- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 707
Lambung Selena yang mulanya sakit itu bertambah parah karena dibuat kesal oleh William tadi. Namun,
di saat Harvey memeluknya, Selena merasa dirinya seakan menemukan secercah harapan lagi.
Dia mengulurkan tangannya dan membalas pelukan Harvey. “Akhirnya kamu kembali.”
Harvey membelai wajah wanita itu dengan lembut. Meskipun Selena memakai riasan, dia menyadari
raut wajah wanita itu tidak terlihat baik.
“Apa kamu nggak enak badan?”
Menghadapi tatapan semua orang, Selena merasa risih. Dia pun menahan rasa sakitnya sambil
tersenyum, “Nggak apa-apa. Yang penting kamu sudah kembali.”
Harvey melihat sekilas keringat dingin di dahi Selena. Dia sempat mengira itu mungkin karena Jesika
dan putranya yang membuat Selena merasa tidak nyaman, jadi dia harus segera menanganinya.
Harvey menghiburnya dengan lembut, “Jangan takut. Aku sudah kembali, jadi nggak ada lagi yang bisa
mengganggumu.”
Selesai menghibur Selena, pandangannya dialihkkan ke arah Jesika, “Aku sudah mendengar tentang
apa yang terjadi selama beberapa hari ini. Awalnya, aku ingin menunda pembicaraan ini hingga pesta
ulang tahun Kakek berakhir. Karena kamu bersikeras mau pergi, aku akan memenuhi keinginanmu.
Pelayan, kemasi barang-barang Nyonya Jesika.”
Padahal, yang ingin Jesika usir adalah Ellia, bagaimana bisa menjadi dirinya sendiri?
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Jesika merasa tidak puas. Dia segera menarik tangan Naufan, “Suamiku, lihat dia. Bagaimanapun juga,
aku lebih tua darinya. Bagaimana dia bisa memperlakukanku seperti ini?”
Sebelum Naufan sempat membuka mulut, Harvey langsung menyelanya, “Kamu sudah memutuskan
hubungan dengan Keluarga Irwin dua puluh tahun yang lalu. Sekarang, akulah pewaris Keluarga Irwin.
Segala masalah di Keluarga Irwin ditentukan olehku. Tuan Naufan, tolong bawa istrimu dan tinggalkan
rumahku.”
Harvey sudah kehilangan kesabaran dan ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya.
Bisa dikatakan, ucapannya ini tdak meninggalkan sedikit belas kasihan pun hingga membuat Naufan
merasa malu.
Dulu, Harvey masih mempertimbangkan hubungan keluarga, tapi apa yang Naufan lakukan? Dia tidak
+15 BONUS
Bab 707
Lambung Selena yang mulanya sakit itu bertambah parah karena dibuat kesal oleh William tadi. Namun, di saat
Harvey memeluknya, Selena merasa dirinya seakan menemukan secercah harapan lagi.
Dia mengulurkan tangannya dan membalas pelukan Harvey, “Akhirnya kamu kembali.”
Harvey membelai wajah wanita itu dengan lembut. Meskipun Selena memakai riasan, dia menyadari raut wajah
wanita itu tidak terlihat baik.
“Apa kamu nggak enak badan?”
Menghadapi tatapan semua orang. Selena merasa risih. Dia pun menahan rasa sakitnya sambil tersenyum,
“Nggak apa-apa. Yang penting kamu sudah kembali.”
Harvey melihat sekilas keringat dingin di dahi Selena. Dia sempat mengira itu mungkin karena Jesika dan
putranya yang membuat Selena merasa tidak nyaman, jadi dia harus segera menanganinya.
Harvey menghiburnya dengan lembut, “Jangan takut. Aku sudah kembali, jadi nggak ada lagi yang bisa
mengganggumu.”
Selesai menghibur Selena, pandangannya dialihkkan ke arah Jesika, “Aku sudah mendengar tentang apa yang
terjadi selama beberapa hari ini. Awalnya, aku ingin menunda pembicaraan ini hingga pesta ulang tahun Kakek
berakhir. Karena kamu bersikeras mau pergi, aku akan memenuhi keinginanmu. Pelayan, kemasi barang-barang
Nyonya Jesika.”
Padahal, yang ingin Jesika usir adalah Ellia, bagaimana bisa menjadi dirinya sendiri?
Jesika merasa tidak puas. Dia segera menarik tangan Naufan, “Suamiku, lihat dia. Bagaimanapun juga, aku lebih
tua darinya. Bagaimana dia bisa memperlakukanku seperti ini?”
Sebelum Naufan sempat membuka mulut, Harvey langsung menyelanya, “Kamu sudah memutuskan hubungan
dengan Keluarga Irwin dua puluh tahun yang lalu. Sekarang, akulah pewaris Keluarga Irwin.
Segala masalah di Keluarga Irwin ditentukan olehku. Tuan Naufan, tolong bawa istrimu dan tinggalkan
rumahku.”
Harvey sudah kehilangan kesabaran dan ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya.
Bisa dikatakan, ucapannya ini tdak meninggalkan sedikit belas kasihan pun hingga membuat Naufan
merasa malu.
Dulu, Harvey masih mempertimbangkan hubungan keluarga, tapi apa yang Naufan lakukan? Dia tidak
+15 BONUS
memberi wajah kepada Ellia dan bahkan bersikap sama kepada Selena sekarang.
Itu sebabnya Harvey tidak ragu-ragu lagi.
Selama dia tidak memiliki moral, tidak ada yang bisa menculiknya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Darah lebih kental daripada air? Sejak kecil, Harvey tidak merasakan sedikit pun perhatian dari ayahnya. Lantas,
mengapa dia harus memperhatikan orang yang tidak peduli padanya?
“Beraninya kamu bicara seperti itu kepadaku! Aku ini ayahmu!”
Harvey hanya tersenyum sinis, bahkan mengabaikannya begitu saja. Pria itu berbalik dan berkata dengan sopan
kepada tamu lainnya, “Maaf, semuanya. Sudah menjadi bahan tertawaan. Aku minta
maaf atas ketidaknyaman yang telah kami buat. Karena hari ini masih ada urusan keluarga yang harus
diselesaikan, aku akan menjamu semua orang di lain hari.”
Hanya berdiri di sana saja, Harvey sudah terlihat berwibawa. Ditambah lagi, jiwa pemimpin alami yang
dimilikinya membuat orang tidak bisa tidak menghormatinya. Dibandingkan dengan adik yang lembut dan
ayahnya yang kebingungan menghadapi situasi, Harvey benar-benar berbeda.
Ternyata inilah gaya yang seharusnya dimiliki oleh kepala keluarga Keluarga Irwin.
Walaupun semua orang masih ingin menyaksikan pertunjuka itu, tetapi karena Harvey sudah buka
suara, maka mereka pun terpaksa meninggalkan tempat itu.
“Baik, Tuan Harvey,” kata Chandra sambil melihat sekeliling. Kemudian, dia mengambil handuk putih dan
mendekati Jesika. $
“Nyonya Jesika, kamu mau berhenti sendiri atau perlu bantuanku?”
Jesika tampak terkejut. Harvey ini benar-benar tidak punya hati nurani!
Kemartabatan seorang ayah yang dimiliki Naufan mendadak sirna. Dia hanya bisa berteriak dengan keras, “Coba
saja kalau kamu berani!”
Karena ada orang yang mendukungnya, tangisan Jesika makin menjadi-jadi.
Mendengar ancaman itu, Harvey mengambil handuk dan memasukkannya dengan kasar ke dalam mulut Jesika,
“Aku sudah memperingatkanmu dari awal.”