- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 726
kamar rawat.
Harvey tidak berani mendekati Selena, dia hanya melihat dari luar kamar
“Chandra, cepat lakukan tes DNA antara Sell dan Harvest. Seli pasti akan percaya padaku setelah lihat
hasilnya.”
Chandra terlihat ragu, kemudian mengingatkan, “Tuan Harvey, apa boleh dengar penjelasanku dulu?”
Harvey menoleh, lalu Chandra berkata, “Tuan Harvey, masalah terbesar antara Tuan dan Nyonya bukan tentang
fakta. Kita semua tahu Tuan memang nggak berhubungan badan dengan Nona Agatha, tapi nyatanya Tuan
sudah menipu dan melukal Nyonya. Sekarang Tuan berusaha menjelaskan, apa Nyonya
akan percaya?”
Harvey teringat betapa besar kemarahan Selena tadi, dia pun menjawab, “Ya, dia nggak akan percaya.”
“Benar. Bahkan meski Tuan memberi hasil DNA yang sebenarnya, Nyonya hanya akan merasa itu adalah hasil
yang direkayasa karena Tuan bisa saja mengubah fakta dengan kekuasaanmu. Maaf kalau aku lancang, tapi
kondisi Nyonya sangat buruk. Lebih baik Tuan nggak melakukan apapun yang bisa
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
memicu amarahnya lagi.”
Chandra memang berkata apa adanya. Keberadaan Harvey adalah sebuah tekanan bagi Selena.
Di waktu bersamaan, dokter yang merawat Selena yaitu ketua dokter spesialis tumor pun keluar kamar. Dia
tidak peduli siapa Harvey dan langsung menegurnya, “Kamu ini gimana sih? Kamu sengaja ya biar dia cepat
mati? Kenapa terus-terusan melukainya? Sudah susah payah kami membuat kondisinyal stabil, gara-gara kamu
dia kumat lagi!”
“Dokter, bagaimana kondisi istriku?”
“Bagaimana apanya? Ya jelas lah, kalau terus begini paling-paling hidupnya tinggal seminggu-dua minggu aja.
Kalau kamu mau dia mati lebih cepat, buat saja dia marah setiap hari!”
Dokter Afraska sama sekali tidak pandang bulu. Dia adalah paman dari pacar Lewis, tentu sedikit
banyak dia tahu tentang Lewis.
Dengan kekuasaannya, Harvey sudah mengusir Lewis tetapi dia sendiri malah tidak merawat istrinya.
dengan baik dan menyebabkan Selena menjadi seperti ini.
Dokter Afraska yang pada dasarnya sudah tidak suka dengan Harvey pun saat ini semakin kesal. jadi,
ucapannya pun sangat kasar.
+16 BONUS
Ini pertama kalinya Harvey dimarahi orang lain dan tidak merasa tersinggung. Chandra pun memecah
keheningan yang canggung dengan berkata, “Dokter, apa yang harus kami lakukan supaya kondisi
Nyonya membaik?”
“Sudah nggak ada lagi pengobatan yang bisa membantu. Dalam kondisi seperti ini apanya yang harus
diobati? Kamu malah akan membebani tubuhnya. Sekarang kita hanya bisa merawatnya supaya
kondisinya tetap stabil.”
Lewis berdeham, “Dokter Afraska, mereka ini hanya mengkhawatirkan Selena.”
Dokter Atraska akhirnya mengubah perkataannya, “Tumor di otaknya saat ini masih stadium satu, jadi
masih bisa kita kontrol dengan obat. Masalahnya adalah tumor di perutnya yang sudah sangat besar.
Tersentuh sedikit saja bisa menyebabkan pendarahan. Jadi yang bisa kita lakukan sekarang hanya
mengurangi peradangan dan mengurangi rasa sakit.”
Harvey pun menjawab dengan berat hati, “Kalau dengan kemoterapi?”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Kemoterapi?” Dokter Afraska kemball menatap Harvey dengan tajam. “Memang dengan kondisi
tubuhnya sekarang, dia akan tahan dengan efek samping kemoterapi?”
“Kamu mau aku melihatny
melihatnya mati di depan mataku? Aku nggak sanggup. Kamu saja yang atur jadwal
kemoterapi untuknya.”
Harvey tidak yakin bisa menemukan Isaac hanya dalam waktu dua minggu. Dia harus memperpanjang
waktu hidup Selena supaya dia punya waktu lebih banyak.
Lewis menatap Harvey dengan marah dan berkata, “Tuan Harvey, Selena itu sudah sangat menderita.
Kamu mau apa lagi!”
Harvey menjawab dengan serius, “Dokter Lewis, aku tahu kamu juga hanya ingin yang terbaik untuk Seli. Sama,
aku juga. Aku ingin sekali melihat Seli bisa kembali hidup normal.”
“Kamu nggak bisa ya membiarkannya pergi dengan tenang di detik terakhir hidupnya?”
Harvey tersenyum getir, “Maaf, aku nggak bisa. Tolong minta para dokter untuk mengatur jadwal
kemoterapi.”