- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1024
Dilihat dari luar, perang bisnis Keluarga Moore dan Keluarga Wallance tidak akan memengaruhi anak–
anak. Tapi sekarang kelihatannya itu akan memberi pengaruh ....
Hal yang paling dicemaskan Tracy, sedang terjadi secara perlahan–lahan.
“Papi bisa menyelesaikannya. Tenang saja.” Daniel mengelus kepala kecil Carlos, “Kamu masih kecil,
jangan mencemaskan begitu banyak hal.”
“Apa Papi sungguh tidak apa–apa?” Carlos sedikit mencemaskannya.
“Anak bodoh, tidak ada yang tidak bisa Papi lakukan!” Daniel kembali arogan seperti biasa, berkata
sambil menepuk dadanya, “Mana mungkin masalah sekecil itu bisa menyulitkan Papi?”
“Baguslah.” Saat melihat Papi begitu percaya diri, Carlos merasa sedikit lega, “Kalau begitu, Papi
harus jaga diri.”
“Papi tahu.” Daniel mencubit pipinya, berbalik dan mengulurkan tangan pada Tracy, “Mari, kamu juga
peluk!”
“Pergi!” Tracy memelototinya dengan dingin, tapi tanpa sengaja melihat tangan yang diperban dengan
erat. Kelihatannya, tadi malam dia benar–benar menggigitnya dengan sangat kuat.
Muncul rasa bersalah dalam hatinya, tapi dia malah menutupinya dengan sikap dingin..….
“Haha!” Daniel tidak keberatan, malah membelai rambutnya dengan manja, lalu berbalik dan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtberpamitan dengan anak–anak, “Papi pergi. Kalian harus patuh.”
“Papi, sampai jumpa!”
Anak–anak melambaikan tangan dan berpamitan dengan Daniel.
“Setelah selesai, datanglah ke sini, aku akan memeriksamu.” Tabib Hansen berpesan.
“Baik. Terima kasih, Tabib Hansen.”
Daniel tersenyum dan mengangguk.
Pengawal Keluarga Wallance turun dari lantai atas dengan membawa koper.
Di luar, Hartono juga sudah menyiapkan mobil, melihat Paula dari kejauhan melalui jendela mobil.
Tatapan Paula dan dia bertemu, tapi malah tidak berani menghampiri dan menyapa.
“Mami, aku ingin keluar untuk mengantar Papi.”
Begitu selesai bicara, Carles langsung berlari keluar.
Carlos juga ikut berlari keluar.
“Mami, aku juga ingin keluar......” Carla panik.
“Baiklah, Mami temani kalian keluar.”
Tracy menggendong Carla dan keluar untuk mengantar Daniel.
Daniel melambaikan tangan pada anak–anak dan berpamitan, lalu naik ke mobil.
Begitu melihat mobil melaju pergi, Carla langsung menangis.
Saat mendengar Carla menangis, air mata Carles juga mengalir dengan sangat cepat, hanya saja dia
merapatkan mulut kecilnya erat–erat, tidak mengeluarkan suara.
Mata Carlos memerah, menunduk dan tidak bersuara.
“Tidak apa–apa, Papi hanya pergi ke kantor untuk bekerja, bukan tidak akan kembali lagi.” Tracy
segera menghibur, “Kalau merindukannya, kalian bisa meneleponnya.”
“Aku ingin melihat Papi setiap hari.” Carla berkata sambil menangis, “Aku ingin kita sekeluarga
bersama selamanya.....”
The
1
III
“Aku juga.” Carles menyeka air mata dan berkata, “Sama seperti beberapa hari ini, sungguh bahagia.”
Carlos tidak mengatakan apa–apa, tapi malah membuat orang lebih cemas.
Saat melihat anak-anak, perasaan Tracy sangat rumit......
Dia sungguh berharap anak–anak bisa menjalani hidup dengan gembira setiap hari. Tapi, dia tidak
berani memberikan janji apa pun pada mereka, hanya bisa memperbaiki suasana hati mereka dengan
mengalihkan topik......
Tapi dia harus membujuk sangat lama, barulah anak–anak merasa lebih baik.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmKemudian, setiap orang pergi melakukan kesibukan masing–masing.
Carla pergi menjalani pengobatan. Carlos dan Carles pergi mengikuti kelas secara daring.....
secar
Tracy punya banyak urusan kantor yang belum diselesaikan, berencana kembali ke ruang kerja untuk
menanganinya.
Saat ini, Naomi membawa beberapa dokumen untuk ditandatangani.
Paula juga datang untuk melaporkan pekerjaan.
Saat melihat wajahnya berseri–seri, Naomi menggodanya: “Beginilah orang yang sedang jatuh cinta.
Meski berjarak sejauh belasan meter, tapi tetap bisa merasa gembira seharian hanya dengan
melihatnya sekilas.”
“Terus saja menertawaiku.” Paula membalas dengan wajah memerah, “Ryan–mu tidak datang, kamu
merasa kehilangan, kan?”
“Sembarangan. Aku tidak seperti itu.” Naomi langsung menyangkal, “Apa kamu kira aku seperti kamu
yang mengutamakan cinta?”
“Kamu memang keras kepala.” Paula bercanda, “Ryan sudah tidak kelihatan selama setengah bulan,
aneh kalau kamu tidak merindukannya.”
“Apa yang perlu dirindukan...”
“Tidak kelihatan selama setengah bulan?” Tracy tiba–tiba terkejut, mendongak dan bertanya pada
Naomi, “Apa yang dilakukan Ryan?”