- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 115
“Kamu juga penggemarnya?” Xavier meletakkan tangannya pada pipi tembemnya :
“Namun, seleramu dalam memilih idola cukup buruk.”
“Perkataan kakakku ada benarnya.” Javier juga menyetujui lalu menambahkan : “Paman
Wilson, kalau kamu menyukainya, berhati-hatilah rumahmu bisa dirubuhkan kapan saja.”
Wilson teringat, seburuk apapun Samantha, dia tetaplah ibu kandung dari dua bocah
kesayangan di Keluarga Costan itu.
Dan karena alasan ini juga, Keluarga Costan tidak akan membiarkan Samantha tenang-
tenang saja.
“Merubuhkan rumah? Sepertinya kalian berpikir terlalu jauh.” Wilson berkata sambil
bercanda : “Ada beberapa hal yang tidak akan terjadi seumur hidup ini….”
“Kalau begitu kita tunggu dan lihat saja.” Xavier berkata dengan tidak setuju : “Paman,
ada beberapa hal yang mungkin terlihat tidak memungkinkan untuk saat ini, tapi
kedepannya tidak ada yang tahu…”
Karena ibunya sudah berkata seperti itu, maka dia percaya hal itu pasti akan terjadi.
Didepan pintu rumah sakit, Samantha merasa kalau Rolls-Royce yang baru melaju pergi
itu kelihatan sedikit familiar.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSeingatnya dia seperti pernah melihat mobil itu, tapi dia tidak bisa mengingat dimana.
Saat siang, Asta mengusirnya jadi dia pun pergi dari rumah sakit dengan kesal.
Namun….
Sesampainya pada waktu ini, dia juga tidak bisa menahan diri untuk kembali kemari.
Beberapa tahun ini dia sudah menganggap Asta seperti lelakinya sendiri, dan dia
melakukan segala sesuatu untuk bisa menjadi Nyonya Costan.
Meskipun tidak ada perkembangan apapun, namun Asta tidak pernah menganggap
istimewa orang lain, jadi dia berpikir kalau posisi Nyonya Costan pasti akan jatuh kedalam
tangannya suatu hari nanti,
Tapi sekarang Samara tiba-tiba muncul…dan membuat Asta dan sepasang iblis kecil itu
bersikap berbeda padanya.
Dia pergi ke lantai tempat kamar Samara dirawat, dan belum sempat masuk kedalam
kamar, dia mendengar obrolan dua orang suster.
“Menurutmu, pasien wanita di kamar 1802 itu pernah berbuat kebaikan apa di kehidupan
lampau, dan mendapatkan pria sebaik ini sebagai balasannya di kehidupan sekarang!”
“Benar! Bahkan dia membantunya menyeka tubuhnya.”
“Lihat wajah wanita itu, sekarang saya mengerti….kehidupan pernikahan yang baik tidak
ditentukan dari penampilan, tapi nasibmu!”
1802 adalah kamar pasiennya Samara.
Samantha yang mendengar Asta membantu Samara menyeka tubuhnya merasakan
kemarahan dalam hatinya.
Selama beberapa tahun ini…..
Dia juga pernah terluka, dia juga pernah sakit.
Tapi setiap kali dia bertingkah manja untuk mendapatkan perhatian Asta, yang dia dapat
hanyalah satu balasan dingin.
“Cari saja dokter.”
Memikirkan perbedaan yang mencolok antara dirinya dan Samara membuat dia
mencengkram dinding dengan kuku jarinya dan membuat lima goresan terlihat di dinding
itu.
Samara?
Wanita yang sudah mati lima tahun lalu, sekarang bahkan muncul seseorang wanita keji
yang memiliki nama yang sama dengannya!
Dia tidak boleh duduk diam.
Kalau dia masih mengambil langkah lunak, pada saatnya saat Samara benar-benar
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmenjadi Nyonya Keluarga Costan, maka habislah semua ini.
Dia berbalik dan meninggalkan rumah sakit, tapi dia sudah membuat keputusan dalam
hatinya.
Karena semua orang di Keluarga Costan mengira dia adalah ibu kandung dari Oliver dan
Olivia, maka dia harus mempergunakan identitas ‘ibu kandung’ ini dengan baik!
Setelah duduk di kursi penumpang mobil Alphard-nya yang nyaman, Samantha membuat
panggilan
Sebelum panggilan itu tersambung, Samantha sudah menangis.
Setelah menunggu bunyi ‘tul—–‘begitu lama, panggilan akhirnya tersambung dan mata
Samantha sudah memerah, dan suaranya sudah terdengar bergelar karena menangis.
“Samantha?”
“Iya, kakek…..” Samantha menangis.
Suara Kakek merendah : “Samantha, apa ada orang yang menganggumu?”
“Tidak ada…. Tangisan Samantha semakin dalam : “Kakek, saya…saya hanya salah
menelpon….”
“Salah menelpon juga jelaskan padaku, siapa yang menganggumu.” Kakek berkata
dengan serius : “Kamu ini terlalu baik, kamu bahkan tidak bisa mengatakan sepatah
katapun setelah ditindas? Cepat ceritakan keluh kesahmu padaku!”
Tujuan Samantha tercapai, dia tidak berhenti meneteskan airmatanya tapi sudut bibirnya
terus terangkat naik.