- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1084
“Tidak boleh, tidak boleh!” Windy buru–buru menghentikan.
“Enyah!”
Linda mendorong tangannya, tetapi Windy tetap berusaha melindungi Carla.
Dua orang itu saling tarik–menarik, menjadi pusat perhatian para penumpang.
Penumpang yang sedang tidur di samping bergumam, “Berisik sekali, bisa tenang sedikit?”
Di saat ini, pramugari juga mendekat, “Apa yang terjadi?”
“Tidak apa.” Linda memelototi Windy dengan bengis, mengisyaratkannya jangan asal bicara.
Windy menundukkan kepala, tidak berani bersuara.
Ia sekarang sangat bimbang, perlu memberitahu pramugari atau tidak. Jika diberitahu, apakah para
penumpang dapat menghentikan Linda?
Tetapi ketika melihat empat orang pengawal asing itu, nyali Windy menjadi kecil.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtOrang–orang ini bisa membunuh orang. Jika mereka terprovokasi, mungkin akan melibatkan seluruh
penumpang di pesawat.
“Silakan pasang sabuk pengaman, pintu pesawat akan segera ditutup.” Pramugari mengingatkan.
“Masih belum tutup pintu pesawat?” Linda bertanya dengan tercengang, “Kita sudah masuk pesawat
begitu lama, kenapa masih belum ditutup juga?”
“Ada seorang penumpang sedang dalam perjalanan kemari.” Pramugari menjelaskan, “Kopernya sudah
masuk pesawat.”
“Omong kosong apa ini?” Linda melirik jam tangan dan marah, “Waktu penerbangan sudah lewat, masih
tidak terbang? Apa waktu kami tidak penting?”
“Bukan begitu, Nona. Masalahnya penumpang itu..”
“Karena satu orang telat, maka harus membuat seluruh penumpang pesawat menunggunya?”
Linda berseru kencang, ia mulai memperkeruh keadaan.
“Jika ia tidak kemari, apa kami akan terus menunggu di sini? Hari ini adalah hari raya, penerbangan hari
ini sangat banyak. Jika kamu terus menunda, antrian penerbangan ini akan disalip oleh penerbangan
lain, hingga nanti, tidak tahu harus tunggu berapa lama dan kemungkinan penerbangan dibatalkan!!!”
“Ini.....”
Pramugari baru saja ingin menjelaskan, para penumpang juga mulai ribut–ribut...
“Benar, benar, waktu kami juga sangat berharga. Tidak boleh karena satu orang telat, maka
mempengaruhi perjalanan kami.”
“Benar sekali, jika penerbangan kami disalip, kami tidak tahu kapan akan terbang.”
“Cepat tutup pintu pesawat, atau kami akan menggugat kalian.”
Beberapa pramugari berusaha menjelaskan, tetapi mereka semua tidak ingin mendengar. Linda
menghasut beberapa kalimat lagi, pramugari bergegas meminta instruksi kapten...
Linda sangat cemas, jika begini terus, Tracy dan Daniel dapat mengejar kemari.
Sedangkan Windy malah agak berharap, sebelumnya ketika menelepon Danny, ia sengaja
membocorkan informasi, seharusnya Danny telah memberitahu Tracy atau Daniel, tidak tahu apakah
mereka sudah kemari atau belum.
Di saat ini, Daniel dan Tracy sudah tiba di pintu penerbangan, tetapi jembatan sambung ke pesawat
telah dievakuasi. Penumpang kelas bisnis terakhir diantar ke pesawat menggunakan mobil khusus.
Pintu gerbang penerbangan telah dikunci, para petugas hendak meninggalkan tempat itu.
“Tunggu sebentar!” Daniel menarik para petugas itu dan berkata, “Buka pintu, pesawat xxxx tidak boleh
terbang. Ada penculikan anak dalam pesawat.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Kami tidak menerima informasi.” Petugas berkata sambil mengernyitkan kening, “Tuan, jika sungguh
benar, harap melapor dulu.”
“Sudah tak sempat, buka dulu pintunya.” Daniel mendesak.
“Ini adalah area jalur penerbangan, tidak boleh masuk...”
Petugas masih sedang menjelaskan, Tracy langsung membawa orang–orangnya maju menghancurkan
pintu penerbangan.
“Hei, apa yang kalian lakukan?”
Para petugas lekas menghentikan, di saat bersamaan memanggil satpam bandara lewat protofon.
Mereka sedang menunda waktu di sini, di saat bersamaan, penumpang terakhir yang telat datang sudah
masuk ke dalam pesawat dengan lancar.
Pintu kabin pesawat ditutup, para awak pesawat lekas menenangkan semua orang, “Semuanya,
penumpang terakhir sudah masuk pesawat. Pintu kabin sudah ditutup, kita akan segera terbang. Silakan
semuanya memasang sabuk pengaman.”
Ketika mendengar ucapan ini dan melihat pintu kabin sudah ditutup, Windy langsung putus asa,
sedangkan Linda akhirnya menghela napas lega....
Previous Chapter
Next Chapter