- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 75
Pria itu menyeringai dengan ekspresi dingin, lalu meraih pergelangan tangan Selena dengan satu
tangannya. Dia menarik tubuh Selena ke dalam pelukannya, lalu membungkuk untuk memeluknya.
Tindakannya ini tidak ada sedikit pun kelembutan. Sikapnya sedikit kasar karena amarah, lengannya
dengan erat mengunci di lekukan kaki Selena.
Selena secara naluriah mengayunkan jari–jarinya dan tidak sengaja menyentuh leher Harvey, Selena
pun terkejut dan segera menarik tangannya kembali, tetapi sisa kehangatan itu tetap tertinggal di ujung
jarinya.
“Harvey, lepaskan aku!” Selena meronta dengan lemah, rontaannya tidak berhasil mengguncang
tubuh Harvey sedikit pun.
Dia pun hanya bisa membiarkan Harvey menggendongnya berjalan di tengah hujan. Langkah kaki
Harvey yang menginjak genangan air itu mengeluarkan suara “splash, splash“.
Dia tidak mengatakan sepatah kata pun selama berjalan. Keheningan seperti itu sangat menyesakkan.
Selena digendong kembali ke ruang perawatan olehnya.
Ruangan yang hangat seperti musim panas itu perlahan–lahan menghangatkan tubuhnya yang
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtdingin.
Harvest yang tidak tahu apa–apa, berjalan ke arah Selena dengan terhuyung–huyung, seolah–olah
ingin memeluknya.
Selena secara naluriah membuka lengannya ingin memeluk Harvest yang menangis terisak.
Harvey meraih Harvest dari belakang lehernya dengan satu tangan, lalu mengangkatnya. Suaranya
terdengar sangat dingin, “Antar anakku pulang.”
“Siap!” Chandra menghela napas lega setelah melihat Selena selamat.
Hansen memeriksa tubuh wanita itu, kemudian memberinya infus lagi. Dia berkata dengan sabar,
“Jumlah sel darah putih di tubuhmu sangat rendah. Jangan pernah memaksakan diri lagi. Kalau tidak,
Tuhan pun tidak akan bisa menyelamatkanmu.”
Selena mengangguk, sosoknya tampak seperti boneka kain yang inenatap langit–langit putih di
atas kepalanya ”
Harvey sudah lama menghilangkan harapan Selena, bahkan tidak memberinya kesempatan
untuk mati. Apa lagi yang bisa Selena lakukan?
“Aku sudah tahu.”
+15 BONUS
“Kamu sebaiknya belajar untuk patuh.” Harvey mengalihkan pandangannya dari wajah Selena dengan
dingin, lalu pergi dengan cepat dari ruangan itu.
Hansen mengikutinya dengan hati–hati di belakang, tetapi hawa dingin yang menyelimuti Harvey
tidak bisa hilang.
Harvey tiba–tiba berhenti, sehingga Hansen pun terpaksa menghentikan langkahnya.
Saat Harvey menoleh, Hansen melihat wajahnya yang bagaikan tertutup awan gelap. Suara Harvey
bahkan terdengar semakin dingin dan mengerikan. “Periksa dengan baik mengapa sel darah putihnya
begitu rendah,” ujar Harvey.
Hari ini segala sesuatunya terasa aneh, Selena bahkan tanpa ragu–ragu melompat dari gedung.
Jelas–jelas Selena selalu sehat, tetapi kenapa setelah demam, sel darah putihnya jadi rendah?
Setelah menghubungkan kondisi saat ini dengan kondisi Selena yang sering pingsan beberapa waktu
lalu, Harvey pun merasa bahwa masalahnya tidak sesederhana itu.
Hansen mengangguk dan berkata, “Baiklah, Pak Harvey. Besok aku akan melakukan pemeriksaan
menyeluruh kepada Nyonya. Pak Harvey jangan khawatir. Meskipun Nyonya sudah dua tahun tidak
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmelakukan pemeriksaan kesehatan, berdasarkan kondisi kesehatannya dua tahun lalu. selain penyakit
akut, umumnya tidak akan muncul penyakit kronis.”
“Sebaiknya begitu.”
Hansen mengangguk dengan hormat, lalu pergi. Dia takut akan membuat Harvey marah lagi di
saat seperti ini.
Dia segera kembali ke kantornya untuk mencetak formulir pemeriksaan yang harus dilakukan
Selena
Malam itu, demam Selena akhirnya turun. Hingga tibalah keesokan paginya.
Saat masih tertidur lelap, seseorang membangunkan Selena, “Nona Selena, waktunya untuk
menjalani pemeriksaan *
Selena yang kepalanya terasa pusing, tiba–tiba tersadar dan berkata, “Ada apa?”
Perawat menjelaskan dengan sabar, “Nona Selena masih perlu menjalani pemeriksaan lebih
lanjut ”
Begitu Selena mendengar kata ‘pemeriksaan, rasa dingin menjalar di punggungnya “Apakah
Harvey telah menyadari sesuatu?” pikunya