- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 335 Siapa yang Menyuruhmu Ikut Campur
Tuan Besar Basagita buru–buru berkata, “Sebelumnya, Ardika masih menjengukku di rumah sakit. Apa Tuan Muda Liander ingin bertemu dengannya? Kalau begitu, kami akan segera memanggilnya pulang ke kediaman Keluarga Basagita!”
“Nggak perlu, nanti aku akan menghubunginya sendiri.”
Liander tidak ingin berlama–lama di sini melihat Tuan Besar Basagita dan yang lainnya menjilatnya, dia langsung berbalik dan pergi meninggalkan kediaman Keluarga Basagita.
Melihat sosok bayangan Liander yang sudah menghilang di balik pintu, Tuan Besar Basagita baru mengalihkan pandangannya. Dia menghela napas dan berkata, “Aku nggak menyangka. Kali ini, Ardika yang sudah menyelamatkan Keluarga Basagita.”
Dalam hati, dia bergumam, ‘Sudah saatnya aku mengubah caraku memperlakukan Luna sekeluarga.‘
Ardika sudah menjalin hubungan dengan Keluarga SepProvinsi Aste, pria itu bukan pecundang yang dipandang rendah oleh semua orang seperti dulu lagi.
Pantas saja sebelumnya dia mengatakan dengan penuh percaya diri akan membuat Keluarga Buana mengembalikan perusahaan.
Kala itu, tidak ada seorang pun yang memercayai ucapannya.
Ternyata dia meminta bantuan Liander. Hanya dengan satu panggilan dari Liander, Keluarga Basagita sudah terselamatkan.
Anggota Keluarga Basagita lainnya kagum sekaligus iri pada Ardika.
Mereka hanya merasa idiot itu benar–benar beruntung. Hanya secara kebetulan menyelamatkan seseorang. pria itu malah menyelamatkan Nona Keluarga SepProvinsi Aste.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSetelah meninggalkan kediaman Keluarga Basagita, tak lama kemudian Liander langsung menemukan Ardikal yang sedang menemani Luna ke kantor pengacara.
Saat menunggu di luar, Ardika melihat Liander bersama para pengawalnya berjalan ke arahnya.
“Ardika, kamu nggak perlu mencarikan pengacara untuk istrimu lagi. Kalau masalah seperti ini menempuh jalur hukum, mau tunggu sampai kapan?”
Saat berhadapan dengan Ardika, Liander menatap lawan bicaranya dengan tatapan sedikit simpati.
Ternyata sebelumnya Ardika hanya berlagak hebat saja.
-Pria itu berperilaku seolah–olah menganggap remeh uang sebesar 2 triliun.
Sekarang, melihat perusahaan istrinya direbut oleh Keluarga Buana secara terang–terangan, dia hanya bisa menempuh jalur yang paling tidak efektif ini.
Kalau dia benar–benar memiliki kekuatan, apa mungkin Keluarga Buana berani merebut perusahaan istrinya?
+15 BONUS
“Apa ada hubungannya denganmu?”
Ardika mengerutkan keningnya.
Tentu saja dia tahu tidak ada gunanya mencari pengacara untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, karena Luna ingin datang ke sini, sebagai seorang suami yang baik, tentu saja dia harus menemani istrinya.
Lagi pula, dia juga tidak terburu–buru. Dia memiliki seribu satu macam cara untuk mendapatkan perusahaan itu kembali dari tangan Keluarga Buana.
Liander mendengus, lalu menatap lawan bicaranya dengan tatapan arogan dan berkata, “Aku datang untuk memberitahumu. Aku sudah meminta orang untuk memberi instruksi kepada Keluarga Buana. Nanti mereka akan mengembalikan perusahaan kepada Keluarga Basagita.”
“Utang budi Keluarga Seppadamu sudah terbayar lunas. Ke depannya, kamu nggak boleh menyebarkan tentang kamu sudah menyelamatkan adikku kepada orang luar dan memanfaatkan hal ini untuk mendapatkan keuntungan.”
*Kalau aku mendapati kamu atau Keluarga Basagita memanfaatkan hal ini untuk mencari keuntungan, aku
nggak akan mengampuni kalian!”
Saat mengucapkan dua kalimat terakhir, nada bicara Liander sangat tegas.
Tadi, saat berada di kediaman Keluarga Basagita, melihat ekspresi dan mendengar ucapan orang– orang itu
sudah membuatnya jijik setengah mati.
Jadi, dia sengaja mengucapkan kalimat–kalimat itu dengan penuh penekanan untuk memberi peringatan
kepada Ardika.
Begitu mendengar Liander sudah menginstruksikan Keluarga Buana untuk mengembalikan perusahaan kepada Keluarga Basagita, amarah Ardika langsung tersulut.
*Liander, siapa yang menyuruhmu ikut campur dalam masalah ini? Aku bisa merebut kembali perusahaan
istriku sendiri!”
Awalnya dia berencana setelah mendapatkan perusahaan itu kembali, dia akan mendaftarkan perusahaan itul
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmatas nama Luna.
Kalau perusahaan itu didaftarkan atas nama Grup Agung Makmur, anggota Keluarga Basagita pasti akan terus membuat masalah. Alih–alih mengembangkan perusahaan ke arah yang lebih baik, orang– orang bodoh
itu hanya akan menghancurkan perusahaan.
Ardika tidak ingin membiarkan nasib Luna ada di tangan orang lain seperti dulu lagi. Dia tidak ingin melihat istrinya dipecat atau dicopot dari jabatan oleh Tuan Besar Basagita sesuka hati pria tua itu lagi.
Nasib Luna harus berada dalam genggamannya sendiri.
Liander ikut campur dalam masalah ini, sama saja dengan menghancurkan rencananya!
Liander mendengus dan berkata, “Ardika, kamu nggak perlu berlagak hebat di hadapanku. Kalau bukan karena bantuan dariku, apa kamu bisa meminta Keluarga Buana untuk mengembalikan perusahaan kepada istrimu?”
“Kalau kamu benar–benar hebat, apa kamu perlu datang ke kantor pengacara?”
Liander beranggapan Ardika hanya ingin menjaga harga dirinya.
*Jelas–jelas dia membutuhkan bantuan dariku, tapi dia gengsi untuk mengutarakan hal itu padaku.”
Liander beranggapan, mungkin Ardika menyalahkannya karena tidak langsung menyelesaikan masalah, tetapi malah berkunjung ke kediaman Keluarga Basagita terlebih dahulu.
Kalau Liander tidak berkunjung ke kediaman Keluarga Basagita terlebih dahulu, Ardika akan memiliki kesempatan untuk memamerkan kehebatannya di hadapan anggota Keluarga Basagita dan mengatakan bahwa dirinya yang mengatasi Keluarga Buana sendiri.
“Pergi sana! Kelak jangan muncul lagi di hadapanku!”
Setelah berteriak dengan suara rendah dan kesal Ardika langsung berbalik dan berjalan ke arah lain.
Dia sudah malas berbicara dengan orang yang berlagak pandai seperti Liander.