- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1122
Lorenzo memandang dua anak, tatapannya agak ruwet. Tetapi dengan cepat, ia kembali tenang, ia
menyunggingkan senyuman menyapa balik, “Halo, anak–anak! Selamat datang!”
Setelah itu ia mengangkat tangan, memberi gestur tangan ‘silakan masuk‘.
Tuan Besar Louis berjalan sejajar dengannya di depan. Mereka berjalan sambil berkomunikasi
menggunakan bahasa Perancis.
Tracy menggandeng anak berjalan di belakang. Ia menyadari Lorenzo agak aneh. Wajahnya agak
memucat dan langkah kakinya pun tak sebertenaga dulu.
“Luka Kakakmu belum sembuh?” Duke mendekat dan bertanya.
“Apa?” Tracy sangat terkejut, “Kakakku terluka?”
“Ugh.... Wajah Duke membeku, “Kamu tidak tahu? Gawat, mulutku keceplosan.”
Tracy mengernyitkan kening, orang seperti apa yang dapat melukai Kakak?
Selain itu, sudah selama ini, tapi Kakaknya tidak pernah mengungkitnya sama sekali.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtJangan–jangan ada sesuatu yang disembunyikan olehnya?
“Karena Kakakmu tidak ingin kamu tahu, maka kamu jangan tanya aku.” Duke panik, “Setidaknya jangan
di depan kita, jika tidak, ia akan mengupas kulitku.”
Duke masih sangat takut dengan Lorenzo. Ia sangat mengingat pelajaran yang ia berikan waktu dulu.
“Aku tahu.”
Tracy memutar mata ke atas. Anak ini benar–benar seperti anak kecil, ia bahkan tak seberani anaknya,
Carlos.
Sekelompok orang itu masuk ke aula besar. Meja makan sudah tersusun makan malam mewah.
Lorenzo meminta semua orang untuk duduk dan makan. Tracy membawa anak anak ke ruang ganti baju
untuk melepaskan mantel, mencuci tangan, lalu duduk di kursi makan.
Lorenzo mengangkat gelas menyambut Tuan Besar Louis. Fincent Louis bersulang dengannya,
keduanya menikmati anggur dalam gelas mereka.
Setelahnya Fincent juga meminta Duke dan Tracy bersulang bersama dengan Lorenzo
Duke bersulang dengan patuh, Tracy paham maksud Tuan Besar Louis. Walaupun hatinya tak ingin.
tetapi ia juga bekerja sama untuk bersulang.
Carla makan dengan patuh di samping, Carlos malah mengamati sekitar dengan tenang
Setelah beberapa gelas anggur, akhirnya Tuan Besar Louis masuk dalam topik utama, “Sekarang kita
semua sibuk, sangat sulit berkumpul bersama. Lebih baik kita cepat mengurus masalah pernikahan
Duke dan Tracy? Berdasarkan tradisi kalian, sebagai keluarga dari pihak laki–laki, kali ini aku datang
untuk melamar.”
Walaupun Grup Moore sudah pindah ke Negara Emron setelah belasan tahun, tetapi leluhurnya tetaplah
orang Bunaken. Adat dan kebiasaan masih mengikuti tradisi Bunaken.
“Sebagai Kakaknya, aku sudah pernah menguji Duke untuk adikku.” Lorenzo menggoyangkan gelas
anggur lalu melirik Duke sekilas, “Walaupun tidak ada ambisi, tetapi yang terpenting adalah bersikap
tulus dan sederhana, ia juga tulus pada adikku, jadi aku tidak keberatan dengan pernikahan ini.”
“Terima kasih Tuan Lorenzo.” Duke berterima kasih dengan senang.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Fincent Louis agak mengernyitkan kening, ia tampak tak senang. Tetapi dengan segera ia bicara sambil
menyunggingkan senyuman, “Di umur muda, Duke telah mendapatkan gelar kerajaan. Ini hal yang
jarang terlihat dalam keluarga kerajaan.
Tentu saja, ketekatannya masih tak bisa dibandingkan denganmu. Tetapi hari masih panjang,
kedepannya masih ada harapan.”
Ujung bibir Lorenzo sedikit naik, ia tidak membalas ucapannya, melainkan memandang Tracy, “Masalah
ini lebih baik diputuskan Tracy sendiri. Walaupun aku setuju, namun tidak bisa memaksa.”
“Tentu saja.” Tuan Besar Louis memandang Tracy, “Tracy, bagaimana menurutmu?”
“Tidak baik membicarakan di hadapan anak.” Tracy lebih memikirkan perasaan anak, “Tuan Besar Louis,
malaman kita diskusi di ruang kerja saja.”
“Kita bicara bahasa Perancis, anak–anak tidak akan mengerti, kan.” Tuan Besar Louis tertawa.
“Mami, stik sapi ini enak.”
Carlos menggunakan bahasa Prancis bicara sambil memberi Tracy sepotong daging sapi.
Tuan Besar Louis tercengang, wajahnya sangat terkejut.
“Paman kokimu orang Bunaken, ‘kan? Walaupun ia memasak masakan gaya Emron. namun masih
tersimpan rasa khas Bunaken.” Carlos menggunakan Bahasa Emron berbicara dengan Lorenzo.
Tuan Besar Louis semakin terkejut, “Anak ini menguasai bahasa Prancis dan bahasa Emron di umurnya
enam tahun?” tanyanya tak percaya.