- Novel-Eng
- Romance
- CEO & Rich
- Billionaire
- Marriage & Family
- Love
- Sweet Love
- Revenge
- Werewolf
- Family
- Marriage
- Drama
- Alpha
- Action
- Adult
- Adventure
- Comedy
- Drama
- Ecchi
- Fantasy
- Gender Bender
- Harem
- Historical
- Horror
- Josei
- Game
- Martial Arts
- Mature
- Mecha
- Mystery
- Psychological
- Romance
- School Life
- Sci-fi
- Seinen
- Shoujo
- Shounen Ai
- Shounen
- Slice of Life
- Smut
- Sports
- Supernatural
- Tragedy
- Wuxia
- Xianxia
- Xuanhuan
- Yaoi
- Military
- Two-dimensional
- Urban Life
- Yuri
Bab 1299
Frisca menyuruh pengawalnya mundur dan langsung menaiki mobil Daniel.
Ryan yang duduk di kursi penumpang depan tertegun. Mobil ini tidak pernah diduduki wanita lain, selain
Tracy dan pengawalnya.
Daniel sedikit mengernyitkan kening, tetapi ia tak berkata apa–apa.
Setelah pintu mobil ditutup, Frisca baru menyadarinya, “Maaf, sepertinya aku langsung naik. mobil tanpa
persetujuan Anda. Aku hanya tidak ingin membawa banyak orang, rasanya terlalu berlebihan.”
“Tidak apa.” Daniel menyunggingkan senyuman, “Beri tahu dia alamatnya.”
“Iya, di pantai laut utara….” Frisca lekas memberitahu alamat kepada sopir.
Mobil perlahan–lahan melaju menuju lokasi tujuan.
Daniel melirik kaca spion, ia melihat pengawal keluarga Amberson tidak mengikutinya, “Dengar dengar
ayahmu adalah orang yang sangat waspada, para pengawal pun sudah terlatih profesional. Kamu
sendirian naik mobilku, mereka tidak cemas?” tanya Daniel basa–basi.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Pergi bersama Anda lebih aman dari tempat mana pun.”
Ketika Frisca bicara, ia selalu memandang Daniel dengan lembut, matanya penuh dengan rasa suka
dan rasa kagum. Suaranya juga sangat lemah lembut, sangat enak didengar.
Daniel teringat Tracy, rasanya wanita itu tak pernah memandang dirinya seperti itu, juga tak pernah
bicara selembut itu kepadanya. Kalau bukan galak, ya berkelahi, kalau tidak, tak bersuara sama
sekali…
Kadang–kadang ia mencurigai, apakah di dalam hatinya sudah tak ada dirinya?
“Itu Bar Kaisar, ‘kan? Sepertinya aku tak pernah ke sana.” Frisca menunjuk papan berkerlap kerlip itu,
“Bar ada di mana–mana, ini adalah bisnis sedunia. Negara Korea juga ada.” ucapnya dengan antusias.
Daniel melihat papan Bar Kaisar. Ia teringat masa lalu, sejak pertama kali ia resmi bertemu Tracy,
diperas dan dipaksa Tracy untuk menandatangani perjanjian utang….
Tracy yang waktu itu, walaupun galak, namun sangat menggemaskan.
Tidak seperti sekarang, wanita itu mulai menyembunyikan perasaannya. Menjadi lebih dingin dan
hening, seolah apa pun cara yang dilakukannya, tetap tak dapat menyentuh hati wanita itu…
“Mobil Nona Tracy!” Ryan tiba–tiba berseru.
Daniel tertegun sejenak, ia memincingkan mata dan memastikan. Ternyata, mobil yang ia minta Thomas
berikan untuk Tracy sedang terparkir di depan pintu Bar Kaisar….
Wanita itu, penyakit lamanya kambuh lagi!
“Pergi lihat.” Daniel tiba–tiba memerintah.
“Baik.” Pengawal lekas memutar arah menuju bar.
“Kita tidak ke pantai utara?”
Frisca agak terkejut. Tak disangka segala yang telah disiapkannya hancur berantakan dengan mudah.
“Lain kali saja.” Daniel menjawab dengan datar.
“Baiklah.” Frisca agak kecewa, tetapi ia tetap menyunggingkan senyuman dan berkata dengan rendah
hati, “Kalau begitu, kalian turunkan aku di pinggir jalan, aku akan meminta pengawalku menjemputku.”
“Sama–sama saja.” ucap Daniel. “Bukankah kamu belum pernah ke sana? Kamu bisa melihat lihat.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Iya, baiklah!”
Frisca kegirangan, ia mengira Daniel ingin mencari Tracy dan akan menurunkannya begitu saja. Tak
disangka, ia juga dibawa ke sana.
Mobil masuk ke dalam gerbang Bar Kaisar, manajer lekas menyambutnya, “Presdir Daniel, sudah lama
Anda tidak kemari.”
Ryan melihat wajah yang asing, “Mana Danny?” tanyanya.
“Kak Danny libur kerja, ia sekarang bekerja dari tengah malam hingga pagi hari, agar pagi hari dapat
menjaga istrinya.” Manajer berkata sambil tersenyum, “Kak Ryan, Anda masih ingat aku? Dulu aku juga
mengikuti Kak Danny.”
“Iya.” jawab Ryan, lalu membuka jalan dengan pengawal lainnya.
Daniel membawa Frisca masuk ke dalam. Didalam bar itu penuh dengan kerumunan orang, lampu–
lampu berkerlap–kerlip, tetap ramai seperti dulu.
Daniel melihat sekeliling, tak menemukan sosok Tracy.
Ryan tahu maksudnya, ia lekas bertanya kepada manajer tadi, “Apa kamu melihat Nona Tracy?”
“Nona Tracy yang mana?” Manajer baru itu sama sekali tidak mengenal Tracy.