- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 60
Ketika Samara tiba dirumah, di depan apartemennya terdapat sekumpulan tante yang
berbunga
bunga.
“Pemuda ini agak terlalu ganteng, ya?”
“Pemuda ini menunggu di bawah, apakah menunggu kekasihnya?”
“Tidak tahu wanita mana yang beruntung bisa menjadi kekasih pemuda ini?”
Samara tidak percaya pria itu bisa seberapa ganteng
Mengenai kegantengan, bisakah pria ini menandingi dua Tuan Muda keluarga Costan yang
gantengnya selevel siluman?
Dia melirik tidak setuju pada pria yang dikelilingi oleh Tante-tante itu, tetapi lirikan itu.
langsung membuat pupil mata Samara mengerut.
Ista?
Mengapa dia bisa berada disini?
Meskipun mengenakan celana panjang abu-abu yang biasa, kemeja hitam putih, leiapi Asta
mampu menambahkan kesan trendi mode internasional dari baju yang dikenakannya.
Dua kancing teratas kemeja itu terbuka, tulang selangkanya yang seksi terlihat samar-
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtsamar dibawa kemeja hitamnya, penuh dengan godaan yang mematikan.
Selalunynnya terselip mining dikantong celananya, postur tubuhnya yang tegap dan
panjang dibawah sinar venja, susah mencari kata yang cocok untuk menggambarkan
saking
Mridun
alapan Samata padany nad
u vung kelan menulap balik padany
Kiba ak samara berputar upal, prihu mengeluarkan tangan yang terselip di kantong lalu
Alis pria itu berkerut, bibirnya yang tipis kembali bertanya dengan sabar
“Rumahimu dilantai berapa?”
Otak Samara sedikit kurang fokus ditatap oleh mata kelum
ia bergumam.
“Di..di lantai delapan.”
Tangan Asta memegang tangannya, lalu berjalan menuju lift apartemen
Samara digiring beberapa langkah, tiba-tiba tersadar ada yang tidak beres, langsung
menghentikan langkali kakinya: “sla, apa yang kamu lakukan?
“Tidak mengundang saya untuk duduk sebentar, kamu yakin ingin berbicara denganku
disini. ditonton oleh tante-tante itu?
“Kamu —”
Samara ingin melototinya, tetapi dari sudut matanya dia menemukan berpasang-pasang
mata para tante itu sedang menatap mereka Ickat-lekat
Saat ini—
Samara merasa dirinya menjadi sasaran kecemburuan tante-tante itu.
Samara terpaksa menarik Asta masuk ke dalam lift, menunggu sampai pintu lift tertutup,
baru bernafas lega setelah tidak terlihat tatapan iri dari para lante.
Pria berpenampilan jelek adalah bencana, tetapi pria yang terlalu ganteng juga bencana!
“Ting —”
Sesampai di lantai delapan, Asia dan Samara tiba di depan pintu rumahnya.
“Asta.” Samara membalikan badan, matanya sedikit terangkat: “Ada apa mencariku?
Apakah berhubungan dengan Oliver dan Olivia?
“Tidak ada hubungan dengan mereka, apakah saya tidak boleh mengunjungimu?”
“Bukan begitu, tapi kamu selalu ingin….”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmMata Asia menyipit, sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman.
“Saya datang karena merindukanmu.”
Samara sama sekali tidak memiliki pertahanan, terkesiap mendengar ucapan Asta
“Asta, apakah matamu bermasalah?” Samara menunjuk wajahnya sendiri: “Bagaimana bisa
kamu mengucapkan hal yang merinding ini didepan wajah seperti ini?”
Meskipun Samara tidak mengizinkan orang menjelek-jelekan topeng wajahnya, tetapi dia
sendiri juga merasa topeng wajah yang penuh dengan bintik-bintik ini sangatlah jelek.”
Asta menggenggam tangan Samara, menatap lekat pada sepasang mata yang heran itu.
“Saya tidak mengizinkan kamu berkata seperti itu.”
“Asta, perlu saya rekomen doktor mata untukmu?”
-Apakah mataku bermasalah? Tiba-tiba Asia membungkukkan badannya, jarak antara
mereka semakin dekat, ujung hidung menyentuh ujung hidung: “Bukankah kamu juga
belajar medis? Bisakah tolong periksa saya? Sedekat ini cukup tidak?”
Jarak antara mereka hanya satu sentimeter.
Nalas panas membara membelit di antara mereka.
Bibir mereka berjarak sangat dekat, hampir bersentuhan.
Pertama kali Samara merasa kalah dihadapan seorang pria.
Saat ini.
Lalu sebuah suara “Hayo—” wajah berpipi bulat yang lucu melongok keluar.
-ibu, Lamu kali itu?”