- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1252
“Sebenarnya ada apa antara kamu dan Daniel?” Sikap Fincent langsung menjadi serius. “Kamu bilang
ingin membahas masalah anak dengannya, mana mungkin....”
Dia tidak menyelesaikan kalimatnya, bagaimanapun sebagai calon ayah mertua, dia tidak pantas
menanyakan hal ini.
“Menurutku, aku tidak perlu membahas hal ini dengan kalian.” Tracy tidak ingin melanjutkan topik ini,
“Jika kalian merasa aku mempermalukan kalian, kalian bisa membatalkan pernikahan ini.”
“Benar saja, sekarang akhirnya kamu menunjukkan sosok aslimu.” Maggie mencibirnya, “Sejak awal
kamu sudah ingin membatalkan pernikahan dan kembali dengan Daniel, ‘kan?”
Tracy menundukkan kepalanya dan tidak menjawab.
“Kamu ingin membatalkan pernikahan?” tanya Fincent sambil mengernyitkan keningnya, “Apa kamu
sudah mempertimbangkan konsekuensinya?”
“Konsekuensi apa?” Tracy menatap Fincent, akhirnya ia membahas poin pentingnya.
“Kamu begitu cerdas, tanpa perlu aku katakana, kamu juga pasti bisa mengerti.” Fincent tidak ingin
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmengatakannya, “Hari ini sampai di sini saja. Kamu pikirkanlah dengan baik, besok beri kami jawaban!”
Dia pun beranjak pergi sambil mengatakan kalimat itu...
“Suamiku.” Maggie memanggilnya, tetapi Fincent sama sekali tidak menoleh.
Meski merasa kesal, Maggie terpaksa mengikutinya pergi, hanya saja, sebelum pergi dia memelototi
Tracy sekilas dan memberi perintah pada Tamara, “Bawa dia pergi menemui Duke.”
“Baik.” Tamara mendekat dan berbicara pada Tracy dengan hormat, “Nona Tracy, silakan!”
Tracy bangkit berdiri dan mengikutinya keluar.
Naomi, Paula dan yang lainnya mengikuti dari belakang.
“Nona Tracy, tadi aku hanya menjalankan perintah, Anda tidak menyalahkanku, kan?”
Tamara merendahkan suaranya dan meminta maaf dengan hati–hati.
“Tidak akan.” Tracy menatapnya dengan dalam.
“Kak Paula, maaf.” Tamara pun meminta maaf pada Paula.
Paula hanya diam dan memelototinya dengan dingin.
Mereka pun tiba di depan kamar Duke, Tamara mengetuk pintu dan melapor dengan suara lembut, “Kak,
Nona Tracy sudah datang.”
Tidak berapa lama, pintu kamar pun terbuka, seorang pelayan wanita yang usianya lebih lua dan rambut
tersisir rapi berdiri di depan pintu sambil menilai penampilan Tracy dengan ekspresi tajam,
“Bibi Eva, dia adalah Nona Tracy,” ujar Tamara mengenalkan.
Pelayan wanita itu tidak mengatakan apa pun, dia membuka pintu dan mempersilakan Tracy masuk
Tracy melangkahkan kaki memasuki kamar, tetapi saat Naomi dan yang lainnya bersiap mengikutinya,
mereka malah ditahan oleh Eva, “Yang lain silakan menunggu di luar.”
“Kami....” Saat Naomi bendak berbicara, Tracy memberi isyarat tangan, akhirnya mereka tidak
mengatakan apa pun dan hanya bisa menunggu di luar.
Eva menutup pintu setelah membiarkan Tamara masuk.
“Apa–apaan ini.” Paula menggertakkan giginya dengan kesal, “Sebelumnya masih bersikap sungkan
pada kita, sekarang sikapnya langsung berubah drastis.”
“Ini karena mereka sudah mendapatkan kartu AS kita,” ujar Cecil dengan pelan.
“Kamu terlalu polos,” ujar Paula kesal, “Kartu AS apanya? Jelas–jelas telah terjadi sesuatu pada Tuan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmLorenzo, karena merasa Nona tidak memiliki dukungan lagi, maka sikap mereka pun menjadi lebih
arogan.”
“Masalah Tuan hanya sementara saja, dia akan segera kembali.” ujar Cecil kesal.
“Benar,” ujar pengawal wanita lainnya yang bernama Anne.
“Sudahlah,” tegur Naomi, “Tenanglah, jangan berdiskusi lagi.”
Di dalam kamar, Eva mengantar Tracy ke samping ranjang Duke.
Duke tertidur di atas ranjangnya, luka di tubuhnya sudah diobati, tetapi ada dokter dan perawat yang
mengelilinginya, juga ada empat pelayan wanita yang berdiri di sampingnya, melayaninya dengan hati–
hati.
Pemandangan seperti ini sudah hampir menyamai Raja pada zaman dahulu.
“Tuan Duke sedang tidur, antar Nona Tracy untuk mandi dan berganti pakaian dulu.”
Setelah Eva memberi perintah, dia pun meminta dokter, perawat dan bawahannya keluar.
“Baik.” Lalu, Tamara berkata pada Tracy dengan nada hormat, “Silakan, Nona Tracy.”
Kebetulan saat itu Tracy sudah merasa tidak nyaman, lalu dia pun pergi mengikuti Tamara.
Kamar mandinya sangat luas, air hangat untuk mandi juga sudah disiapkan.
Tamara melepaskan sepatu dan bersiap membantu Tracy mandi.