- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1156
“Tapi sekarang tidak bisa menghubungi Papi, aku khawatir.”
Mata Carla berlinang air mata, wajah kecilnya penuh dengan kepanikan.
“Begini saja, Mami coba hubungi Papi.”
Tracy menenangkannya, “Jangan khawatir, tunggu Mami pulang ya?”
“Ya.”
Carla baru bisa bernapas lega, lalu mengangguk dengan patuh.
“Mami pergi kerja dulu saja.”.
Carlos sudah memperhitungkan waktu, “Saat ini Kota Bunaken sudah malam, saat Mami pulang malam
nanti, di sana sudah terang, nanti kita coba, apa bisa berhasil menghubungi Papi.”
“Baiklah.”
Tracy mengelus kepala Carlos, lalu pergi setelah mengganti pakaian. –
Dalam waktu setengah bulan ini, Tracy sudah mengembalikan sahamnya dan mengundurkan diri dari
dewan direksi Grup Moore, persiapan pernikahan di Kota Snowy juga telah selesai diatur.
Kemarin Lorenzo memintanya untuk bersiap–siap, mengaturnya pergi ke Negara Prancis dalam dua hari
ke depan.
Namun tadi Naomi tiba–tiba mengatakan bahwa terjadi sesuatu pada Lorenzo, dan memintanya untuk
datang ke sana, Tracy sangat cemas: “Mungkinkah kakak terluka lagi?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Masih belum tahu.”
Naomi mengerutkan keningnya, “Kak Jasper tadi hanya mengatakan untuk meminta Nona segera
bergegas ke sana.”
“Ayo kita lebih cepat.”
Tracy mendesak dengan sikap acuh tak acuh.
“Baik.”
Sangat cepat, mobil sudah tiba di depan kastil Lorenzo.
Begitu berhenti, Tracy buru–buru berjalan ke dalam: “Jasper mana?”
“Nona Tracy, Jasper ada di lantai atas…….‘
Para pelayan mengantarnya ke lantai atas, “Nona jangan khawatir, Tuan sebentar lagi
akan kembali.”
“Kakak tidak ada di rumah?”
Tracy sangat terkejut, “Kalau begitu……”
“Nona Tracy.”
Pada saat ini, Jasper berjalan keluar dari ruang kerja, memberi isyarat untuk meminta para pelayan
mundur.
“Sebenarnya apa yang terjadi?”
Tracy mengerutkan kening dan menatap Jasper.
“Masuk dulu baru kita bicarakan.”
Jasper secara misterius membuka pintu ruang kerja.
Tracy dengan wajah kebingungan mengikutinya masuk ke dalam, mengangkat kepala dan melihat, lalu
tertegun…..
Di dalam kamar, duduk tiga sosok mungil yang menggemaskan, kira–kira berumur sekitar dua tahun,
semua adalah anak perempuan, mereka terlihat persis satu sama lain, sangat sempurna dan imut
seperti boneka barbie, benar–benar hampir meluluhkan hati Tracy!
“Ini…..”
Tracy menatap tiga anak kecil itu dengan heran, “Apa yang terjadi?”
“Sudah diperiksa DNA–nya, semuanya darah daging Tuan.”
Jasper menunjuk ke arah tiga anak kecil itu, lalu berkata dengan gugup, “Untuk menjamin keselamatan
mereka, Tuan ingin meminta Nona membawa mereka ke Negara Prancis…..”
Tracy tercengang, ia sudah lama mendengar kakaknya memiliki anak di luar nikah, tapi ia tidak
menyangka ada tiga, apalagi mereka bertiga adalah anak perempuan yang masih sekecil ini dan sangat
menggemaskan.
“Wow, siapa wanita yang cantik ini?”
Pada saat ini, gadis kecil yang duduk di atas bangku piano, dengan cara yang menggemaskan menatap
Tracy, berbicara dengan lancar, dengan suara yang lucu dan menggemaskan, “Sedikit mirip dengan
Papi.”
“Sepertinya adiknya Papi.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Gadis kecil lainnya, duduk di atas meja kerja, sedang mencoret–coret dokumen menggunankan bolpen
Lorenzo, dia mengangkat kepalanya dan melirik Tracy, berpura–pura ahli dan berkata, “Adiknya Papi
berarti panggilnya Bibi!”
“Bibi, Bibi!”
Pada saat ini, anak gadis imut lainnya dengan rambut ikal alaminya merangkak dari sofa mendekatinya,
memeluk kaki Tracy, lalu memanjat ke atas, “Bibi mau peluk!”
“Anak pintar!”
Tracy buru–buru membungkuk dan memeluknya, memandang rambut ikalnya, ditambah dengan wajah
mungil yang imut dan menggemaskan ini, lalu ia tidak bisa menahan senyumnya, “Siapa namamu?”
“Tini!”
Anak gadis kecil yang sopan itu menjawab, kedua tangan menyentuh wajah Tracy, dan menatapnya
dengan rasa ingin tahu.
“Halo Tini, aku adalah Bibimu.”
Tracy memperkenalkan dirinya, kemudian ia bertanya kepada anak yang duduk di atas bangku piano,
“Kalau kamu? Siapa namamu?”
“Wini!”
Gadis kecil itu sedang membuka tutup piano, ingin mencoba memainkan piano, hampir saja jarinya
terjepit.
Tracy dengan cepat melangkah maju untuk memegang penutup piano, lalu membujuk dengan lembut,
“Anak pintar, sekarang jangan main dulu, kamu akan melukai dirimu sendiri, nanti Bibi ajari cara bermain
piano, oke?”