- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
#Bab 839 Harvey tahu betul sifat Selena. Usai kejadian itu, Selena tidak akan membiarkannya berada di sisinya lagi.
Sejak awal, dia sudah tahu bahwa hari ini akan tiba. Beberapa hari ini dia sengaja menghindar hanya demi menunda kedatangan hari itu sedikit lebih lama.
Sebelum duduk di kursi di sebelahnya, Selena menuangkan segelas air untuknya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya aku menuangkan air untukmu setelah kamu menjaga kami selama ini.” Sambil menunduk, Harvey terbatuk beberapa kali dengan kepalan tangan yang menutupi mulutnya, “Terima kasih,” ucapnya.
“Mau minum obat?” tanya Selena penuh perhatian.
“Nggak perlu, ini cuma masih batuk sedikit, lebih mendingan daripada sebelumnya.” “Aku berterima kasih sekali padamu atas selama ini. Kamu orang yang baik, pekerja keras dan kompeten. Sia-sia sekali kalau bakatmu dipakai untuk menjaga anak-anak. Kamu itu masih muda, seharusnya kamu pergi keluar untuk menjelajahi dunia.” Selena mengatakannya dengan bijaksana, sementara Harvey memegang cangkir dengan kedua tangan, jari- jarinya perlahan menyentuh gelas, memejamkan mata entah sedang memikirkan apa.
Setelah terdiam sesaat, dia berkata, “Hal ini jadi membingungkan karena aku menyukaimu.” Kejujurannya yang tiba-tiba justru membuat Selena merasa kebingungan.
Awalnya, Selena kira kepribadian Harvey yang pendiam akan sama sepertinya yang menganggap seolah kejadian malam itu tidak pernah terjadi.
Tetapi ternyata dia malah bicara terang-terangan, hingga membuat Selena terpaksa untuk menjawab dengan jujur.
1/3 Dengan kedua tangan saling menopang, Selena menjilat bibirnya, menunduk ambil memandangi jari-jarinya.
“Ini cuma salah satu alasan. Bahkan kalau kejadian ini nggak terjadi, rencana awallar sewaktu tiba di Kota Arama tetaplah untuk berpisah.” “Luna begitu menyukaiku.” “Aku tahu.” “Lalu ... apa kamu nggak bisa memberiku kesempatan?” Harvey hampir memohon, “Aku nggak akan melukaimu seperti mantan suamimu. Aku hanya akan menyayangimu dan melindungimu. Kalau kamu nggak menyukaiku karena aku nggak punya uang, aku bisa mencarinya, aku punya banyak cara untuk menghasilkan uang, aku pasti bisa menghidupimu dan anakmu,” ujarnya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Jangan salah paham, aku nggak bermaksud melakukan sesuatu padamu, aku cuma prihatin denganmu. Kamu belum sembuh dan tubuhmu belum pulih total. Akan sangat berbahaya merawat anak kecil sendirian. Kalau kamu peduli dengan perasaanku terhadapmu, aku bisa kembali ke hubungan kita semula. Aku nggak akan mendekat dan mengganggumu, aku hanya akan diam-diam melindungimu.
“Nona, aku mohon, jangan usir aku.” Perasaan Selena menjadi agak kacau.
Jadi, kejujuran selalu menjadi senjata pamungkas yang terbaik. Mengatakannya dengan begitu tulus dan terus terang, membuatnya menutup setiap kemungkinan adanya penolakan dari Selena.
“Aku...” “Setidaknya, tunggulah sampai aku mencarikan tempat untukmu dan anakmu, dan memastikan kalian aman sebelum kamu mengusirku, bagaimana?” Melihat Selena sudah goyah, Harvey menambahkan, “Nona, kamu memang cerdas, tapi apa kamu akan mengusirku hanya karena perasaanku terhadapmu? Kalau kamu dan anakmu berada dalam bahaya, bagaimana kamu 2/3 menghadapinya? Selain itu, bukannya kamu pernah bilang bahwa kekuas orang itu ada di Kota Arama? Kalau pakai cara yang umum untuk melindungimu mungkin dia akan menemukanmu begitu kamu kembali, apa kamu ingin kembali seperti dulu lagi?” “Bom berat” yang dilemparkannya memang menjadi alasan yang tidak bisa ditolak oleh Selena.
“Kamu boleh tinggal, tapi mulai sekarang aku harap kamu menjaga jarak dengan kami.” Meskipun kecewa, Harvey tetap tinggal.
“lya, aku mengerti.” Melihat Harvey yang tertunduk lesu, Selena merasa agak tidak tega.
“Gio, seperti yang aku bilang malam itu, bukannya aku membencimu, tapi aku memang nggak punya perasaan apa-apa terhadap pria mana pun. Aku nggak bermaksud menyinggungmu. Kamu orang yang baik, kelak kamu pasti akan menemukan gadis yang cocok denganmu.” Harvey pun mendongak, menatap mata Selena, “Nggak akan ada orang yang lebih baik daripada kamu,” ucapnya,