- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 151
Herna yang melihat Samantha segera menjelaskan : “Kak, tenang! Samara yang saya dan
ibu bicarakan bukan wanita yang berasal dari perkampungan itu, namanya sama tapi
orangnya berbeda....”
Mendengar penjelasan itu masih membuat Samantha mengepalkan
tangannya dan raut wajahnya terlihat jelek.
“Herna, kamu ke atas dulu, ada yang harus saya bicarakan dengan Samantha.” Emma
memelototi Herna.
“Ibu, lagi–lagi pembicaraan yang tidak boleh kudengar?”
“Kalau sudah tahu ya bagus.”
“Baiklah, baiklah!”
Herna menggerutu sambil meninggalkan ruang tamu dan berjalan ke kamarnya di lantai
dua.
“Ibu, saya ingin bertanya, Samara itu........”
Samantha belum menyelesaikan kalimatnya, Emma sudah menyela dulu : “Samantha,
jangan bicarakan wanita itu dulu, saya rasa yang paling penting sekarang adalah masalah
pernikahanmu dan Asta, sudah sampai dimana perkembangan kalian?”
“Ada apa?” Samantha menatap Emma dengan curiga.
“Kamu melahirkan anak untuk Keluarga Costan, dan sudah menolak begitu banyak pria
yang baik, ini sudah lima tahun dan kenapa Asta masih tidak menikahimu?” Emma
menggenggam tangan Samantha dengan panik, “Cepat katakan padaku dengan jujur,
apakah Asta punya wanita lain?”
“Kenapa kamu menanyakan ini?” Samantha bertanya kebingungan.
“Semalam di pesta ulang tahun Tuan Firman, saya melihat Asta berciuman dengan wanita
lain di pojokan!”
“Apa!”
Samantha mengayunkann gelasnya dengan kuat dan seketika air yang ada didalamnya
memercik keluar.
“Apa kamu melihat wajah wanita itu dengan jelas?” Samantha mengabaikan lantai yang
basah dan tatapannya tertuju pada Emma, “Siapa dia? Nona muda dari keluarga mana?”
“Saya juga ingin membantumu memeriksa identitas wanita itu, tapi tubuh Asta menutupi
wanita itu dengan erat....” Emma menggelengkan kepala “Saya bahkan tidak melihat
gaun apa yang dia kenakan, benar–benar tidak kelihatan.”
Menggunakan tubuhnya untuk menutupi wanita itu dengan erat?
Samantha tidak bisa membayangkan, Asta bisa berada didalam situasi yang panas seperti
itu dengan wanita lain.
Selama lima tahun ini, dia selalu merasa bahwa Asta benar–benar seperti yang diisukan
oleh dunia luar.
Dingin.
Anti sosial.
Kalau dia bukan ‘ibu kandung‘ dari Oliver dan Olivia, mungkin dia tidak memiliki hak untuk
mendekati pria yang seperti raja ini....
Siapa?
Siapa sebenarnya!
Tiba–tiba, kilatan cahaya melinas di benak Samantha.
“Ibu, saya tanya padamu, tadi ‘Samara‘ yang kamu dan Herna bahas, apakah wajahnya
penuh dengan bintik–bintik?” Samantha mengaitkan bibirnya dan mencibir, matanya
sama ganasnya dengan racun, “Bibirnya tebal, dan fitur wajahnya sangat kasar ...”
Emma yang mendengar deskripsi Samantha menganggukkan kepalanya.
“Benar, benar, ‘Samara‘ itu seperti yang kamu deskripsikan!”
“Ternyata memang dia!” Samantha tersenyum sinis.
Samara ini sudah mengambil 10 miliar darinya, dan sekarang masih berani menggoda
Asta terang–terangan?
Sebenarnya keberanian dari mana yang dipinjam wanita ini?
Mendengar itu, Emma juga mengambil kesimpulan.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Samantha, maksudmu wanita itu dan Asta.....”
Emma ingin berkata Asta tidak buta kan? Tapi Jonas juga sangat menyukai wanita itu,
sepertinya ketidak mungkinan ini, sedikit mungkin.
“Lalu kenapa!” Samantha mencibir, “Saya adalah ibunya Oliver dan Olivia! Saya yang
melahirkan mereka berdua, walaupun mereka tidak suka padaku, tapi mereka tidak bisa
menghapus hubungan mereka denganku!”
Emma masih ingin berkata sesuatu, namun saat dia melihat wajah Samantha terlihat
menakutkan, dia juga tidak berani berkata apa–apa lagi.
“Sekarang sudah hampir tiba waktunya pulang sekolah, saya akan pergi menjemput Oliver
dan Olivia.”
Samantha mengeluarkan kacamata hitamnya dan bergegas keluar dari rumah dan menuju
ke taman kanak–kanak.
Dan karena bertepatan dengan waktu pulang sekolah, pintu terbuka dan banyak anak–
anak berlarian keluar dari sekolah.
Oliver menggandeng tangan Olivia dan berjalan keluar dari sekolah, dan mendengar suara
manis Samantha yang dibuat–buat.
Oliver, Olivia, saya datang menjemput kalian pulang sekolah!”
Previous Chapter
Next Chapter