- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 658 Selena tidak merasa familier ketika melihat gadis yang memiliki mata yang indah itu, Jadi seharusnya bukan orang yang dia kenal.
Namun, raut wajah gadis itu terlihat seperti mengenal dirinya.
“Kamu mengenalku?” tanya Selena dengan Inisiatif.
Ekspresi gadis kembali tenang, dia tersenyum dan berkata, “Bisa dibilang begitu.” Dia berdiri. Kemudian, dengan anggun dan percaya diri, dia mengulurkan tangannya ke arah Selena sambil berkata, “Halo, namaku Shira Bennett.” Nama ini.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtMendengar nama itu, Selena langsung bertanya, “Apa kamu anggota Keluarga Bennett?* Kartu nama yang diberikan Shane masih tersimpan di tas Selena. Selena tidak menyangka akan bertemu dengan anggota Keluarga Belagi dalam waktu sesingkat ini.
“Ya. Kakakku pernah memberi tahu kami bahwa kalau bukan karena kamu, kami nggak akan pernah bisa menemukan jasad kakak perempuanku. Aku selalu ingin mengunjungimu, tapi nggak kusangka kita bertemu di sini. Kamu lebih cantik daripada yang kulihat di internet.” Shira tersenyum kecil,Saat dia tersenyum ada dua lesung pipi yang terlihat dan membuatnya terlihat semakin manis.
Karena Selena sudah pernah bertanya, Harvey sudah meritakan secara singkat kronologi kejadian tersebut.
“Bukan hal besar, Nona Shira nggak perlu mengungkitnya. Aku masih ada urusan, jadi permisi dulu.” Shira tiba-tiba meraih lengan Selena, tetapi menyadari tindakannya ini sedikit tidak sopan, dia segera menarik tangannya.
“Maaf ... apa aku boleh minta nomor kontak Nona Selena? Aku hanya sebentar di kota ini, jadi kuharap sebelum pergi, aku bisa mengajak kamu untuk makan bersama sebagai ungkapan terima kasih.” “Terima kasih atas niat baikmu, tapi aku nggak banyak membantu dalam hal itu. Aku menghargai niat baikmu, jadi nggak perlu repot-repot mentraktirku makan.” Selesai berbicara, Selena mengangguk pamit dan pergi bersama penjual.
+15 BONUS Kemungkinan firasatnya salah, tetapi dia selalu merasa ada sebuah tatapan yang selalu mengikutinya.
Ketika dia hendak berbelok, Selena menoleh ke belakang. Namun tidak ada siapa pun di belakangnya.
Selena menggelengkan kepalanya, merasa mungkin dia sudah salah lihat.
Setelah selesai melakukan pengukuran, dia pergi menemui Ellia. Begitu masuk ke toko tersebut, dia merasakan suasana yang berbeda.
Ellia duduk di kursi tinggi sambil menyilangkan kakinya. Meskipun tidak berbicara, dia tetap terlihat wanita dewasa yang anggun.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmDi sampingnya ada seorang wanita lain. Meskipun sudah berumur, tetapi juga terawat dengan baik. Tubuhnya ramping seperti gadis remaja.
Wanita itu menggunakan riasan wajah yang ringan. Namun jika diperhatikan dengan saksama, riasan itu sebenarnya penuh dengan detail yang disengaja.
Hal seperti ini tentu hanya wanita yang bisa menyadarinya. Pria sama sekali tidak akan memperhatikan.
Wanita itu terlihat seperti putri baik-baik dan anggun dari keluarga kecil, tetapi jika dibandingkan dengan keanggunan alami Ellia, jujur saja mereka tidak berada dalam satu tingkatan.
Wanita itu terlihat sedih dan berkata, “Kak, aku nggak tahu kamu ingin kalung ini. Maaf, ya. Kalau begitu, biar aku belikan untukmu.” “Kak? Hmph...” Ellia meletakkan cangkir kopinya dan melirik wanita itu dengan pandangan merendahkan.
Wanita itu seperti menunggu Ellia lanjut berbicara. Namun dia tidak menyangka Ellia hanya mendengkus ringan dan tidak berbicara lagi, seolah-olah di mata Ellia dia adalah sebuah Jelucon.
Wanita itu berkata lagi, “Oh ya, Kak. Kamu sudah lama sekali nggak bertemu dengan Kak Naufan. Kebetulan, hari ini dia juga datang. Aku selalu merasa bersalah padamu karena kejadian itu. Selama bertahun-tahun ini, aku nggak ada kesempatan untuk bertemu denganmu. Sudah seharusnya aku minta...” Ellia sama sekali tidak melihat wanita itu. Ketika dia melihat Selena datang, Ellia segera melambai dan berseru, “Sini.” Firasat Selena mengatakan ada yang tidak beres, tetapi dia tetap dengan patuh menghampiri Ellia dan bertanya, “Ibu, dia...
*Hanya orang asing, nggak perlu dipikirkan. Sini, coba pakai perhiasan yang Ibu pilih untukmu.”