- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1055
Tracy sangat benci dengan Tuan Besar, jika bukan karena ia begitu keras kepala memaksa Daniel
untuk menyerah padanya, saat itu ia tidak mungkin berpisah dengan anak–anaknya, ia juga tidak
mungkin menderita akibat perlakuan tidak adil, Bibi Juni juga tidak mungkin mati...
Tidak hanya icu, ia juga sangat mempercayai Victoria, membawa musuh masuk ke dalam rumah, yang
menyebabkan Carla diracuni.
Bahkan hingga saat–saat terakhirnya, ia tidak sadar untuk bertobat dan masih menyembunyikan
Devina, sehingga menyebabkan adegan pertengkaran kemarin malam....
Semua tragedi, berawal karena sifat keras kepala orang tua ini.
Takdir yang dimilikinya kini, sebenarnya adalah karena perbuatannya sendiri.
Ia membunuh anak perempuannya dengan tangannya sendiri, kini hidupnya juga sedang berada di
ujung tanduk
Ini yang disebut karma yang datang dari dosa sendiri!
Namun, melihat anak–anak yang sedih, perasaan Tracy campur–aduk...
Walaupun Tuan Besar sangat berbeda, namun cintanya kepada anak–anak adalah tulus, jadi cinta
anak–anak kepadanya juga sungguh–sungguh...
“Kakek, dia datang.” Daniel berbisik.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTuan Besar berusaha keras untuk melihat Tracy, namun dengan kondisinya kini, pandangan matanya
sangat buram, ia tidak dapat melihat dengan jelas, ia hanya dapat melihat bayangannya.
Ia membuka mulut, seolah ingin mengatakan sesuatu, namun perkataannya tidak jelas.
Daniel menarik Tracy berjalan mendekati ranjang, ia membungkukkan badannya dan bertanya,
“Kakek, apa yang ingin kakek katakan?”
Tuan Besar menyipitkan mata dengan lemah, menatap Tracy, ia bersusah payah membuka mulutnya
dan berkata kata per kata: “Ma...af!!!”
Dua tetes air mata mengalir dari sudut matanya bersamaan dengan kata ‘maaf‘ yang diucapkan.
Air mata penyesalan...
Batin Tracy bergetar, sebuah perasaan campur aduk perlahan–lahan muncul.
Saat ini, semua kebencian dan dendam yang ia miliki. perlahan–lahan terhapus oleh air mata dan
permintaan maafnya.
Seperti yang dikatakan di dalam buku, bahwa setiap orang yang menghadapi kematian, mereka semua
ingin melupakan rasa sakit dan kejahatan yang pernah dilakukan di sepanjang hidupnya.
Permintaan terakhir Tuan Besar sebelum ia meninggal ternyata adalah meminta maaf kepada
Tracy.
Ia tidak pernah mengucapkan kata itu di sepanjang hidupnya, namun kini, sebelum ia meninggal, ia
mengatakan kata itu pertama kalinya untuk Tracy...
Seluruh penyesalan dan rasa bersalah di dalam hatinya, semua tertuang di dalam kata itu.
Penuh dengan ketulusan.
Tracy tidak berkata sepatah katapun, ia juga tidak menatap Tuan Besar, ia hanya menundukkan
kepala, tidak berbicara sedikitpun.
Ia terlihat begitu tenang dan dingin, namun sebenarnya hatinya sedang gundah gulana...
“Ma...af!”
Tuan Besar kembali mengucapkan maaf, ia lalu menutup matanya perlahan–lahan.
Ia tidak berharap bisa dimaafkan.
Ia hanya ingin meminta maaf dengan Tracy secara langsung, secara langsung mengungkapkan rasa
penyesalan, dengan begitu, ia baru bisa pergi dengan tenang...
Terkadang manusia ingin membuat dirinya sendiri merasa tenang...
“Kakek!!!” Daniel langsung menggenggam tangan Tuan Besar, “Kakek, bertahanlah, aku akan segera
memanggil dokter!”
“Dokter, dokter!”
Daniel berlari keluar dan berteriak.
Dokter bergegas masuk ke dalam, namun tangan Tuan Besar perlahan–lahan terkulai lemas...
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Maafkan aku, Presdir Daniel, Tuan Besar, sudah tiada!”
“Kakek buyut... kakek buyut... huhuhu...”
Satu ruangan penuh dengan isak tangis.
Tracy diam–diam berjalan keluar dari ruang perawatan, ia berdiri di sudut tembok di samping pintu
masuk ruangan, melihat seluruh kejadian dengan tenang...
Satu lutut Daniel berlutut di samping ranjang, ia memegangi tangan Tuan Besar dengan erat,
menundukkan kepala dan menangis sedih.
Ketiga anak mengelilingi ranjang dan menangis tersedu–sedu, bahkan Carlos yang biasanya kuat dan
rasional, kini menangis hingga tubuhnya gemetar.
Carles dan Carla menangis kencang, mereka begitu sedih.
Sanjaya bersandar pada kursi roda, ia menundukan kepala menangis, untuk sesaat, ia seolah telah
kehilangan seluruh tenaganya, ia perlahan–lahan runtuh.
Thomas, Ryan, Andi, Kiki juga diam–diam menangis di samping.
Kesedihan memenuhi ruangan, hanya Tracy yang tenang memandangi Tuan Besar, semua dendam
dan kebenciannya perlahan–lahan menghilang...
Bersama dengan Tuan Besar yang meninggalkan dunia ini, pergi ke dunia yang lainnya.
Devina sudah mati, Tuan Besar sudah mati, Victoria sudah mati, Linda juga sudah ditangkap....
Dalam sekejap, ia merasa bahwa misinya sudah selesai!