- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1296
“Lebih cantik dari foto, ‘kan?”
Tracy tahu sebelum Frisca bertemu dengannya, seharusnya ia sudah pernah memeriksa latar belakan
gnya.
“Maaf!” Frisca menundukkan kepala minta maaf, “Aku bukan bermaksud ingin menyelidikimu, hanya sa
ja aku penasaran dengan wanita di Paris waktu itu, jadi aku meminta orang memeriksanya dan menget
ahui Anda tanpa sengaja, makanya….”
“Orang yang tahu identitasku hanya sedikit.” Tracy menyesap seteguk teh dan berkata dengan tenang,
“Nona Frisca begitu mudah tahu identitasku. Benar–benar tak mudah, ya!”
“Ini….” Raut wajah Frisca menegang sesaat, lalu ia meminta maaf lagi, “Aku tidak ada niat buruk, hany
a penasaran. Semoga Nona Tracy tidak menyalahkannya.”
Tracy tersenyum dan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmenatapnya, “Nona Frisca mencariku bukan untuk mentraktirku minum teh saja, ‘kan?”
“Aku hanya ingin berteman dengan Nona Tracy.” Frisca mengangkat teh bersulang kepada Tracy.
“Nona Frisca bisa langsung berterus terang.” Tracy melirik jam tangannya.
“Karena Nona Tracy sedang buru–buru, maka aku langsung berterus terang saja.”
Frisca meletakkan teh dan membuat gestur tangan.
Kedua pengawal lekas mengeluarkan sekotak
silver. Begitu kotak itu dibuka, di dalamnya ada sebuah dokumen.
“Ini adalah kontrak kerja sama proyek Stadion Paris. Ada orang yang mengundangku untuk mengantik
an posisi sahammu.” Frica memandangnya sambil tersenyum dan berkata dengan penuh arti…
“Walaupun keluarga Amberson kami bermaksud memperluas bisnis keluarga dan aku sangat tertarik d
engan proyek ini, tapi aku tidak suka merebut, jadi aku ingin bertanya pada Nona Tracy, bagaimana me
nurutmu mengenai kerja sama ini?”
Mata Tracy melihat ke arah bawah, keningnya agak berkerut. Sungguh sebuah kalimat bermakna gand
a…
“Jika Nona Tracy ingin melanjutkan proyek ini, aku akan menolaknya dengan sopan. Jika Nona Tracy s
eperti yang mereka katakan, berencana mengundurkan diri. Maka aku berencana untuk berpartisipasi
….”
Frisca menuangkan segelas teh untuk Tracy dengan elegan, “Semuanya, diputuskan oleh Nona Tracy!
”
Tracy menatap gelas teh itu. Ia tak bicara, tentu saja ia tahu maksud Frisca….
Pertanyaan ini tersirat motif lain.
Wanita ini, baik dari pola pikir dan otaknya, benar–benar beratus kali lipat lebih baik daripada wanita–
wanita yang pernah ditemuinya itu.
“Nona Tracy?” Frisca sedang menunggu jawaban Tracy.
“Entah aku melanjutkan proyek ini atau tidak, tidaklah penting….” Tracy mengambil gelas teh itu dan b
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmerkata dengan acuh tak acuh, “Aku belum mengundurkan diri, sudah ada orang yang tak sabar mengg
antikan posisiku. Tindakan ini benar–benar menyebalkan!”
Ucapan sederhana ini membuat Frisca tertegun. Ia memandang Tracy yang penuh dengan berbagai m
akna rumit…
“Tidak seharusnya Nona Frisca datang bertanya padaku, seharusnya tanya kepada orang bersangkutan
“Kompetisi secara adil?” Frisca agak terkejut, “Anda berpikir demikian?”
“Aku suka hal–
hal yang terlihat. Semuanya terpapar dengan jelas dan adil, serta mengakui kekalahan. Tentu saja, jika
Ucapan Tracy ini sangat terus terang, nada bicaranya tampak sederhana, tetapi sebenarnya ucapan itu
“Baik, aku paham.” Frisca menganggukkan kepala tersenyum, “Aku sangat mengagumi Nona Tracy. Aku
Ucapan ini tampak sangat sungkan, sebenarnya juga terpancar ketangguhan tertentu.
“Bagus sekali!” Tracy menaikkan satu alisnya, “Semangat!”
Setelah bicara, ia meletakkan gelas teh, “Terima kasih atas tehnya, lain kali aku yang traktir!”
““Mari aku antar.” Frisca juga lekas berdiri mengantarnya.
“Tidak perlu.” Tracy melangkahkan kaki pergi, sosok belakangnya tampak tenang dan elegan.