- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 699
Waktu seakan berhenti saat ini. Tidak disangka ada wanita yang benar-benar cantik sampai sejauh ini.
Satu seperti bunga di musim semi, satu seperti bulan di musim gugur.
Jari-jari Naufan yang memegang sampanye menjadi tegang. Pada saat ini dia merasa seperti sedang bermimpi.
Dia meragukan dirinya sendiri, apakah wanita itu masih Ellia yang dia kenal?
Dalam pikirannya, Ellia memecahkan banyak barang berulang kali, berteriak keras di tengah reruntuhan atau
menangis dan memohon agar dia tidak pergi, serta gambaran menghina dan mencaci-maki Jesika.
Sekarang Ellia tampak angkuh, seperti dewi yang pandangannya melihat ke seluruh ruangan tanpa
berhenti di dirinya.
Seolah-olah dirinya dan dia sudah menjadi orang asing. Sorot mata Ellia terasa asing.
William terpaku menatap wajah Selena: Dari awal dia sudah tahu Selena cantik, tetapi dia tidak menyangka
bahwa saat mengenakan gaun ketat yang sederhana itu, dia tetap terlihat elegan. Bagaikan dewi di atas bulan,
dengan dingin memandang bumi dan membangkitkan nafsu pria untuk
menaklukkannya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Leo, Ellia dan Selena seketika menarik perhatian semua orang di tempat sejak kemunculan mereka.
Kondisi Ellia sekarang sangat berbeda dengan rumor dia sudah gila. Terutama ketika dia berdiri di samping Leo.
Sedangkan Jesika yang mengaku-ngaku merupakan menantu di keluarga ini bahkan tidak
bisa berada di dekat Leo sedikit pun.
Meskipun Jesika sudah berdandan dengan rapi dan bahkan merawat kulitnya setiap hari, ketika Ellia muncul,
aura alami seorang putri kaya raya langsung mengalahkannya.
A
Di depan Ellia, Jesika seperti patung maneken yang mengenakan pakaian paling mahal dan berbagai hiasan
tergantung di tubuhnya. Sekujur tubuhnya terlihat sangat ramai.
Ketika melihat Leo muncul, semua orang langsung diam.
Jesika tentu menyadari Naufan yang terkejut ketika melihat kecantikan Ellia itu. Hal ini membuatnya
menggertakkan gigi dengan kuat.
Untuk membuat semua orang mengerti bahwa dia adalah tokoh utama di pesta ini, Jesika mengangkat
gaunnya dan berjalan menuju Leo.
Dia tersenyum manis dan berkata, “Ayah, Kenapa nggak memanggilku untuk menjemput Ayah?”
+15 BONUS
Dalam sekejap, dia berjalan ke belakang kursi roda dan dengan tenang mendorong Ellia untuk menunjukkan
kedudukannya di Keluarga Irwin.
Ellia mengutuk dalam hatinya, “Dasar caper.”
Sepertinya Jesika menunggu Ellia marah, lalu menghinanya di depan umum sehingga dia bisa menunjukkan sifat
lemahnya dan mendapatkan simpati orang-orang.
Dia selalu senang dengan adegan seperti ini. Sayangnya, Ellia sekarang bahkan tidak mau meliriknya
sejenak.
Jesika ingin pura-pura menjadi menantu yang berbakti, sedangkan Ellia ingin menikmati ketenangan.
Oleh karena itu, Ellia berbalik dan pergi tanpa peduli sedikit pun.
Karena Harvey belum muncul, ekspresi Leo terlihat masam.
Jesika berpikir dia sudah menang dan menjadi bersemangat bersikap terlihat ramah.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Mendengar ucapan Jesika hanya membuat Selena merinding dan lambung semakin sakit. Dia membisikkan
sesuatu di telinga Kakek dan Kakek mengangguk dengan ramah sambil berkata, “Baiklah, pergilafi makan
sedikit, kamu terlalu kurus.”
Selena mengangguk, lalu pergi ke area makanan di depan mata semua orang, meninggalkan Jesika
sendirian memainkan nya sendiri.
Meskipun begitu, Jesika tetap merasa senang dan yakin bahwa posisinya di Keluarga Irwin tidak akan
tergoyahkan oleh siapa pun.
Dia sudah merencanakan bahwa setela pesta ini selesai, dia akan mengusir Ellia keluar dari rumah ini.
Menghilangkan pengganggu terbesarnya.
A
Selena mengambil makanan dan duduk di sofa. Meskipun dia sudah makan obat penghilang rasa sakit
sebelumnya dan awalnya obat itu sangat membantu, sekarang dia menyadari bahwa obat tersebut
sudah tidak begitu efektif.
Rasa sakitnya membuatnya sedikit mengerang dan dia menggunakan air hangat untuk meredakan
sedikit rasa sakit itu.
“Kak Selena, melihat ekspresimu, sepertinya kamu nggak baik-baik saja, ada apa denganmu?”