- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 169 Berlututlah Bajingan
Saking ketakutannya, tangan dan kaki Tuan Besar Basagita sampai lemas.
Keluarga Basagita hanya keluarga kaya kelas dua, mereka tidak menandingi
kekuatan keluarga kaya kelas satu.
Apalagi, mereka harus menghadapi dua keluarga kaya kelas satu sekaligus!
Dia menoleh dan memelototi Wisnu dan Wulan, lalu bertanya, “Apa hari ini kalian mengunjungi Kelab Gloris?”
“Kakek, satu–satunya tempat yang kami kunjungi hanyalah tempat ini. Kami sama
sekali nggak berkunjung ke mana pun!”
Wisnu dan Wulan juga ketakutan setengah mati. Mereka buru–buru mengacungkan
jari mereka dan bersumpah bahwa mereka sama sekali tidak mengunjungi Kelab
Gloris.
Yanto dan istrinya juga buru–buru menjadi saksi putra dan putri mereka.
“Kalau begitu, itu artinya anggota Keluarga Basagita lainnya. Cepat minta mereka
semua ke sini sekarang juga!” teriak Tuan Besar Basagita sambil menggertakkan
giginya.
Yanto segera menghubungi seluruh anggota Keluarga Basagita lainnya.
Saat ini, Wulan berkata, “Aku dengar Handoko sudah libur kuliah dan pulang ke
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtrumah. Apa mungkin dia yang melakukannya?”
“Aku nggak peduli dia yang melakukannya atau nggak. Panggil saja mereka semua ke sini. Bagaimanapun juga, hari ini kita harus memberi sebuah penjelasan yang memuaskan kepada Keluarga Unima dan Keluarga Yendia!”
Tuan Besar Basagita mengatakan hal itu dengan tegas di hadapan kedua kepala pelayan keluarga kaya kelas satu itu.
Kedua kepala pelayan itu hanya mendengus dengan kesal.
Mereka tidak punya waktu luang untuk menunggu Keluarga Basagita mencari
1/4
+15 BONUS
pelakunya.
“Setelah pelaku ditemukan, suruh dia datang ke kediaman Keluarga Unima dan meminta maaf, lalu biarkan kami yang memutuskan hukumannya!”
Selesai berbicara, kedua kepala pelayan itu langsung pergi begitu saja.
Mereka tidak takut Keluarga Basagita akan bermain trik. Lagi pula, keluarga ini tidak akan bisa lepas dari kendali mereka.
Selama Keluarga Basagita masih ingin bertahan hidup di Kota Banyuli, maka mereka tetap harus menyerahkan orang tersebut ke kediaman Keluarga Unima.
Sesaat setelah menerima panggilan telepon, semua anggota Keluarga Basagita bergegas pergi ke rumah lama Keluarga Basagita.
Desi juga membawa Handoko ke sini.
“Siapa di antara kalian yang berkunjung ke Kelab Gloris hari ini?”
Tuan Besar Basagita menatap semua orang dengan tatapan dingin, seolah–olah ingin melahap orang, sehingga membuat semua orang terkejut setengah mati.
Sebenarnya apa yang telah terjadi?
Tidak ada seorang pun yang berbicara.
Sorot mata Tuan Besar Basagita berubah menjadi makin dingin, dia berteriak dengan marah, “Kalau nggak mau mencelakai Keluarga Basagita, cepat berinisiatif
maju sendiri!”
Sekujur tubuh Handoko gemetaran, tetapi dia tetap melangkah maju.
“Kakek, aku berkunjung ke Kelab Gloris.”
Tuan Besar Basagita langsung menghampiri Handoko.
“Plak!”
Dia langsung melayangkan tamparan keras ke wajah Handoko dan memerintah, Dasar bajingan! Cepat berlutut!”
Handoko segera berlutut sambil memegang wajahnya.
”
2/4
+15 BONUS
“Brak!”
Desi juga ikut berlutut tanpa ragu, dia bertanya dengan terisak, “Tuan Besar, sebenarnya apa kesalahan Handoko sampai–sampai dia dipukuli seperti ini? Dia juga cucu kandung Tuan Besar!”
“Aku nggak punya cucu seperti ini!”
Tuan Besar Basagita kembali melayangkan tamparan ke wajah Handoko lagi dan berkata dengan marah, “Nyalimu benar–benar besar, ya. Berani sekali kamu mematahkan kaki Tuan Muda Keluarga Unima dan Tuan Muda Keluarga Yendía! Apa kamu tahu tindakanmu ini bisa mencelakai Keluarga Basagita?!”
“Ah….”
Saking terkejutnya, Desi hampir pingsan di tempat.
Dia buru–buru menerjang Handoko dan menarik lengan putranya. “Handoko, cepat beri tahu kakekmu, kamu nggak mematahkan kaki Tuan Muda Keluarga Unima dan Tuan Muda Keluarga Yendia. Tuan Besar, Handoko adalah anak yang penakut. Dia nggak mungkin melakukan hal seperti ini!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmDia tahu apa konsekuensi yang akan diterima oleh putranya kalau putranya yang melakukan tindakan seperti itu, jadi dia terus menerus memohon kepada Tuan
Besar Basagita.
“Ibu, aku yang sudah mematahkan kaki Devan dan Felix! Mereka sudah menghina kakakku!” kata Handoko dengan lantang. Dia tidak merasa dirinya sudah melakukan
kesalahan.
Heboh!
Seluruh anggota Keluarga Basagita terkejut bukan main.
Selama ini Handoko sangat penakut.
Siapa sangka dia benar–benar sudah mematahkan kaki Devan dan Felix.
Tuan Besar Basagita melambaikan tangannya dan berkata, “Nggak perlu beromong kosong di sini lagi. Yanto, cepat antar bajingan ini ke kediaman Keluarga Unima, biarkan mereka menghukumnya!”
3/4
SONES
Handoko dibawa masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman Keluarga
Basagita. Tidak peduli bagaimana Desi memohon, juga tidak ada gunanya.
Dia sudah hampir putus asa.
Namun, memikirkan Handoko adalah darah dagingnya sendiri, dia buru–buru pergi
ke lokasi konstruksi untuk menemui putrinya.
Selesai makan siang, Luna dan Ardika langsung pergi ke lokasi konstruksi.
Setelah Desi menemui mereka di lokasi konstruksi, mereka baru tahu kejadian yang
menimpa Keluarga Basagita.
Ardika berkata, “Ibu tenang dulu, Handoko pasti akan baik–baik saja. Aku akan segera pergi ke kediaman Keluarga Unima untuk membawanya pulang.”