- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1020
“Bagaimana dengan lukamu? Apa parah?” Tuan Besar langsung bertanya.
“Kakek sungguh cepat.” Daniel mencibir, “Aku selalu merasa, bagaimana bisa Bibi Riana yang acub
tak acuh bisa datang ke sini untuk membuatkan sarapan bagi anak–anak, ternyata Kakek yang
mengutusnya.”
Hari itu, Daniel berkata pada Tracy, dialah yang meminta Bibi Riana datang. Sebenarnya Bibi Riana
sendiri yang datang dengan membawa beberapa pelayan, bilang bahwa takut anak–anak tidak makan
dengan baik, jadi mereka datang untuk menjaga mereka.
Kemudian, Carlos langsung membiarkan Bibi Riana tinggal......
Saat itu, Daniel masih mendidik Carlos bahwa harus bertanya pada Mami dulu, biar bagaimanapun, di
sini adalah rumah Mami. Tapi Carlos bilang, di sini juga rumahnya dan dia ingin makan masakan
Nenek Riana.
Daniel pun tidak menentangnya.…..
Dia berkata seperti itu pada Tracy, murni karena takut Tracy akan tidak senang, maka dia sendiri yang
memikul semua tanggung jawab itu.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtKalau Tracy mau marah, maka marah saja padanya.
Namun, Tracy juga tidak akan mencurigai Bibi Riana, juga tidak akan menyalahkan Carlos dan
Naomi.....
“Aku hanya mengkhawatirkan anak–anak.” Tuan Besar berkata dengan dingin, “Mengenai kamu si
bocah tengik, aku tidak peduli.”
“Oke. Kalau begitu, istirahatlah lebih awal.” Daniel hendak menutup telepon.
“Apa yang kamu lakukan? Kamu masih belum menjawab pertanyaanku.” Tuan Besar berteriak dengan
tegas.
“Aku masih bisa beradu mulut dengan Kakek, masih bisa separah apa?” Daniel balik bertanya,
“Sebaliknya, sudah begitu malam, Kakek malah belum tidur. Bagaimana kalau sakit lagi? Masih ingin
bertemu dengan cicit atau tidak?”
“Mulutmu benar–benar busuk. Kelihatannya lukamu sungguh tidak parah...” Tuan Besar berkata
dengan marah, “Sudah, aku tidak akan peduli padamu lagi.”
Daniel baru saja hendak mengatakan ‘selamat malam, tiba–tiba terdengar suara duk‘ di ujung telepon.
Dia segera bertanya, “Suara apa itu?”
Suara telepon seolah–olah tiba–tiba berhenti, sepertinya lubang suara ditutupi seseorang.
Beberapa detik kemudian, Tuan Besar berkata: “Tidak apa–apa, gelasku terjatuh. Sudah dulu!
Kemudian, Tuan Besar menutup telepon.....
STORE
Daniel memegang ponsel, merasa ada yang tidak beres. Dia menelepon Sanjaya: “Tuan Besar baik–
baik saja, ‘kan?”
“Tidak apa–apa, sudah tua, tangan mudah gemetar, tidak stabil memegang barang, terjatuh ke lantai.”
Sanjaya berkata sambil tersenyum, “Aku berdiri di sampingnya, tenang saja, Tuan.”
“Baguslah kalau tidak apa–apa.”
Daniel pun tenang, menutup telepon, menyalakan komputer dan mulai bekerja.
Sebenarnya dia sangat lelah beberapa waktu ini. Dia sangat sibuk di kantor di siang hari. Malam hari,
setelah menemani anak–anak, dia masih terus bekerja setelah kembali ke kamar......
Hanya saja, di hadapan orang–orang, dia selalu berpura–pura terlihat santai.
Setelah skandal Devina terungkap di internet, hal itu berdampak sangat buruk terhadap Grup
Wallance. Selama setengah bulan ini, saham Grup Wallance anjlok dengan sangat tragis.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmDaniel menghabiskan banyak uang untuk menutupi berita itu. Tapi masalah itu sudah tersebar.
Sekarang, dia harus memberikan sebuah pertanggungjawaban pada publik dan pihak yang terkait,
barulah bisa mempertahankan Grup Sky Well dan menstabilkan Grup Wallance.
Jadi, dia membuat sebuah keputusan yang sangat ekstrem. Besok akan dilaksanakan.
Dia tidak berharap ada masalah yang muncul lagi di saat seperti ini.
Setelah berpikir, Daniel masih merasa tidak tenang. Demi berjaga–jaga, dia menelepon Ryan—
“Kamu segera bawa beberapa orang yang lebih cerdas untuk menyelinap ke tempat Tuan Besar, cari
tahu situasi. Kalau ada sesuatu yang mencurigakan, segera hubungi aku.”
“Baik.” Ryan segera melaksanakan.
Setelah menutup telepon, Daniel memanggil Thomas, memberi instruksi: “Periksa, apa ada masalah di
tempat Linda. Ada lagi, bawa beberapa orang untuk berpatroli di sekitar. Kalau ada orang yang
mencurigakan, langsung tangkap.”
“Baik.”
Setelah semuanya diatur dengan baik, barulah Daniel tenang, dan lanjut bekerja.....
Dia berharap bisa menangani kekacauan ini secepat mungkin. Setidaknya sebelum Lorenzo bereaksi,
dia harus segera pulih, lalu mencari waktu untuk berbicara baik–baik dengan kakak ipar yang psikopat
itu.....