- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 70
Mata Samara membulat, melotot.
Disaat ujung lidah yang basah mengusap jarinya, bagaikan disetium listrik, membuat suhu
jarinya memanas, dan juga membuat sekujur tubuhnya menjadi memanas.
Apa yang diinginkan Asta?
Samara menatap marah Asia yang berada di hadapannya.
Asta malah meliriknya sebentar, sebelah tangannya menopang dahi, membalas dengan
tatapan tenang
Dia, dingin dan mahal.
Sepertinya perbuatan yang barusan dilakukanya hanyalah kebetulan saja, tidak ada
maksud lain.
Samara menggigit bibir, jangan-jangan dia yang terlalu banyak pikir?
“Sangat lezat.”
Asta menatap Samara tanpa kedip ketika mengukapkan kalimat ini.
Ucapan ini, membuat orang sulit membedakan dengan jelas, yang dimaksud Asia kentang
goreng, atau. dirinya.
“Jika suka, makanlah yang banyak.”
Samara mendorong kotak kentang goreng kehadapan Asia, dan sengaja menghindari
tatapan Asta, tidak membiarkan dirinya berpikir yang tidak-tidak.
Di mata Asta, cara dia menghindarnya seperti seekor kucing kecil yang marah, sangat imut
dan membuat orang merasa sayang.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtJika bukan karena keberadaan Oliver dan Oliver, dia ingin sekali menolehkan wajahnya, lalu
menatap matanya yang panik.
“Tapi meski begitu..
Sudut mulut Asta letap terangkal membentuk sebuah senyuman kecil.
Virah wlewat inakan makan.
Shinin rrugira Antarkan nieumbwwz Ollver dun Olivia pulang, tetapi staps sangka selelah
selesai makan, pria dewasa dan dua bocah itu malah duduk di sofa ruang tamunya, sama
sekali tidak berniat pulang.
Oliver dan Olivia masih kecil.
Tidak mengerti situasi, Samara maklum.
Tapi, Asta yang berusia 30 tahun, dia tidak percaya Asia tidak mengerti bahwa dia sudah
boleh membawa pulang dua bocah itu.
Samara mengepalkan tangannya, lalu diletakkan disamping bibir, berpura-pura
membersihkan tenggorokan.
Asta malah mengangkai matanya melirik sebentar, matanya berkerlip, sengaja tidak
melihainya.
Suasana menegang.
Melihat tidak ada reaksi dari Asta, Samara seorang diri pergi ke dapur, lalu meminum
segelas air es, untuk memadamkan api kemarahannya.
Dia sudah memintanya menjauh dari kehidupannya.
Dia – tidak mengerti, atau melakukan segalanya demil Samantha, atau menetap disisinya
untuk mengujinya?
Ketika baru saja akan menuangkan gelas kedua, dia melihat berjalan masuk kemari.
“Kamu tahu betul saya tidak ingin bertemu denganmu, mengapa sekarang muncul
dihadapanku?”
“Supaya kamu melihat jelas saya tidak begitu mengesalkan.” Asta menggulung lengan
baju, memamerkan lengannya yang kuat bertenaga: “Kamu akan memberi kesempatan
seperti ini kepadaku, kan?”
Beradu dengan mata kelam pria ini, kelembutan yang tersembunyi di hatinya yang
lerdalam. tanpa sadar tersentuh.
Dia kokoh seperti balu.
Dihadapan Asta, hali Samara kacau.
w meminum habis air ‘s di kelas kaca itu, mengusup alr yang tervisu di bibir lalu kabur
keluar dari dapur.
Oliver dan via milak iutuu kejadian eli dapur, dun ineka sedang hlakung lagimana rara
incentimethan widtikan at hujungu wang tua krulla Salut
Mereka tidak mengharapkan kehadiran Asta.
Jika Asta pergi ke sekolah mereka, sekelompok guru-guru akan mengelilinginya dengan
senyum cerah.
Sebaliknya—
Kedua bocah itu lebih ingin mengundang Samara.
Mereka ingin Samara melihat tempat mereka biasanya pergi, dan yang terpenting adalah
mereka ingin seperti teman-teman lain, ada ibu yang menemani.
Hati Samara masih kacau.
Oliver dan Olivia memberikan undangan kepada Samara, wajah tembem mereka serempak
penuh dengan ketegangan.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Ini..kamu bisa hadir?”
Pertama kali Samara melihat mereka begitu gelisah, menunduk melihat sekilas isi
undangan.
Undangan Hari Kunjungan Orang tua?
Dia mengira urusan penting apa yang membuat kedua box’ah lucu ini begitu serius!
Samara menebak mungkin saja Asia terlalu sibuk bekerja, tidak ada waktu untuk hadir,
sehingga kedua bocah ini menginginkannya pergi.
Bukan masalah besar
Samara tersenyum: “Tidak masalah.”
Mulam hari, Asta mengantar Oliver dan Olivia putang ke rumah.
Oliver menopang wajahnya yaog tembem, berkula dengan antusias: “Olivia, kamu bilang
jika besok suyu mengenakan busana berwarna putih llu, Samara akan suka?”
Olivia mengxeleng mengungkapkan pendapatnya.
“Kaluu baju olahraga yang berwarna biru itu?”
Olivia kembali n’kerleng
Kali ini, Olivia IINIKA RRUR-ixkek
Ketika kedua kakak-beradik itu berdiskusi dengan gembira, seseorang menaikkan
telinganya.
Sudut bibir Asta terangkat, bagus sekali, walaupun sepasang anaknya ini terkadang bandel,
membuatnya tidak bisa tenang, tetapi akhir-akhir ini mereka benar-benar menyenangkan
hatinya.
Keesokan harinya.
Ketika Samara mengenakan gaun hitam menuruni tangga, melihat di samping mobil
Hummer, selain kedua bocah itu, juga terdapat seorang pria berpakaian hitam.
Asta.