- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 703
Mendengar ucapan itu, bahkan Naufan, yang biasa merasa dirinya benar pun menoleh kepadanya, “Apa yang
kamu katakan?”
“Ayah, Kakak terjebak dalam ledakan dan masih belum ditemukan hingga saat ini. Kemungkinan besar dia sudah
meninggal dunia.” William mengucapkan kata-kata paling kejam dengan nada lembut.
Semua orang yang hadir tampak terkejut. Meskipun tuan muda telah lama berkembang di Negara Arama,
statusnya tidak perlu diragukan lagi.
Jika dia telah meninggal, bukankah semua harta dan hak waris akan menjadi milik William?
Pantas saja Leo setuju membiarkan ibu dan anak kembali. Ternyata ini alasannya.
Belakangan ini, Naufan juga mendengar kabar itu, tetapi dia menganggapnya sebagai gosip yang dibuat oleh
orang berniat jahat. Bagaimana mungkin Harvey yang baik-baik saja bisa meninggal?
Namun, saat ucapan itu keluar dari mulut William, Naufan mulai merasa gelisah, “Tanpa bukti yang pasti, kenapa
kamu bilang dia sudah meninggal?”
“Ayah, kamu juga mendengar berita ledakan pabrik yang terjadi beberapa hari yang lalu, ‘kan? Menurutmu, apa
Kakak bisa selamat dari ledakan sebesar itu?” tanya William lagi.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Naufan terdiam beberapa saat dan raut wajahnya tampak sedingin es.
$
Setelah ditenangkan oleh Ellia, emosi Leo perlahan mereda. Beliau kembali duduk di kursi roda dan menatap
William dan Jesika dengan tenang.
“Jangan ribut lagi. Minta maaflah kepada kakak iparmu. Dengan begitu, masalah hari ini dianggap
selesai.”
William memicingkan matanya, seolah-olah bertanya mengapa semuanya tidak berjalan sesuai
rencananya?
Sebaliknya, Jesika malah mengambil kesempatan untuk membuat keributan, “Ayah, padahal Selena yang
menyiram putraku dengan air. Mengapa putraku yang harus minta maaf?”
“Mengapa? Karena aku pernah tinggal bersama gadis itu, jadi aku tahu dia adalah gadis yang baik dan
ceria. Sebaliknya, putramu itu licik dan berbahaya!”
Akhir-akhir ini, Jesika merasa dirinya telah berkuasa. Dia mengira Keluarga Irwin telah berada di dalam
kendali mereka.
+15 BONUS
Jadi, di saat Leo menuduh putranya di depan begitu banyak orang. Jesika tidak bisa mentolerirnya.
“Ayah, aku tahu kamu selalu memandang rendah latar belakangku dan merasa aku nggak pantas bersanding
dengan putramu, tapi kami saling mencintai dan ini juga terbukti selama bertahun-tahun. Tahukah kamu betapa
sulitnya kami berjuang di luar selama ini? Mengapa sampai sekarang kamu masih memiliki prasangka yang
begitu dalam kepada kami? Sebenarnya kesalahan apa yang sudah
kami perbuat?”
Beberapa kalimat yang diikuti isakan itu tiba-tiba membuat Leo menjadi pusat perhatian. Semua orang
kini menganggapnya sebagai seorang ayah yang kejam.
“Pak Leo, sudah bertahun-tahun berlalu, apa kamu masih nggak bisa melepaskannya? Perjodohan
seperti yang kamu lakukan itu sudah ketinggalan zaman.”
“Benar. Kalau putraku seperti Naufan, aku pasti akan senang sekali.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
*Segala sesuatu yang dipaksakan, hasilnya pasti nggak menyenangkan, jadi buat apa? Lagian, dia itu
cucu kandungmu sendiri. Jadi orang itu jangan begitu kejam.”
Semua orang menuduh Leo sangat kejam dan dingin.
“Sudah cukup?” kata Leo sambil menunjuk ke arah Jesika.
“Apa kamu lupa sudah merusak keluarga orang? Berulang kali membuat onar dan menghancurkan keluarga
orang. Aku nggak pernah menghina orang yang terlahir miskin. Yang aku hina adalah orang
yang miskin yang berhati jahat.”
Jesika menutupi dadanya dengan tangannya, terlihat seperti terluka.
Dulu, Leo juga tidak pernah menghinanya dengan kata-kata seperti itu.
“Ayah, berhentilah. Jesika itu istriku,” ucap Naufan buru-buru membela istrinya.
Leo juga malas berdebat dengannya. Beliau hanya menatapnya dingin dan berkata, “Istrimu? Baik, kalau begitu,
aku akan perlihatkan kepadamu bagaimana rupa istri dan anakmu yang sebenarnya. Awalnya, aku mengira hari
ini adalah hari baik, jadi aku berusaha menoleransinya. Siapa sangka mereka berdua makin keterlaluan dan
berani merusak acara ulang tahunku. Karena kalian membuatku kesal jadi
jangan harap kalian akan senang!”