- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1293
Daniel memelototinya dengan dingin, lalu naik ke mobil.
Ryan tahu dirinya tak mampu membujuknya, ia terpaksa pamit pada Dixon dan Amanda, lalu pergi ke d
apur berkata kepada Tracy,
“Nona Tracy, ada masalah di kantor. Kami harus kembali dulu. Nanti Thomas akan kemari dan mengan
tarkan kalian pulang.”
“Baiklah, kalian pergilah.” Tracy melirik sejenak Daniel yang berada di dalam mobil.
“Kalau begitu kami pergi dulu, sampai jumpa.” Ryan berpamitan dan berbalik badan.
Raut wajah Naomi berubah, ia lekas mengejar keluar dan menariknya, “Kalian mau ke mana? Bertemu
wanita itu?” tanya Naomi.
“Seharusnya bukan, mungkin ada masalah perusahaan.” Ryan juga tidak tahu ada masalah apa. “Seh
arusnya bukan??” Naomi langsung menangkap kunci utama ini, “Tampaknya, benar.”
….” Ryan tak tahu harus berkata apa.
“Benar–
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtbenar tak berubah.” Naomi memelototinya dengan dingin, “Kukira sudah berubah, ingin menjalin hubun
gan dengan Nona Tracy, tak disangka ia langsung pergi begitu ditelepon wanita.”
Ryan agak kehilangan kata–
kata, “Bukan begitu, astaga. Aku juga tidak tahu perusahaan ada masalah apa. Kamu jangan asal bicar
a.”
Ia menyadari Naomi yang biasanya kalem dan berlogika langsung marah–
marah di hadapannya. Sama persis dengan paula.
“Huh!” Naomi menendangnya, lalu pergi dengan marah.
“Ah!” Ryan memeluk lututnya sendiri, menahan sakit.
Terdengar suara klakson mobil, ia lekas mempercepat langkah menuju mobil. Menyetir mobil dan melih
at Naomi dari kaca spion, “Wanita benar–benar mengerikan!” desahnya tak berdaya.
“Dipukul?” Daniel tampak senang atas bencana yang dialami Ryan.
“Aku tidak melakukan kesalahan apapun, tapi malah dimarahi dan ditendang.” Ryan sangat sedih, “Di
mana aku bisa mendapatkan keadilan?”
“Wanita masih bisa memarahi dan memukulmu, artinya ia masih peduli denganmu.” Daniel berkata den
gan pelan, “Jika tidak memarahi dan memukulmu itu baru gawat.”
“Benarkah?” Ryan langsung sadar begitu mendengarnya, “Kalau begitu, di dalam hatinya ada
aku?”
“Omong kosong.” Daniel memutar mata ke atas, “Seharian matanya tak lepas darimu.”
“Hehe!” Ryan tersenyum bodoh.
“Benar–
benar membuatku iri.” Daniel mendesah, “Tetap jaga keadaan ini, sekarang adalah momen terindah…”
“Tapi sudah setengah tahun masih tidak ada perkembangan sedikit pun.” Ryan agak kecewa ketika me
mbicarakan ini, “Ia berbeda dengan Paula. Paula tampak lebih ramah. Anda tidak tahu….”
Ketika membicarakan ini, ia agak berantusias, “Semalam Hartono tidak pulang.”
“Iri ya?” Daniel menaikkan alis sambil tersenyum, “Malam ini kasih kamu juga bisa izin, juga tidak perlu
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmpulang.”
“Aku tak berani….” Wajah Ryan memerah, “Aku tidak pulang, itu tidak akan mungkin terjadi, ia tak semu
“Dasar tak berguna.”
Daniel malas bicara dengannya, ia menundukkan kepala memainkan ponselnya. Ketika melihat dokume
Tracy menaruh tulang iga dan bahan–
bahan makanan ke dalam panci, lalu duduk di halaman menikmati cahaya matahari sambil minum teh.
Ia teringat Daniel ketika melihat jejak ban mobil di halaman. Hatinya agak kecewa, mungkin ia pergi unt
Amberson itu, ‘kan? |
Begitu tak sabaran…
Memangnya tak bisa menunggu satu malam dulu?
“Nona Tracy, bagaimana jika malam ini kita pergi ke kota melihat–
lihat?” Naomi menyarankan, “Setelah menemani Tabib Hansen makan malam, mereka juga perlu tidur. J
anak–anak juga sudah tidur… lebih baik…”
“Bilang saja jika kamu ingin mencari Ryan.” Tracy menatapnya.
“Tidak.” Naomi lekas menjelaskan, “Masalah utamanya adalah susu Tini, Wini, Biti sudah habis. Kebetu