- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1080
“Jangan–jangan tidak ke bandara?”
Seorang pengawal wanita lain bernama Cecil menebak.
“Tidak mungkin.” Paula sangat pasti, “Terus menerus di Kota Bunaken, bukankah cari mati? Selama
meninggalkan Kota Bunaken, ia baru bisa hidup. Jadi, ia pasti pergi ke bandara.”
“Atau mungkin ia menyamar?” tanya Cecil lagi.
“Sekalipun ia menyamar, Naomi juga tetap mampu menemukannya.” Paula merasa aneh, “Naomi
sengaja membawa Roxy ke sana, Roxy ahli mengenali orang. Entah Linda menyamar seperti apa, Roxy
pasti dapat mengenalinya.”
“Kalau begitu aneh sekali...” Cecil merenung lalu berkata lagi, “Kota Bunaken hanya ada satu bandara
ini, jangan–jangan pergi dengan kereta api?”
“Omong kosong, kereta api Kota Bunaken tidak ada yang menuju ke luar negeri.” Paula memutar mata
ke atas, “Pergi ke kota lain juga dapat dengan cepat ditemukan oleh kita..”
“Salah.” Tracy tiba–tiba teringat satu hal, “Naik mobil satu jam ke Kota Polina, di sana ada bandara
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtinternasional.”
“Hah?” Paula lekas memperlambat kecepatan mobil, “Jangan–jangan...”
“Mereka sudah pergi selama satu jam.” Tracy melihat jam di tangannya, “Putar arah di depan, naik tol ke
Bandara Polina.”
“Baik.” Paula lekas memutar arah mobil.
Ketika mobil berada di jalan tol, mereka bertemu dengan pasukan mobil Wallance, “Tampaknya Presdir
Daniel sepemikiran dengan Anda.” ucap Paula.
“Tidak usah pedulikan mereka, segera ke Bandara Polina.” desak Tracy.
“Baik.” Paula melesat jauh, menggunakan kecepatan tercepat menuju Bandara Polina.
Di saat bersamaan, Tracy menelepon Naomi, “Sekarang kita sedang menuju ke Bandara Polina, kamu
jaga di Bandara Bunaken. Begitu melihat Linda, langsung dilumpuhkan, abaikan siapa saja yang
menghalangimu!”
“Paham, Anda tenang saja.” Naomi tahu masalah ini sangat penting, “Selama Linda muncul di
hadapanku, aku pasti akan melumpuhkannya dan menyelamatkan Nona Carla!”
“Oke.” Tracy menutup telepon, lalu melihat waktu di jam tangannya. Ia mendesak dengan buru–buru,
“Cepat sedikit, jika Linda membawa Carla ke luar negeri, maka akan merepotkan.”
Begitu ke luar dari negara ini, maka banyak hal di luar kendali mereka.
Hingga nanti, mereka akan sulit menemukan jarum dalam tumpukan jerami.
Tidak masalah jika itu orang dewasa, dengan kekuatan Moore pasti dapat ditemukan, tetapi Carla masih
kecil. Tubuhnya lemah, ia tidak tahan rasa sakit....
Hati Tracy mulai gelisah, ia ingin sekali segera tiba di Bandara Polina.
Di dalam pasukan mobil Wallance, Daniel sudah menghubungi polisi di Bandara Polina, ingin mencegah
penerbangan internasional melalui mereka dulu. Pihak polisi harus berkoordinasi melalui lembaga resmi
dulu dan mereka membutuhkan waktu.
Daniel meminta mereka segera berkoordinasi, di saat bersamaan, ia juga menghubungi pihak lembaga
resmi.
Pokoknya Daniel sedang berusaha menghentikan Linda membawa Carla pergi.
Di saat bersamaan, di Bandara Polina.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmLinda dan empat bawahannya yang sedang menyamar, membawa Windy dan Carla melewati area
pemeriksaan.
Carla diberi obat tidur oleh Windy, ia mulai mengantuk sejak turun dari mobil.
Windy selalu menggendongnya, tidak pernah melepaskannya di bandara.
Tetapi bagaimanapun, Carla sudah berumur enam tahun. Lengan Windy mulai kebas karena
menggendongnya terlalu lama. Ia sama sekali tidak kuat menggendongnya lagi, ia ingin beristirahat
sejenak.
Namun, Linda tak mengizinkan. Selama belum melewati pemeriksaan, masalah apa pun bisa terjadi.
Ia melirik bawahannya, pria asing tinggi itu hendak menggendong Carla.
Windy memeluk Carla dengan erat, tidak ingin melepaskan. Ia berkata dengan emosional, “Aku bisa,
aku bisa. Aku kuat menggendongnya, tidak perlu bantuanmu.”
Setelah berbicara, Windy menggertakkan gigi sambil menggendong Carla dan menjalani pemeriksaan.
Linda memberikan dokumen baru untuk Windy dan Carla.
Petugas bandara memeriksa dokumen, tetapi ketika melihat Carla yang tertidur, la agak curiga, jadi
bertanya, “Anak kenapa?”
generale ment en sapi ketika melihat Carla yang.