- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1067
Duke menerima pukulan pada matanya. Salah satu matanya pun bengkak menghitam.
Ia menutup matanya dan keluar dari ruangan itu dengan sedih, merasa ingin menangis menerima
tuduhan seperti itu.
“Uh...” Naomi terkejut melihat penampilannya seperti itu, “Duke Louis, kamu kenapa?”
“Aku benar–benar tidak...”
Duke berkata sambil mengerucutkan bibirnya. Merasa disalahkan, ia pun berjalan kembali ke kamarnya.
Wajah Naomi penuh curiga, ia mengetuk pintu kamar Tracy dan berjalan masuk ke dalam, “Nona Tracy,
kenapa bangun sepagi ini? Apa Nona baik–baik saja semalam?”
“Lumayan. Ini pertama kalinya dalam dua tahun terakhir aku dapat tidur dengan nyenyak, meski di
tengah gemuruh hujan badai semalam.”
Tracy keluar dari kamar mandi dan membuka pintu ruang ganti pakaian, lalu memilih baju yang akan
dipakainya hari ini.
“Bagus kalau begitu.” Naomi menghembuskan napas lega, lalu bertanya heran, “Tadi aku melihat
ekspresi muram Duke Louis saat keluar kamar. Ia bahkan menutup salah satu matanya. Apa yang
terjadi?”
“Aku meninjunya.” Amarah Tracy bangkit kembali mengingat kejadian tadi, “Aku mengira ia benar–benar
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtpria yang baik dan sopan. Tak disangka, ternyata ia berani mencari kesempatan dalam kesempitan.”
“Uh, apa yang ia lakukan?” Naomi semakin penasaran.
“Jangan bergosip,” Tracy menatapnya sekilas, “Bersiap–siaplah. Nanti jam delapan tepat kita berangkat.
Aku mau mengurus acara penyelesaian Proyek Ocean Wild.”
“Baik,” Naomi bergegas menundukkan kepalanya, menuruti perintah Tracy.
Tracy pun berganti baju, lalu mengunjungi kamar Carla.
Ketika ia membuka pintu, Carla sudah bangun. Windy sedang menyisir rambutnya, dengan dua orang
pelayan sedang membereskan kamar di sampingnya.
“Carla!” Tracy tersenyum dan berjalan masuk.
“Mami.” Carla dengan manis menyapanya.
“Kenapa kamu bangun pagi sekali? Tidak mau tidur sebentar lagi?”
Tracy duduk di depan meja rias, dengan lembut menatap bayangan Carla di cermin.
“Mami, apa boleh aku bertemu dengan Papi, kak Carlos, dan kak Carles pagi ini?” Carla menatap
Tracy penuh harap
Tracy terpana sejenak. Carla yang baru sehari tidak pulang ke rumah, namun sudah merindukan
mereka. Tampaknya ia benar–benar tidak dapat tinggal di sini....
“Kakek baru saja meninggal. Papi, kak Carlos dan kak Carles pasti sedang sedih. Aku ingin menemani
mereka. Kata Kakek Sanjaya, besok adalah acara pemakaman Kakek, aku ingin pergi ke sana.”
Ucapan Carla terangkai begitu rapi. mampu menerangkan bagaimana pemikirannya sendiri, “Aku sudah
bertanya pada kakek Hansen, hari ini cukup melakukan peninjauan. Kalau tidak ada demam, berarti
sudah tidak ada masalah.”
“Kalau begitu, siang ini kita istirahat baik–baik di rumah. Nanti sore setelah Mami pulang, kalau kamu
tidak demam lagi, Mami baru mengantar kamu pergi, ya?”
Tracy mencoba berkompromi.
“Oke.” Carla menganggukkan kepala menuruti Maminya, “Terima kasih, Mami!”
“Anak baik!” Tracy mengecup keningnya, “Nanti kalau rambutmu sudah rapi, turun ke bawah bersama
Kak Windy untuk sarapan, ya.”
“Iya.”
Carla langsung duduk dengan tegak, sangat kooperatif.
Windy dan Tracy tersenyum menatap satu sama lain, lalu melanjutkan mengepang rambut Carla
Ketika Tracy bersiap untuk pergi, tiba–tiba terdengar suara seorang pelayan wanita, “Ya ampun, kenapa
bisa ada dua bakpao di dalam gelas? Semuanya jadi gepeng.”
“Sstt...” Salah seorang pelayan buru–buru mengingatkannya, “Mungkin Nona Carla sudah lapar, jadi ia
diam–diam menyembunyikan bakpao di dalam gelas. Tidak apa–apa, kita bereskan saja.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Iya, iya,” Pelayan tadi pun langsung menganggukkan kepalanya.
Tracy tidak terlalu memedulikan perkataan pelayan itu. Ia hanya berkata kepada Carla, “Carla, lain kali
kalau kamu lapar, kamu bisa makan di atas meja. Jangan membawa makanan naik ke atas ranjang.”
“Baik, Mami,” Carla merasa bersalah.
Pelayan pun membuang bakpao yang sudah berbentuk pipih itu ke dalam tong sampah, lalu
melanjutkan merapikan ranjang Carla.
Tracy tiba–tiba melihat jelas bentuk bakpao itu, ternyata bakpao berbentuk babi kecil!
la sejenak terpana. Jelas–jelas tidak ada bakpao berbentuk babi kecil di rumah ini, tidak ada orang yang
dapat membuatnya. Kenapa Carla bisa punya bakpao itu?
Apa mungkin...
Tracy mengangkat wajahnya menatap Carla, berusaha memancingnya, “Kenapa bisa ada bakpao
berbentuk babi kecil di sini?”
Carla buru–buru menundukkan kepalanya. Tangan kecilnya memelintir bajunya, tidak berani berbicara
“Mungkin karena sudah tergencet, jadi bentuknya mirip seperti babi kecil.” Windy berkata dengan
santai.
“Bisa jadi.” Tracy tidak banyak berbicara, namun ekspresi Carla dengan jelas menunjukkan, semalam
pasti ada orang yang datang ke sini...