- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1103
Tracy tidak sanggup menolak bujukan anak–anak, ia terpaksa menyetujui, “Baiklah, Mami ganti baju,
kalian juga pakai mantel.”
“Iya, iya, kami segera pakai.”
Tracy ganti baju di lantai atas sekalian menelepon Duke Louis.
Saat itu, Duke datang ke Kota Bunaken untuk menjemputnya, tetapi karena tiba–tiba terjadi sesuatu
dengan Carla, perencanaan mereka berubah.
Kemudian, Tracy membawa Carla kembali ke Kota Bunaken, ia mengerahkan segalanya untuk
pengobatan Carla dan Windy, sama sekali tidak punya waktu untuk Duke Louis.
Selain itu, Tracy bilang setidaknya mundur setengah bulan untuk kembali ke Negara Emron. Ia
meminta Duke untuk mengurusi hal lainnya dulu, tidak membuang waktu di sini.
Walaupun Duke agak tidak rela, tetapi ia terpaksa pergi.
Hari ini, Tracy akan kembali ke Negara Emron. Duke meneleponnya pagi–pagi sekali, tetapi ia tidak
sadar karena sedang menjaga Carla, jadi sekarang baru sempat meneleponnya.
Duke tampaknya terus menunggu telepon dari Tracy, jadi ia sangat cepat menjawab telepon. Ia
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtbertanya tentang keadaan dulu baru berkata, “Tracy, aku akan menunggumu di Bandara Snowy
Negara Emron. Kali ini ayahku juga ikut.”
“Hah? Tracy agak terkejut, “Tuan Besar Louis juga ke Negara Emron?”
“Benar, Kakakmu yang mengundangnya datang, katanya ingin bertemu langsung untuk mendiskusikan
pernikahan kita.” Duke berkata, “Tapi kamu tenang saja, aku sudah bilang dengan ayahku, jika kamu
tidak bersedia, ia tidak akan memaksamu.
Hanya saja ayahku merasa masalah ini tidak boleh ditunda terus. Ia harus memastikan apa
pendapatmu, jadi ia mungkin akan bertanya pendapatmu secara langusng. Kamu harus
mempersiapkan mentalmu.”
“Aku mengerti..”
Tracy mengernyitkan kening, ia tahu segalanya diatur oleh kakaknya. Ia tak dapat menolak, selain itu,
ia juga tak pernah menolak sebelumnya...
“Sudah, aku tidak mengganggumu lagi. Kamu pergi sibuklah, kita bertemu di Kota Snowy nanti.”
“Iya.”
Setelah menutup telepon, Tracy berulang kali mengingatkan dirinya di dalam hati. Harus menerima
kenyataan, ia tidak akan bisa kembali dengan Daniel lagi. Entah apapun yang Daniel lakukan, Tracy
tidak boleh melunakkan hati...
“Mami, Mami!”
Roxy terbang masuk dari luar jendela, memanggil Mami.
“Roxy.” Tracy sedang menukar baju, “Aku segera selesai ganti baju. Bilang pada Carlos, Carles, Carla,
lima menit lagi turun.”
“Baik!” Roxy terbang dengan senang ke luar.
Tracy mengganti baju dengan cepat dan turun. Anak–anak telah selesai mengenakan mantel, sedang
menunggu di luar mobil.
“Sudah, ayo naik mobil.” Tracy menyuruh anak–anak naik mobil Roll Royce Limosin, lalu
mengingatkan Daniel dengan suara rendah, “Paling telat jam dua, aku harus berangkat ke bandara.
Kamu jangan memainkan trik.”
“Tenang saja.” Daniel bersandar pada pintu mobil dan melakukan gerakan tangan silakan masuk.
Tracy memberi kode mata kepada Naomi dan Paula, baru naik mobil.
Sekeluarga bertujuh, termasuk dua Roxy, si elang dan beo.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmNaomi dan Paula membawa tiga mobil mengawal dari belakang.
Thomas dan Ryan juga membawa satu mobil, mereka menyetir di depan.
Formasi ini sangat megah dan mendominasi. Siapa pun yang melihatnya akan menyingkir.
Di dalam mobil, Carles bertanya dengan antusias, “Papi akan membawa kami ke mana?”
“Coba kutebak.” Carla memegang dagu hendak menebak, “Apa kita akan makan di Restoran Istana
Anak–anak?”
“Apa pergi mengunjungi makam Kakek buyut?” tebak Carlos.
“Salah.” Daniel berkata dengan misterius, “Sekarang tidak boleh diungkapkan, nanti kalian akan tahu.”
“Wah, aku sangat menantikan sekali!”
Ketiga anak ingin tahu kejutan apa yang disiapkan Papinya.
Bahkan Roxy pun menggepakkan sayap, menggunakan suara nyaringnya berseru. “Menantikan,
menantikan.”
Sedangkan burung elang Roxy tetap dengan ekspresi dinginnya. Ia sangat mirip dengan perniliknya.
Tracy duduk di samping sambil minum kopi. Ia memandang anak–anak dan Daniel diam–diam.
Kadang–kadang ia merasa Daniel lebih punya cara berinteraksi dengan anak–anak dari pada dirinya.
Pria ini selalu mudah mengubah suasana hati anak–anak, juga dapat seru–seruan bersama mereka,
sedangkan dirinya, seolah tak melakukan apa pun...