- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1091
“Bagus sekali.”
Linda mencibir dingin, ia tertawa sambil meneteskan air mata, “Jonson Hilton, kamu kejam sekali.
Wanita itu telah lama bersamamu dan melahirkan anak untukmu. Kamu malah memperlakukannya
seperti itu?”
“Manusia adalah makhluk egois!”
Jonson berkata dengan acuh tak acuh.
“Jadi, di sebelahmu ada polisi, ‘kan?” Linda tiba–tiba bertanya, “Kamu sengaja menunda waktu agar
mereka dapat melacak lokasiku melalui alat penyadap, ‘kan?”
Jonson yang berada di sebrang telepon terdiam, matanya melihat ke sekelilingnya yang penuh dengan
polisi.
Ia tidak pernah tahu, putrinya ternyata begitu cerdas.
“Tampaknya tebakanku benar.” Linda tertawa dingin, air matanya seperti mutiara yang terputus–putus
mengalir ke bawah tak berhenti, “Apa yang mereka berikan padamu? Sehingga membuatmu
mengkhianati putri sendiri?”
“Kamu tidak akan bisa kabur, kembalilah berserah diri.” Jonson menundukkan kepala, “Daniel dan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTracy sudah tiba di Thailand.”
“Kenapa, kenapa memperlakukanku seperti ini?”
Linda bertanya dengan menggebu–gebu, tetapi di sebrang telepon hanya ada keheningan panjang.
“Jonson Hilton, aku benci kamu! Mati pun tidak akan memaafkanmu!!!”
Setelah Linda meraung, ia menutup telepon...
Tangan yang memegang ponselnya tak berhenti gemetar, ia menundukkan kepala dengan putus ada
dengan tangisan yang pecah.
Entah bagaimanapun ayahnya memperlakukannya, ia selalu peduli dengan ayahnya. Di saat–saat
bahaya pun tak lupa memberikannya uang untuk hari tuanya.
Sekalipun sedang dalam masa pelarian, ia tetap memikirkan ayahnya, memohon kepada orang
misterius itu untuk menyelamatkan ayahnya juga, makanya orang misterius itu baru mengajukan
pembebasan bersyarat medis.
la buru–buru melarikan diri ke Thailand, baru saja melangkahkan kaki di sini,
langsung menelepon ayahnya. Memberitahunya bahwa telah menyiapkan uang untuk hari tuanya,
tetapi orang itu malah mengkhianatinya demi keselamatan sendiri.
Apakah ini kasih sayang ayah dan anak?
Apa ini kasih sayang seorang ayah?
Bukankah katanya orang yang paling menyayangi putri di dunia adalah seorang ayah?
Kenapa ayahnya seperti itu?
Dari luar tampak sopan dan rendah hati, sebenarnya itu semua palsu. Hingga saat ini, ia baru dapat
melihat jelas keegoisannya, kemunafikannya...
Ibunya yang malang, tidak pernah tahu pria yang dicintainya seumur hidup adalah orang seperti itu.
Tahu begini, lebih baik mereka tinggal dengan damai di sebuah kota kecil, untuk apa kembali ke
keluarga Hilton? Mengenal ayahnya yang seorang pria jahat?
Dijadikan sebagai bidak catuk, lalu membuang seenaknya seperti sekarang...
“Bam bam bam!”
Terdengar gedoran pintu pengawal dari luar. Mereka menggunakan bahasa inggris berkata,
“Kemungkinan kita sudah diikuti, kita harus segera meninggalkan tempat ini.”
Linda tidak bicara, tatapannya mulai menjadi redup.
Ia tidak tahu apa makna hidup.
Tiba–tiba, ia berpikir lebih baik menghancurkan dunia ini saja.
Semuanya mati bersama....
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmMungkin ini lebih tidak sakit!
“Apa sudah dengar? Kita harus pergi.”
Pengawal masih mendesak dari luar, tetapi Linda tak merespon.
Di kamar lain, Windy membawa obat pereda demam yang dibawakan oleh pengawal itu. Tetapi ia tidak
berani memberikannya kepada Carla, hanya memberinya plester pereda demam.
Ketika mendengar pergerakan di luar, Windy sangat panik di dalam hati. Ia takut Linda akan
melakukan hal mengerikan, membunuhnya dan Carla. Ketika ia melihat pengawal itu pergi mencari
Linda, tidak memedulikan mereka.
Windy memeluk Carla dan diam–diam melompat dari jendela, kemudian berlari ke depan dengan mati–
matian...
Windy tidak mengenakan sepatu, tenaganya sudah habis seharian. Bajunya basah dikarenakan
keringat, tetapi ia tetap menggertakkan gigi berusaha untuk berlari
Di dalam hatinya ada sebuah keyakinan, ia tidak boleh membiarkan sesuatu terjadi dengan Carla, tidak
boleh.
“Mereka melarikan diri!”
Terdengar suara dari belakang, kemudian ada orang yang keluar mengejar.
Windy ketakutan hingga jantungnya seolah melompat keluar. Ia berlari sambil memeluk Carla, tetapi
kedua kakinya sangat lemah, dengan cepat ia terkejar dari belakang...