- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1117
Di perjalanan pulang, Ryan sengaja menenangkan Daniel dengan santai, “Barusan Lily bilang, tubuh
Anda sangat baik, tidak akan kenapa–kenapa. Tampaknya hanya gejala palsu.”
Daniel menundukkan kepala, tidak bicara apa–apa, tetapi tatapannya sangat serius.
“Sebenarnya di mana yang tidak nyaman? Kepala sakit?” Ryan semakin tidak tenang ketika melihat raut
wajah Daniel, “Tahu begitu, waktu itu seharusnya membiarkan Tabib Hansen untuk memeriksa Anda.”
Daniel masih tak bicara.
Ryan semakin cemas, namun ia tak banyak bertanya lagi.
Ketika tiba di rumah, Carles sudah tidur. Daniel masuk ke kamarnya dan menyelimutinya dengan baik,
lalu duduk di samping ranjang, memandang Carles dengan hening
“Kak Carlos! Carla!” Carles bergumam tak jelas, “Mami....”
Baru saja berpisah, ia sudah mulai merindukan Carlos, Carla dan Maminya.
Daniel membelai kepalanya dengan lembut, sebuah lengkungan dangkal muncul di ujung bibirnya.
Ketika teringat dirinya sudah berjanji pada Carles bahwa akan menjemput Mami pulang, ia agak tak bisa
mempercayai dirinya sendiri!
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtBenar kata Carles, entah apa pun masalah yang dihadapi, jangan takut, harus maju dengan berani!
Sekalipun di depan ada banyak halangan, ia juga harus mengatasi segala rintangan dan menjemput
Tracy dan anak–anak pulang.
Jika ia baik–baik saja, mereka sekeluarga bisa berkumpul kembali. Jika terjadi sesuatu dengan dirinya,
maka butuh seseorang untuk menjaga keluarga Wallance.
Ketika merenungkan ini, Daniel sudah memiliki motivasi baru!
Malam itu, Daniel tidak bisa tidur nyenyak.
Ia sedang menunggu hasil laporan Lily.
la memprediksi, seharusnya masalahnya ada pada otaknya.
Ternyata pada pukul sembilan pagi, terdengar gedoran pintu yang tergesa–gesa dari
luar.
Daniel menjawab dengan setengah sadar, “Masuk!”
Ryan buru–buru masuk melapor, “Tuan Daniel, hasil laporan sudah keluar.” ujarnya dengan buru–buru.
Daniel membuka mata lebar–lebar dan duduk, lalu mengenakan mantel, “Suruh dia masuk.” perintah
Daniel.
“Baik.” Ryan lekas memanggil Lily masuk.
Lily membawa hasil laporan dan berkata sambil gugup, “Hasil CT scan kepala menunjukkan bagian
saraf otak ada masalah. Untuk sekarang, menurut prediksi, ada racun yang masuk dalam tubuh dan
mengakibatkan saraf kepala rusak...”
“Kenapa bisa begini?” Ryan terkejut.
“Disebabkan oleh racun?” Daniel malah sangat tenang.
“Seharusnya iya.” Tatapan Lily semakin serius, “Untuk lebih spesifiknya harus dinilai oleh ahli
profesional. Saya bukan ahli bagian otak, jadi tidak berani asal menilai.”
“Lanjut.” Daniel menuangkan alkohol dingin untuknya dan minum dengan tenang.
“Kondisi ini ada kemungkinan menyebabkan hilangnya fungsi saraf kranial di mana mengakibatkan
kelainan atau pun fungional gagal..”
“Misalkan daya penglihatan.” Akhirnya Daniel paham.
“Apa yang terjadi sebenarnya? Baik–baik saja kenapa bisa kena racun?” Ryan sangat cemas, “Apa
sudah menemukan jenis racunnya?”
“Belum ditemukan.” Lily sangat merasa bersalah, “Aku adalah spesialis obygn dan bedah. Tidak terlalu
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmpaham dengan masalah ini, sekarang kita harus mengumpulkan ahli profesional untuk mencari cara
penanganan.”
“Lalu, masih menunggu apa....
“Tidak perlu.” Daniel melambaikan tangan dan berkata dengan tenang, “Keluarlah.”
“Tuan Daniel...”
“Jika para profesional ini berguna, aku tidak perlu bekerja keras mengundang Tabib Hansen untuk
mengobati Carla.”
Daniel bicara dengan acuh tak acuh.
“Kalau begitu kita ke Negara Emron mencari Tabib Hansen.” Ryan berkata dengan buru–buru, “Aku akan
segera menyiapkan pesawat.”
“Kamu sudah gila?” Daniel bergumam tak senang, “Sekarang Tabib Hansen sedang mengobati Tracy
dan Carla. Jika kamu menjemputnya kembali, bagaimana dengan mereka?”
“Tapi, Anda...”
“Tidak apa, masih ada dua bulan. Ketika menjemput mereka, sekalian menjemput Tabib Hansen pulang
saja.” Daniel sangat tenang, “Dua bulan, aku bisa melewatinya.”
“Tuan Daniel, masalah ini bukan masalah kecil.” Lily cemas, “Jika terjadi sesuatu dengan Anda, maka
Grup Wallance harus bagaimana.”
“Oleh karena itu, kabar aku sakit jangan sampai tersebar keluar.” Daniel mengingatkan sekali lagi.