aku tahu dia telah menyakitimu. Aku juga tidak berharap kamu akan menerimaku. Aku hanya
ingin menemanimu di sisa hidupmu. Jadi berilah aku kesempatan untuk menjagamu, oke? Sekalipun
hanya sebagai teman.”
Permohonan Lewis membuat pikiran Selena menjadi kacau. Semakin baik Lewis pada Selena,
semakin sulit pula bagi Selena untuk menjauhkan Lewis dari musibah.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtKak Lewis, aku mengerti niat baikmu, tetapi dia itu orangnya …
Sebelum Selena selesai berbicara, sudah tampak melihat bayangan hitam berdiri di kejauhan dari
sudut matanya. Bayangan itu menatap mereka dengan dingin seperti sesosok malaikat maut.
Harvey melihat ke arah Selena sambil berkata, “Kemarilah.”
Selena melihat bahwa hasrat pria itu untuk menguasai dirinya semakin meningkat, bahkan lebih
parah daripada sebelum perceraian.
Lewis segera melangkah maju untuk melindungi Selena, lalu menatap Harvey dengan waspada. ” Pak
Harvey, kalian sudah bercerai, tolong jangan sakiti dia lagi,” ujar Lewis.
Harvey tidak menanggapi Lewis. Sepasang mata Harvey yang suram terpaku pada jaket yang dipakai
Selena, lalu dia mengulangi perkataannya, “Tanggalkan itu dan kemarilah.”
Harvey bertindak seperti seorang majikan yang sedang memberi perintah. Selena pasti akan pergi jika
tidak ada Lewis. Dia teringat lagi ancaman yang baru saja Harvey ucapkan di meja makan. Orang lain
mungkin tidak tahu, tetapi Harvey pasti akan melakukannya.
Selena menggertakkan gigi. Dengan menyembunyikan rasa terhina, dia pun melepas jaket milik
Lewis.
“Kak Lewis, aku sudah bilang, jangan pedulikan aku.”
Lewis pun berkata bingung, “Kalian itu sudah bercerai!”
Tanpa menanggapinya, Selena pun mengembalikan jaket itu ke tangan Lewis, lalu berbalik dan
meninggalkannya. “Kak Lewis, aku sudah bilang, aku tidak pantas dengan dirimu yang begitu baik,
jangan buang–buang waktumu untukku lagi.”
Lewis melihat dapat melihat bahwa diri Selena dipenuhi dengan keputusasaan. Kemudian, Lewis
meraih pergelangan tangan Selena dan berkata, “Selena, aku bisa membantumu.”
“Alex, potong tangannya!” perintah Harvey dengan nada bicara dingin.
Dalam kegelapan, tiba–tiba muncul seseorang, yaitu Alex. Dia langsung berjalan menuju ke arah
Lewis.
Selena segera melepaskan tangan Lewis, lalu menghalangi Alex dan berkata kepada Harvey, “Jika dia
telah melakukan kesalahan, aku akan membayarnya dengan nyawaku. Harvey, lepaskanlah
dia. Aku sudah bilang, aku tidak ada hubungan dengannya.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm1
Harvey menggigit bibirnya sendiri yang tipis, lalu mengangkat dagu dengan perlahan dan. menatap
Selena dengan tatapan merendahkan tanpa berkata apa pun.
Selena terpaksa berjalan dengan cepat menuju ke sisi Harvey. Jaket yang hangat itu pun terjatuh dari
bahu Selena. Sesaat kemudian, Harvey langsung memeluk erat tubuh Selena yang kurus itu.
Pelukan itu seolah–olah adalah penjara bagi Selena. Harvey tidak akan pernah melepaskan
dirinya walaupun mereka telah bercerai.
Lewis menurunkan kedua tangannya ke samping tubuhnya dengan lemas, lalu berusaha menasihati
Harvey, “Pak Harvey, aku tidak tahu apa sebenarnya yang kamu pikirkan tentang
Selena. Selena… ”
“Kak Lewis, kamu sebaiknya pulang saja,” ujar Selena memotong ucapannya.
Lewis memandangi mereka berdua dan berkata, “Pokoknya kamu harus baik terhadapnya, jangan
menyakitinya lagi!”
Harvey mengangkat dagu Selena dengan jarinya, lalu berkata dengan suaranya yang dingin dan datar,
“Apa yang dia ingin katakan? Ada apa denganmu?”
*15 BONUS
Bab 61