- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1282
Di saat ini, bulan di langit bersinar terang.
Malam hari di Bukit Haruna sisi selatan menjadi hening.
Daniel menggunakan segala cara sampai akhirnya berhasil menidurkan anak–anak. Ia berdiri dan
hendak pergi, tiba–tiba Carlos duduk dan berkata dengan suara rendah, “Papi, aku ingin bicara
denganmu.”
Daniel takut akan membangunkan Carles. Ia memberi kode tangan mengisyaratkan Carlos untuk
mengikutinya keluar.
Kedua ayah dan anak itu tiba di ruang kerja. Daniel melepaskan mantelnya dan memakaikan ke tubuh
Carlos, “Pakai yang agak tebal, jangan terkena flu,” ucapnya dengan perhatian.
Carlos yang berumur enam setengah tahun terlihat agak lucu dalam pakaian besar ayahnya. Mantel
yang besar menutupi tubuh kecilnya, hanya memperlihatkan kepala kecilnya. :
Carlos dapat merasakan kehangatan yang disalurkan dari pakaian itu, hatinya menjadi lebih nyaman.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtDaniel duduk di atas sofa, ia terbiasa menuangkan alkohol ke gelas untuk dirinya.
“Papi, tidak boleh minum alkohol.” Carlos lekas menghentikan, “Paman Ryan bilang, Papi baru sembuh
dari penyakit serius, tidak boleh minum alkohol.”
“Anak itu perlu dipukul.” Daniel memakinya.
“Sekarang kami bertiga sudah membentuk misi baru, yaitu mengawasi Papi agar tidak merokok dan
minum alkohol.” Carlos mengernyitkan kening, wajahnya tampak serius.
“.....” Daniel tak berdaya, “Ya sudah, tidak minum.”
la adalah ayah yang baik, yang memedulikan perasaan anaknya dan lebih peduli pemikiran mereka
terhadap dirinya, jadi sekalipun ia berpura–pura, ia tetap harus mengendalikan dirinya.
“Beberapa hari ini Papi terus sibuk di luar, tidak sempat memerhatikanmu.” Daniel mengulurkan tangan
ke arah Carlos, “Coba Papi lihat, apa kamu mengurus?”
Carlos mendekat dan memeluk Daniel, “Papi, aku kira tidak akan bisa bertemu denganmu lagi...”
ucapnya dengan suara serak.
“Dasar bodoh.”
Daniel mengelus rambut Carlos, hatinya sangat tersentuh. Sejak membawa anak–anak dari kilang
anggur di Bordeaux, ia langsung pergi menangani hal lain. Sama sekali tidak sempat mengobrol dengan
anak–anak.
Carles tak masalah, karena masih terus berada di sampingnya, tetapi Carlos dan Carla telah berpisah
dua bulan darinya. Mereka saling merindukan satu sama lain,
Beberapa waktu ini, Carlos terus mencemaskan keselamatan Papinya. Sekarang ketika melihat Papinya
baik–baik saja, akhirnya hatinya tenang.
Sedangkan Daniel, lebih merasa bersalah kepada kedua anak ini.
“Iya, iya.” Carlos menganggukkan kepala dengan suara serak, lalu bertanya, “Tapi, bagaimana dengan
Mami? Tadi Papi bilang, besok akan membawa kami bertemu Mami, apa benar?”
“Tentu saja benar.” Daniel mengusap kepalanya, “Kapan Papi pernah membohongimu?”
“Kalau begitu... Carlos menggigit bibirnya dan bertanya dengan berani, “Apa kita bisa menjemput Mami
pulang?”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Daniel terdiam sesaat, lalu berkata dengan suara rendah, “Selama Mami bersedia, maka tidak
masalah.”
“Mami dan Paman Duke seharusnya tidak menikah, kan? Jika tidak, ia tidak akan kembali ke sini.”
Walaupun Carlos masih kecil, tetapi logikanya sangat kuat, “Apa mereka sudah putus?”
Ketika mengungkit Duke, benak Daniel langsung teringat adegan di Bordeaux itu. Hatinya seperti
tertusuk, benar–benar tidak nyaman...
Tetapi ia tidak menunjukkannya di hadapan anak, melainkan berkata dengan tenang, “Benar, mereka
sudah putus.”
“Bagus sekali.” Carlos bersukacita, “Walaupun Paman Duke orang yang baik, tapi aku tetap berharap
Mami dan Papi bisa bersama.”
“Sudahlah, waktunya kamu istirahat.“ Daniel mengalihkan topik, “Besok pagi kita pergi ke Kota Yuling.”
“Iya, iya.” Carlos menganggukkan kepala dan berlari keluar dengan antusias,
Daniel menyunggingkan senyuman ketika melihat sosok punggu Carlos yang bahagia. Tetapi dengan
cepat, tatapanya kembali menjadi datar...
Mengulurkan tangan menuangkan setengah gelas alkohol, menggoyangkan gelas itu seolah sedang
memikirkan sesuatu….