- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 130
Bella mencengkram gelas ditangannya dengan erat, sudut matanya memancarkan
kemarahan : “Kamu kira kamu bisa menikah dengan Jonas?”
“Kalau bukan?”
Samara meletakkan gelas anggur yang sudah kosong di nampan pelayan dengan santai,
lalu melirik Bella dan melengkungkan sudut bibirnya.
“Kalau bukan saya, lantas kamu? Kamu dan Jonas sudah kenal begitu lama, namun
sepertinya diantara kalian…sepertinya tidak ada kemajuan apa-apa.”
Setelah Samara selesai berbicara, raut wajah Bella berubah drastis, nafas lembut dan
keanggunannya juga hilang dalam sekejap.
“Kamu…jangan berbesar diri!”
Samara melanjutkan perkataan yang membuatnya semakin kesal : “Hm? Kalau Tuan Muda
Jonas melakukan semua ini untukmu, sepertinya Nona Bella akan jauh lebih berbesar diri
dibandingkan dengan saya.”
“Kamu—-”
Sejak kecil Bella sudah menjadi permata di Keluarga Kusma, meskipun dia seorang anak
perempuan namun kedudukannya di Keluarga Kusma jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan adik laki-lakinya, dan orang yang diremehkan olehnya tidak pernah berani
menentangnya..
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Gelisah setelah mendengarkan perkataan Samara, Bella menyiramkan anggur merah
yang ada ditangannya kearah Samara.
Namun Samara sigap dan segera melangkah mundur, dan berhasil menghindari siraman
anggur merah itu, tidak setetes pun anggur itu tumpah pada gaunnya…
Sebaliknya, genangan anggur merah terlihat pada karpet wol yang ada di lantai.
Samara tersenyum sinis dalam hatinya.
Trik dari Nona muda ini…benar-benar gampang ditebak.
Rasa malu yang Bella harapkan terlihat di wajah Samara, sama sekali tidak muncul, di sisi
lain, Jonas sudah bergegas menghampiri.
“Samara, kamu tidak apa-apa?” Jonas meraih tubuh Samara, lalu menatap Bella dengan
marah.
Kehadiran Jonas membuat Bella tertangkap basah.
“Bella, Samara adalah tamu penting yang diundang secara khusus oleh saya dan Kakek,
apa yang sedang karnu lakukan padanya?”
“Jonas, saya..saya hanya….” Bella yang tadinya bersikap gegabah, sekarang
menenangkan diri dan merasa menuangkan anggur padanya didepan umum adalah trik
rendahan.
Dia sudah menyiapkan trik untuk Samara, dan tidak perlu bertindak sekarang.
“Gelas itu tergelincir dari tangannya.” Samara membuka mulutnya dan menatap Bella
dengan tersenyum : “Nona Bella, yang saya katakan tidak salah kan?”
Dalam hati Bella sebenarnya tidak ingin mengikuti arus yang dibuat oleh Samara, tapi
saat ini dia tidak punya cara lain.
Dia tersenyum : “Iya benar.”
Perkataan Samara itu, sudah jelas benar atau tidaknya dalam hati mereka bertiga.
Jonas merasa cemas, dan tidak lagi melirik Bella, dia menggandeng tangan Samara dan
membawanya menuju ruang perjamuan di lantai dua.
dan
“Ikuti saya, Kakek sedang menunggumu di lantai dua.”
Jonas menggandeng tangan Samara menuju lantai dua, dan itu langsung menghebohkan
seluruh hadirin.
“Ada apa ini?”
“Apakah selera Tuan Muda…sudah rusak? Tidak suka dengan wanita cantik, dan malah
menyukai wanita yang wajahnya penuh bintik-bintik?”
“Ahhh! Kalau saya tahu dia suka dengan bintik-bintik, untuk apa saya melakukan laser
picosecond?”
“Apakah wanita itu akan segera menjadi cucu menantu Keluarga Gandhi?”
Bella masih terpaku ditempat, raut wajahnya sangat muram, dan kemarahan didalam
hatinya semakin membara.
Acara perjamuan ini….
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Dia ingin menghancurkan Samara.
Rasa bangga yang Samara rasakan sekarang akan segera hilang sebentar lagi!
.
Setelah tiba di lantai dua.
Samara menggerakkan pergelangan tangannya dan melepaskan tangannya dari
genggaman Jonas.
rkejut, “Saya…tadi hanya refleks…”
“Saya berharap kamu tidak salah paham.” Samara menatap Jonas dan berkata dengan
jelas, “Saya memprovokasi Bella, itu tidak ada hubungannya denganmu, itu karena saya
memiliki alasan
lain.”
Mata coklat Samara terlihat jernih, seperti tidak ternodai oleh debu.
Jonas sudah banyak menatap mata yang selalu dipenuhi oleh keinginan, namun ini
pertama kalinya dia bertemu dengan sepasang mata yang acuh tak acuh….
Perkataan Samara sedang membuat garis jelas diantara mereka.
Namun, Jonas malah semakin terpesona olehnya.
Jari-jarinya bergerak keatas, memegangi dagunya, dan dia sangat ingin merobek topeng
wajah
itu….